Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Senin 17 Oktober 2022, beredar sebuah video yang memperlihatkan kekerasan dan bullying oleh segerombolan pelajar terhdap pelajar lain. Video tersebut pun viral di dunia maya.
Dalam video tersebut terlihat bahwa ada perkelahian yang tak seimbang karena sang pelaku bersama teman-temannya sedangkan korban hanya sendiri.
Advertisement
Jika dilihat dalam video viral, kepala dan punggung korban dipukuli namun korban tidak berani melawan dan hanya melindungi kepala dengan tangannya. Lalu pelaku lain sempat menendang korban beberapa kali, namun korban tetap tidak melawan.
Netizen yang melihat pun sangat merasa kesal dengan kejadian tersebut, beberapa netizen pun berkomentar sebagai berikut:
“Mohon diterbitkan pendidikan moral agar siswa siswi aman menuntut ilmu pendidikan,” tulis akun @ZAhadazai.
“Polisi harus segera menangkap pelaku penganiayaan ini,” tambah akun @wong_ndeso579 sambil menge-tag beberapa akun milik lembaga kepolisian.
"Pelaku harus di hukum tanpa perdamaian diatas materai.. hukum sesuai dg perbuatannya. Apabila semua di selesaikan dg materai dimana2 akan terjadi penganiayaan seperti itu, krn dianggap tdk ada hukum di negri ini,” tulis akun @BOCAHAN80042177.
Agar kejadian kekerasan tidak terulang lagi, hukum harus ditegakkan sesuai dengan sebagaimana mestinya. Selain itu ada beberapa pihak yang mungkin juga dapat membantu agar perilaku buruk tersebut dapat dihilangkan atau diubah menjadi lebih baik, yaitu pihak keluarga dan lingkungan menempuh pendidikannya seperti guru.
Berikan Kasih sayang dan Hindari Kekerasan
Dilansir American Psychological Asosiation, penelitian menunjukkan bahwa kekerasan sering kali dipelajari sejak dini. Artinya, orang tua dan anggota keluarga memiliki peran penting untuk mendidik anak agar belajar mengatasi emosi tanpa kekerasan. Berikut ini cara mengurangi prilaku tindak kekerasan yang dimiliki anak:
1. Berikan kasih sayang dan perhatian yang konsisten
Setiap anak membutuhkan hubungan yang kuat dan penuh cinta dengan kedua orang tuanya. Supaya mereka bisa merasa nyaman dan percaya.
Anak yang perilakunya bermasalah dan melakukan kenakalan biasanya memiliki orang tua yang kurang memberikan perhatian kepada mereka, terutama di usia dini. Dengan begitu, si anak tidak bisa memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain dengan benar.
2. Jangan Mengalah dengan Anak yang Berperilaku Kasar
Saat anak berperilaku kasar, jangan beri toleransi dan mengalah terhadap perilakunya. Apabila orang tua menoleransi anak yang marah karena keinginannya tidak terpenuhi, kelak dia akan menggunakan cara serupa hingga keinginannya tercapai.
Advertisement
Selalu Mengawasi Anak
3. Mengawasi anak
Selalu awasi aktivitas anak. Ketika orang tua tidak bisa mengawasi anak, mintalah seseorang yang dipercaya untuk mengawasi kegiatan mereka.
Orang tua juga perlu menemani anak bermain dan melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan teman-temannya. Jika ada sesuatu yang tidak baik jadi orang tua dapat dengan cepat memberikan ajaran yang lebih baik sebelum terlambat agar sifat buruk belum tertanam lebih dalam.
Ajarkan anak mengenai respon yang tepat ketika teman atau orang lain mengganggu dan memukul mereka. Katakan, "Itu bukan perilaku yang biak. Jangan dicontoh ya."
4. Jauhkan tindak kekerasan dari rumah
Kekerasan di dalam rumah bisa menakutkan dan berbahaya bagi anak. Anak-anak butuh rumah yang aman dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumah memang nggak selalu menjadi pelaku kekerasan. Tapi kemungkinan mereka akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Karena apa yang dia lihat dapat ia lakukan jika dia menghadapi keadaan yang sama.
Hindari Tontonan yang Agresif
5. Jangan beri anak tontonan yang menampilkan kekerasan
Perilaku kasar dan pemarah bisa terbentuk karena anak meniru apa yang mereka lihat dari tontonan di televisi maupun gawai. Hindari tontonan tersebut sedari dini untuk membantu anak mengurangi perilaku kasarnya.
Selalu ajarkan anak untuk menanggapi dengan kata-kata yang tenang dan tegas ketika mereka diganggu seperti dihina, diancam, atau dipukul. Jelaskan juga, jangan menggunakan kata-kata yang bisa memicu kekerasan, seperti membuat orang lain sakit hati.
6. Konsisten dengan aturan yang dibuat
Bila orang tua sudah membuat aturan dan menetapkan sanksi, maka lakukanlah sesuai dengan ketentuan yang dibuat. Jangan terlalu sering memberi anak toleransi jika melanggar peraturan.
Semakin sering kamu memberinya toleransi, semakin sering anak akan mengganggap remeh aturan dan menjadi makin sulit diatur.
Advertisement