Alasan Audisi PB Djarum 2022 Hanya Digelar Satu Kali di Kudus

Audisi PB Djarum 2022 digelar dengan gaya baru dan juga hanya digelar di Kudus. Peserta membludak hingga lebih dari 2.300 atlet muda.

oleh Defri Saefullah diperbarui 18 Okt 2022, 20:00 WIB
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin (dok: PB Djarum)

Liputan6.com, Jakarta Audisi PB Djarum 2022 digelar dengan format yang berbeda. Audisi pencarian pebulu tangkis muda berbakat seluruh Indonesia ini biasanya menyambangi beberapa kota di Indonesia.

Namun untuk Audisi Umum PB Djarum 2022 dipusatkan di kota Kudus, dimana GOR Jati bakal jadi pusat pemilihan dan audisi para pemain bulu tangkis muda berbakat usia 11 dan 13 tahun. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin menjelaskan kalau pandemi masih memengaruhi keputusan untuk pusatkan kegiatan di satu kota saja.

"Kondisinya saat ini barusan pandemi. Kita mulai melakukan persiapan sejak Juni, mulai aktif. Jadi kalau kita mau sebar agak khawatir juga. Untuk tahun ini satu kota dulu," kata Yoppy menjelaskan.

"Tahun depan kalau pandemi sudah gak ada lagi. Kita akan gelar lagi di kota-kota lain. Tapi yang pasti yang pertama Kudus dulu."

Audisi PB Djarum biasanya memang digelar di beberapa kota. Surabaya, Pekalongan dan beberapa kota lain kerap mendapatkan giliran untuk menampung animo pemain bulu tangkis belia yang ingin meraih mimpi jadi pebulu tangkis dunia.

 


Menurun

Ketua atlet putri Tim pencari Bakat Audisi PB Djarum Kudus 2022, Yuni Kartika (dok: PB Djarum)

 

Di sisi lain, peserta Audisi PB Djarum 2022 untuk kategori putri tahun ini menurun. Menurut Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat, Yuni Kartika, tahun ini jumlah peserta dari putri hanya seperempat dari total peserta.

"Kalau kualitas peserta, tentu kita baru tahu besok saat Audisi dimulai. Namun untuk tahun ini, peserta dari putri hanya seperempat dari biasanya sepertiga. Jadi bisa dikatakan putri hanya 25 persen dari total peserta, sedangkan putra 75 persen," kata Yuni.

"Dibilang happy tentu enggak. Tapi dari 25 persen itu, kita tetap berharap bisa menemukan bibit-bibit berbakat yang bisa mengharumkan nama bangsa. Melihat trek tunggal putri, ada beberapa atlet yang pernah lolos audisi dan masuk pelatnas. Jadi masa depan mereka tentu bagus, tapi bagaimana hasilnya tentu lihat mulai besok."

 


Legenda Bulu Tangkis

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin bersama jajaran Tim Pencari Bakat dan Legend Bulutangkis diantaranya Liem Swie King, Susy Susanti, Alan Budikusuma, Liliyana Natsir, Hastomo Arbi, Richard Mainaky dan lainnya. (Dok: PB Djarum)

 

Legenda bulu tangkis Indonesia bakal memantau langsung pemanduan bakat di Audisi PB Djarum 2022. Beberapa diantaranya yaitu Maria Kristin, Ivana Lie, Susi Susanti, Lius Pongoh, Liliyana Natsir, Minarti Timur, Hariyanto Arbi dan Alan Budi Kusuma.

"Total ada 15 legenda bulu tangkis plus 4 pelatih kita. Kita berharap ada sudut pandang tertentu yang bisa memberi knowledge kepada pemain. Itu terbukti," kata Yoppy.

Ketua Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto, membenarkan Audisi Umum tahun ini menerapkan sistem penilaian yang cukup ketat.Berbeda dengan Audisi Umum terakhir di tahun 2019, kali ini akan ada dua tahap screening, yaitu bermain lima menit pada 19 Oktober dan bermain 10 menit pada 20 Oktober 2022. Perbaruan ini bertujuan agar kualitas atlet dapat terlihat dengan jelas.

Setelah tahap screening, proses seleksi berlanjut ke tahap turnamen dari tanggal 21 Oktober hingga 23 Oktober 2022. Untuk kategori putra, para semifinalis di kelompok usia U-11 dan U-13 akan masuk ke tahap karantina. Sementara di sektor putri, mereka yang berhak melaju ke tahap karantina adalah yang berhasil masuk ke babak final turnamen.

Proses seleksi pada Tahap Karantina ini cukup berbeda dibanding Audisi Umum tahun-tahun sebelumnya dari yang semula hanya satu minggu menjadi tiga minggu. Selama rentang waktu tersebut, calon atlet PB Djarum akan dinilai melalui tiga aspek yakni tes fisik, tes kesehatan dan psikotes.

Tes fisik dilaksanakan guna mengukur daya tahan atlet dalam bertanding dan tes kesehatan untuk melihat apakah atlet rawan cedera atau tidak. Sementara psikotes terbagi menjadi dua, yakni tes penalaran untuk mengukur taraf kecerdasan dan tes sosio-emosional sebagai tolak ukur kondisi sosio-emosi atlet dalam memecahkan permasalahan. Rangkaian tes bagi para atlet tersebut nantinya menjadi salah satu bahan pertimbangan Tim Pencari Bakat untuk meloloskan para atlet sebagai atlet PB Djarum, serta panduan bagi pelatih dalam menyusun program pembinaan.

“Kami berharap dengan berbagai elemen yang diterapkan dari jajaran Tim Pencari Bakat pada Audisi Umum PB Djarum 2022 ini, kami bisa mendapatkan atlet berkarakter yang memiliki bakat dan skill mumpuni serta semangat juang dan mental sebagai calon juara," kata Sigit.

 


Syarat Lolos Atlet Putra dan Putri

 

Koordinator Atlet Putra Tim Pencari Bakat, Fung Permadi mengungkapkan hal mendasar yang harus dipenuhi calon atlet untuk lolos beasiswa PB Djarum. Diantaranya adalah atlet yang sudah memiliki teknik bermain yang cukup baik, memiliki jiwa pantang menyerah, serta kepandaian ketika bertanding di atas lapangan.

“Ditambah dengan feeling atau touch dalam pukulan-pukulan. Karena untuk membina seorang atlet, kualitas untuk menjadi seorang atlet dunia itu semuanya harus komplit dan tidak memiliki suatu kelemahan yang menonjol. Tapi untuk atlet usia dini kan perkembangan dan pembinaan waktunya masih panjang di karantina nanti kita lihat bagaimana konsistensinya dalam berlatih dan menjaga semangatnya. Karena kalau waktunya terlalu pendek itu kita tidak bisa melihat hal itu,” ungkap Fung.

Senada dengan hal tersebut, Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat, Yuni Kartika, berucap bahwa konsistensi dan teknik mumpuni ditopang dengan semangat juang serta mental yang kokoh merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh calon atlet PB Djarum. Ia menegaskan bahwa pembinaan atlet usia dini serta menempa talenta dan mental atlet setidaknya butuh waktu 10 tahun, sampai mereka siap membela nama bangsa di kancah dunia.

“Selain itu kriteria lainnya adalah bakat, footwork, pukulan, dan kepandaian. Diharapkan atlet tersebut nantinya dapat konsisten dan memiliki kemauan serta impian yang kuat untuk menjadi juara di kelompok usianya lalu berlanjut menjadi juara di kejuaraan internasional. Kenapa konsisten? Karena jangka waktunya untuk mereka menjadi juara dunia itu panjang,” tutur Yuni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya