Kemenparekraf Naikkan Target Pergerakan Wisatawan Domestik hingga 1,4 Miliar pada 2023

Kemenparekraf menyiapkan strategi untuk menarik minat wisatawan lokal agar berwisata di Indonesia saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2022, 11:03 WIB
Benteng Amsterdam di Desa Wisata Negeri Hila, Maluku. (Tangkapan Layar Website Resmi Negeri Hila/hila.desa.id)

Liputan6.com, Jakarta - Optimisme terlihat di sektor pariwisata meski resesi ekonomi global membayangi. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan menaikkan target pergerakan wisatawan dalam negeri hingga 1,4 miliar kali pada 2023, meningkat dua kali lipat dari angka kunjungan wisatawan nusantara pada 2022 sebesar 700 juta orang.

"Target kami itu mereka membuang uang Rp1 juta per orang. Ketika ada Rp1 juta yang dikeluarkan untuk berwisata, harapan kami ada Rp1.400 triliun berputar di Indonesia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf, Dwi Marhen Yono.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pihaknya menyiapkan beragam terobosan untuk menarik minat masyarakat agar mau berwisata di Indonesia aja. Langkah pertama adalah memperbanyak waktu libur.

"Alhamdulillah kemarin sudah ada 14 libur bersama yang sudah ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Menpan RB. Itu menjadi poin orang untuk liburan di Indonesia saja," kata Marhen saat berkunjung ke SCTV Tower, Senayan, Senin, 17 Oktober 2022.

Selanjutnya, Kemenparekraf menghadirkan program promosi pariwisata Beli Kreatif Desa Wisata (BetiDewi). Caranya adalah dengan mempersiapkan 100 desa wisata yang layak 'dijual' melalui travel agent, termasuk online travel agent (OTA), sebagai pilihan menu orang-orang yang berwisata di dalam negeri.

Mengarahkan liburan ke desa wisata juga sesuai dengan sejumlah riset. Salah satunya hasil penelitian Kuala Lumpur University yang menyebut ada perubahan paradigma wisatawan yang dulu memilih ke tempat ramai, setelah pandemi sekarang memilih ke pedesaan. Data Jadesta mencatat ada sekitar 3.000 desa wisata bisa dikunjungi

"Untuk percontohan, kami ada 100 dulu," ujar Marhen, dikutip dari merdeka.com.

 


Potensi Ekonomi

Pemandangan foto udara Perkebunan Kebun Teh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/5/2020). Meski Pemkab Bogor memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni namun wisatawan tetap memadati kawasan wisata kebun teh. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bila ke-3000 desa wisata sudah benar-benar siap dan layak dikunjungi, hal itu akan mendatangkan manfaat ekonomi yang besar yang bisa membantu pertumbuhan di desa-desa wisata. "Gambarannya ketika ada 3.000 desa wisata, masing-masing datang tamu 20, ada uang berputar Rp500 ribu satu orang itu, ada Rp10 juta per hari. Kali 3 ribu desa ada Rp11 triliun uang berputar di desa-desa wisata tadi," jelas Marhen.

"Jadi Alhamdulillah, mulai dari akses fasilitas termasuk atraksi sudah on the track lah sudah menuju ke titik yang benar. Ada beberapa memang infrastruktur yang belum siap, tapi yang kita siapkan 100 ini mereka rata-rata sudah siap," sambung dia.

Selain desa wisata, ada juga program PAK WISNU yaitu Paket Wisata Nusantara. Paket wisata itu untuk menawarkan banyak alternatif atraksi bagi wisatawan saat berlibur.

"Jika ada wisatawan yang mau berlibur ke Papua, akan ditawarkan misalnya tiga paket menarik di Papua. Ketika mau ke Kalimantan Barat ada tiga paket menarik. Itu ada 100 paket wisata menarik di Nusantara yang rata-rata ada tiga yang kita pilih menjadi paket wisata menarik," katanya.

 


Stigma Mahal

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf, Dwi Marhen Yono. (dok. Emtek)

Mahren tak menampik bahwa sebagian masyarakat Indonesia menganggap berlibur di Indonesia mahal. Hal itu didasari karena wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga berimbas pada biaya.

Pemerintah saat ini memfokuskan promosi untuk lima destinasi super prioritas, yakni Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, Likupang dan Borobudur. Untuk itu, ia menganjurkan orang untuk berlibur sesuai regionalnya.

"Ini kita regional yang kita sentuh sehingga area Sumatera bagian mereka bisa berwisata ke Danau Toba, arena Jawa bagaimana mereka wisata ke Borobudur, area di Nusa Tenggara mereka bisa ke Mandalika sambil nonton MotoGP," katanya.

Di sisi lain, Kemenparekraf juga mempererat kerja sama dengan industri terkait, mulai dari maskapai, hotel untuk membuat promo, menyiapkan paket wisata yang menarik.

"Kalau kita memilih paket wisata yang pas itu murah juga ada beberapa. Ketika kita tepat memilih paket wisatanya kemudian murah, (contoh) rutenya Bali (pergi ke Bali) dan sekitarnya saja. Jangan terbang ke mana-mana," katanya.

Dia meminta masyarakat tidak ragu lagi untuk berwisata dan berlibur di Indonesia Saja, untuk informasi tentang pariwisata dan paket wisata di Indonesia bisa dilihat di situs Pesona Indonesia dan Kemenparekraf. Jadi, wisata di Indonesia saja lebih murah lebih asyik dan aman.


Antisipasi Resesi

Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno menyebut sektor pariwisata Indonesia bertumbuh sekitar 5,3 persen pada triwulan kedua 2022. Meski begitu, ancaman resesi ekonomi global patut diwaspadai.

"Risiko resesi Indonesia oleh Bloomberg, disurvei hanya (terdampak) tiga persen dibandingkan negara-negara lain. Jadi, Alhamdulillah, hal itu bisa dihindari dengan kolaborasi berbagai pihak, dengan menjaga daya beli sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," jelas Sandiaga, dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 17 Oktober 2022.

Kolaborasi ini dilakukan melalui pelonggaran mobilitas masyarakat, mengedepankan produk-produk lokal untuk menekan impor, dan program Bangga Buatan Indonesia. Ada juga pemberian pendampingan melalui program insentif, bantuan promosi, fasilitas, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) lokal, subsidi, dan pemerataan bantuan modal bagi para pelaku usaha, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

"Bantuan modal itu untuk fasilitasi pelaku usaha dalam pengembangan pasar, terutama dalam mengikuti pameran dan expo, fasilitasi pendaftaran dan perizinan, terutama percepatan perolehan HKI (hak kekayaan intelektual)," lanjut Sandiaga. Upaya tersebut diharapkan dapat terus mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, serta menguatkan ekosistem dalam negeri guna menekan angka resesi ekonomi.

Kemenparekraf juga mengaku berusaha untuk menekan harga-harga tiket penerbangan dan harga cabai. Harga cabai dalam hal ini dianggap penting lantaran masuk dalam sektor ekonomi kreatif, khususnya kategori kuliner.

Infografis 6 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya