Liputan6.com, Tarakan - Ratusan massa pengunjuk rasa yang terdiri dari mahasiswa dan petambak, Selasa (18/10/2022) siang turun ke jalan. Ratusan massa aksi tersebut menggelar unjuk rasa di kawasan Simpang Tiga GTM Tarakan, Kalimantan Utara menuntut permasalahan harga udang yang semakin anjlok.
Dalam aksinya, selain membentangkan berbagai spanduk dan poster berisi tuntutan, juga beberapa perwakilan massa aksi menyampaikan orasinya. Mewakili para petambak, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara, Nur Hasan mengatakan, aksi ini dipicu oleh permasalahan harga udang.
"Harga jual udang dari nelayan atau petambak di Tarakan dan Kaltara umumnya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, padahal di daerah lain cukup tinggi dan stabil," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai salah satu hasil unggulan nelayan atau petambak, harga udang saat ini tidak sesuai harapan para petambak.
"Sejak tahun 2019 sampai saat ini harga udang rendah, per kilo hanya dihargai Rp.145.000 padahal daerah lain mencapai Rp185.000," jelas Nur Hasan.
Dengan rendahnya harga jual udang ini tentunya sangat merugikan petambak. Untuk itu ia meminta agar pemerintah turun tangan mengatasi masalah tersebut.
"Kami sudah beberapa kali, bahkan empat kali menemui pemerintah daerah (Walikota), namun justru setelah pertemuan harga udang menurun. Rencana kami akan segera menemui pemerintah propinsi (Gubernur) agar mendapat perhatian," ucapnya.
Sedangkan perwakilan massa dari mahasiswa pada aksi kali ini menyampaikan tiga tuntutan.
"Ada tiga tuntutan yang kami sampaikan pada aksi ini. Pertama pemerintah daerah baik Walikota dan Gubernur segera merealisasikan tuntutan massa aksi, kedua pemerintah bertanggung jawab atas harga udang saat ini, dan ketiga meminta pemerintah menandatangani surat perjanjian yang telah kami buat, terkait solusi jangka pendek atas permasalahan harga udang," ungkap Presiden BEM UBT, Ainulyansyah.
Disisi lain, jalannya aksi unjuk rasa kali ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia menjelaskan, pihaknya melakukan pengawalan dengan menerjunkan personilnya guna mengantisipasi kemungkinan terjadi provokasi pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Personil kami dari Polres yang turun mengawal aksi ini sebanyak 235 personil, dan juga mendapatkan bantuan satu kompi dari Brimob Polda Kaltara, sehingga jumlahnya lebih kurang 400 personil," jelas Taufik.
Sedangkan jalannya aksi unjuk rasa sendiri berjalan tertib hingga massa aksi membubarkan diri. Namun massa aksi juga berjanji akan kembali menggelar aksi serupa jika tuntutannya tidak segera terealisasi.
Simak juga video pilihan berikut: