Kabar Duka, Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko Meninggal Dunia

Kabar duka datang dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Wakil Ketua KNKT Haryo Sarmiko dikabarkan meninggal dunia.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 19 Okt 2022, 06:54 WIB
Ilustrasi duka cita

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Wakil Ketua KNKT Haryo Sarmiko dikabarkan meninggal dunia.

Haryo Satmiko dikabarkan mengehembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Timur.

Selanjutnya, almarhum akan dimakamkan di Purwakarta, Jawa Barat. Kendati begitu, belum ada keterangan penyebab Haryo Satmiko meninggai dunia.

"Berita Duka, telah meninggal dunia Bapak Haryo Satmiko (wakil ketua KNKT) di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dan akan di makamkan di Purwakarta Jawa Barat, mohon maafkan kesalahannya," tulis keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (19/10/2022).

Sebelum dimakamkan, pria kelahiran 6 Mei 1965 ini disebut akan disemayamkan lebih dulu di kediamannya di daerah Perwakarta. Tepatnya, di Desa Cibening, Kecamatan Bungunrsari, Kabupaten Purwakarta.

Menurut catatan Liputan6.com, Haryo Satmiko pernah terlibat dalam investigasi kecelakaan KM Sinar Bangun yang menewaskan ratusan orang. Selain itu, ia juga terlibat dalam kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air.

 


KNKT Ungkap Kecelakaan Truk Pertamina

Polisi Olah TKP Insiden Tabrakan Maut Cibubur, Jalan Transyogi Disterilkan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan salah satu penyebab kecelakaan truk tangki Pertamina di Cibubur pada Juli 2022 lalu karena rem blong. Faktornya ada kebocoran angin sebagai sistem pengereman.

Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan, menerangkan kalau kegagalan sistem pengereman ini imbas dari adanya tambahan klakson yang digunakan. Akar masalahnya, tambahan klakson ini mengambil modal angin dari sumber yang sama untuk pengereman.

Alhasil, sumber angin dari kompresor dibagi kepada dua sumber, yakni rem dan klakson. Wildan menemukan ada celah kebocoran dari pemasangan klakson tambahan tersebut.

Dengan begitu, pengisian angin dari kompresor ke penampung menjadi lebih lama dari biasanya. Ini jadi salah satu penyebab tekornya angin untuk pengereman truk Pertamina.

"Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem. Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem dan mempercepat berkurangnya angin pada tabung angin," ujarnya dalam Konferensi Pers, Selasa (18/10/2022).

 


Keadaan Fatal

Petugas gabungan telah melakukan proses evakuasi truk tangki Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur, Jakarta Timur. (Foto: Nur Habibie/Merdeka.com).

Dia menerangkan, keadaan fatal pada truk adalah jika tabung angin tidak terisi penuh, maka akan mengganggu sistem pengereman. Di sisi lain, kondisi kampas rem yang tidak baik juga jadi penyebab kecelakaan tersebut.

Wildan menemukan adanya jarak kampas rem yang terlalu jauh, sehingga pengereman tidak terjadi maksimal. "Travel stroke 2,6 mili, idealnya 0,4-0,8 mili. Jika tercapai maka tenaga sekali injakan 0,3 bar," kata dia.

"Pengemudi sekali nginjek rem, dia buang angin terlalu banyak, ngisinya lama, buangnya cepet, maka dia akan berhadapan dengan risiko dimana dia dipaksa dua tiga kali injekan dia akan tekor (anginnya)," terang Wildan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya