Kredit dan Permintaan Utang Rumah Tangga Melonjak di September 2022

Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan Penawaran dan Pembiayaan Perbankan September 2022 melaporkan, angka penyaluran kredit hingga permintaan pembiayaan melalui utang atau kredit oleh rumah tangga tumbuh positif.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Okt 2022, 14:50 WIB
Ilustrasi Utang. Dok Kemenkeu

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan Penawaran dan Pembiayaan Perbankan September 2022 melaporkan, angka penyaluran kredit hingga permintaan pembiayaan melalui utang atau kredit oleh rumah tangga tumbuh positif.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengatakan, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada September 2022 terindikasi tumbuh positif. Ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 56,8 persen.

"Adapun faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut yaitu prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta permintaan pembiayaan dari nasabah," ujar Junanto, Selasa (18/10/2022).

Di sisi lain, ia menambahkan, untuk keseluruhan periode kuartal III 2022, penawaran penyaluran kredit baru juga diprediksi tumbuh positif, meski sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru juga terindikasi tumbuh positif pada September 2022. Junanto menyampaikan, mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan, meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

"Jenis pembiayaan yang diajukan rumah tangga mayoritas berupa Kredit Multi Guna. Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi responden untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain leasing dan leasing," paparnya.

Catatan lainnya, permintaan pembiayaan korporasi pada September 2022 juga terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 18,4 persen, lebih tinggi dari SBT pada bulan sebelumnya sebesar 17,9 persen.

"Kebutuhan pembiayaan tersebut terutama dipenuhi dari dana sendiri yang masih menjadi mayoritas sumber pembiayaan, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik yang keduanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya," tutur Junanto.


Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Nilainya Jadi USD 397,4 Miliar

Ilustrasi utang Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2022 kembali menurun.

Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2022 tercatat sebesar USD 397,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 400,2 miliar.

Perkembangan utang Indonesia tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta.

Secara tahunan, posisi ULN Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1 persen (yoy).

"ULN pemerintah pada Agustus 2022 melanjutkan tren penurunan. Posisi utang pemerintah pada Agustus 2022 sebesar USD 184,9 miliar dolar, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar USD 185,6 miliar dolar," terang Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan, Senin (17/10/2022).

Junanto menjelaskan, secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi sebesar 10,9 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juli 2022 yang sebesar 9,9 persen (yoy).

"Penurunan utang pemerintah terjadi akibat adanya penurunan pinjaman seiring dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas," ujar dia.

Sementara itu, ia melanjutkan, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) secara neto mengalami kenaikan posisi seiring dengan peningkatan inflow pada SBN domestik.

Menurutnya, itu mencerminkan kepercayaan investor asing yang tetap terjaga di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Junanto menambahkan, penarikan ULN yang dilakukan di Agustus 2022 tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5 persen dari total ULN pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,6 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2 persen), sektor konstruksi (14,2 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,7 persen).

"Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," imbuh Junanto.


Utang Swasta

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Utang swasta juga melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN swasta pada Agustus 2022 tercatat sebesar USD 204,1 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 206,1 miliar.

Secara tahunan, utang swasta terkontraksi 2,0 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2 persen (yoy).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing sebesar 3,6 persen (yoy) dan 1,6 persen (yoy). Antara lain karena pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 77,5 persen dari total ULN swasta.

"Utang tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,1 persen terhadap total ULN swasta," jelas Junanto.

Infografis Para Pengutang BLBI yang Sudah Dipanggil (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya