Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III 2022 bakal bertahan di atas angka 5 persen. Itu diutarakannya saat menghadiri acara pembukaan Trade Expo Indonesia 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).
"Sekali lagi, kita masih bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di 5,44 persen. Saya masih yakin, di kuartal 3 ini kita masih tumbuh di atas 5 persen, atau di atas 5,4 persen," ujar Jokowi.
Advertisement
Keyakinan itu diperkuat oleh pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva yang sempat melancong ke Indonesia beberapa waktu lalu.
"Minggu lalu, Managing Director IMF mengatakan, Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita loh, Kristalina langsung," kata Jokowi.
Menurut dia, itu membuktikan kepercayaan publik dunia terhadap ekonomi Indonesia yang tinggi, di kala banyak negara dunia justru harus berhadapan dengan situasi krisis moneter.
"Sehingga trust kepercayaan global kepada kita akan semakin baik. Karena kita memang harus hati-hati. Tiga hari lalu saya telepon Kristalina, ada 16 negara sudah menjadi pasien IMF, 28 negara antre di depan pintu IMF," bebernya.
Optimisme lainnya, Jokowi pun bersyukur neraca dagang Indonesia masih mencatat surplus 29 bulan beruntun, plus angka keyakinan konsumen dalam negeri yang terus menguat.
"Semua masih pada kondisi baik-baik. Tapi sekali lagi, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi hanya kerja makronya saja. Kerja mikronya juga belum cukup. Kerja sekarang harus lebih detil, dan diselesaikan. Itu lah pekerjaan yang dilakukan pemerintah saat ini," tuturnya.
Jokowi Tak Mau Terlena Pujian IMF soal Pertumbuhan Ekonomi, Tetap Waspada!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Pernyataan itu ia kutip dari Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.
"Minggu yang lalu, Managing Directornya IMF mengatakan, bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Directornya IMF," kata Jokowi saat sambutan pada acara pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022 di ICE BSD Tangerang, Rabu (19/10).
"Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia, kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu. Sehingga trust kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik," sambungnya.
Meski begitu, Indonesia harus tetap berhati-hati. Sebab, sudah ada 16 negara menjadi 'pasien' IMF lantaran mengalami keterpurukan kondisi perekonomian.
"Karena memang kita harus hati-hati, 3 hari yang lalu saya telpon kepada Kristalina managing directornya IMF, ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF, 28 negara ngantre di depan pintu IMF. Bayangkan," ujar Jokowi.
Kepala negara bersyukur pertumbuhan ekonomi RI masih baik. Jokowi optimis ekonomi RI terus tumbuh di kuartal ketiga.
"Kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen. dan saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5, atau di atas 5,4 (persen)," ucapnya.
Advertisement
Proyeksi Terbaru IMF: Ekonomi Indonesia Bakal Ungguli AS, Jerman hingga Italia
Publik dunia kini tengah dikhawatirkan dengan ancaman resesi global. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengabarkan, setidaknya ada 28 negara yang tengah antre jadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).
Pernyataan itu turut dibuktikan dalam laporan terbaru IMF terkait prospek ekonomi dunia atau World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022.
Melansir data World Economic Outlook IMF Oktober 2022, Kamis (13/10/2022), pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 mengalami revisi minus 0,2 persen dari sebelumnya 2,9 persen menjadi 2,7 persen.
Senada, IMF pun turut mengkoreksi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 minus 0,2 persen, dari 5,2 persen menjadi 5,0 persen. Namun secara angka, itu masih jauh lebih besar dibanding rata-rata dunia.
Sebagai perbandingan dengan sejumlah negara adidaya dunia seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, ekonomi RI masih jauh lebih unggul ketimbang dua negara tersebut, yang pada tahun depan bakal mengalami pelemahan tajam.
Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi 1,1 persen di 2023, turun drastis dari 2,4 persen di 2022. Sementara Inggris lebih parah, dengan pertumbuhan ekonomi 0,3 persen di 2023 berbanding 3,6 persen di 2022.
Negara-Negara Eropa
Senada, Uni Eropa yang tengah terjebak konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga diperkirakan melemah jadi 0,5 persen pada 2023, dari sebelumnya 3,1 persen di 2022.
Beberapa negara seperti Jerman dan Italia bahkan diprediksi perekonomiannya akan tumbuh minus sepanjang 2023, antara lain sebesar -0,3 persen untuk Jerman dan -0,2 persen untuk Italia.
Indonesia sendiri dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,0 persen di 2023 terbilang superior, dan hanya kalah dari India yang diperkirakan mencatat angka pertumbuhan 6,1 persen.
Itu pun India mengalami koreksi minus 0,7 persen dibanding tahun ini, dimana pertumbuhan ekonominya di sepanjang 2022 diproyeksikan mencapai 6,8 persen.
Advertisement