RSHS Bandung Tangani 12 Pasien Anak Gagal Ginjal Akut Misterius, 1 Masih di ICU

Selama penanganan penyakit itu, RSHS selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar bisa segera mengetahui penyebab penyakit misterius tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2022, 15:00 WIB
131 anak terkena gagal ginjal misterius, Menkes Budi masih menunggu laporan dari RSCM. (pexels.com/Victoria Akvarel)

Liputan6.com, Bandung - Pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan sudah menangani 12 anak pasien pengidap gagal ginjal akut. Ke-12 pasien tersebut merupakan yang dirawat sejak Agustus 2022 dan beberapa di antaranya sudah sembuh.

Konsultan Nefrologi Anak RSHS Dany Hilmanto mengatakan, dari 12 anak itu, pasien yang berusia paling tinggi yakni 13 tahun. Sedangkan sisanya, mayoritas berusia di bawah 6 tahun.

"Sampai hari ini ada total 12 orang dan sekarang dalam perawatan ada tiga orang, ada di ICU satu orang. Tapi yang satu orang lainnya sudah membaik dan Insya Allah bisa pulang," ujar Dany dikutip dari Antara, Rabu (19/10/2022).

Selama penanganan penyakit itu, Deny mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar bisa segera mengetahui penyebab penyakit misterius tersebut.

Deny menjelaskan, pihaknya juga merujuk pada pedoman yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit gagal ginjal akut pada anak. Pedoman itu sudah memberikan alur penanganan secara jelas yang juga dipedomani dari fasilitas kesehatan tingkat puskesmas.

 


Deteksi Dini

Deny pun mengingatkan kepada masyarakat jika anak mengalami demam, batuk, atau pilek, selama 14 hari, maka dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis.

"Kalau masih normal-normal ya dipantau. Kalau enggak normal ya pasien dibawa ke rumah saki rujukan. Di pedomannya juga sudah disampaikan jelas," tuturnya.

Sementara itu, Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta mengatakan 12 pasien itu berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, hingga sejumlah daerah di luar Bandung.

Dia mengatakan pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di berbagai wilayah untuk bisa mendeteksi penyakit itu sejak dini agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan.

"Jadi banyaknya di bawah lima tahun, gejalanya itu seperti demam yang tidak terlalu tinggi, muntah, batuk, dan pilek," ujar Ahmedz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya