Liputan6.com, Jakarta - Perilaku impulsif didefinisikan sebagai sebuah tindakan dilakukan tanpa adanya pertimbangan untuk ke depannya, diungkapkan secara tergesa-gesa, dan menyebabkan risiko yang tidak diperlukan.
Umumnya, tindakan yang dilakukan secara impulsif akan menghasilkan outcome yang tidak diinginkan. Hal ini disebabkan tindakan impulsif bertolak belakang dengan apa yang telah direncanakan dan kebiasaan kita. Bahkan, beberapa dampak tindakan ini bisa membahayakan orang lain.
Advertisement
Impulsivitas pun sering terlihat seperti tindakan improvisasi atau tindakan yang diambil secara tidak terduga tanpa disadari secara logika. Perilaku ini biasanya didorong oleh emosi.
Beberapa perilaku impulsif di antaranya adalah memotong percakapan atau mengatakan sesuatu yang akan disesali, lompat dari satu aktivitas ke aktivitas lain, sampai berbelanja tidak sesuai dengan yang direncanakan di rumah.
Tindakan ini bisa berubah menjadi berbahaya ketika seseorang mengambil keputusan, yang membuatnya terlibat ke dalam perkelahian dan membahayakan diri sendiri.
Meskipun sering dikaitkan dengan beberapa gangguan psikologi seperti ADHD dan BPD, beberapa perilaku impulsif seringnya didorong oleh emosi yang sedang dirasakan saat itu, seperti cemas atau panik.
Saat kita menyadari telah mengambil keputusan terlalu cepat, mulai dari situlah kita perlu melatih diri untuk menahan diri dan berpikir matang-matang. Namun, hal ini biasanya tidak disadari dengan cepat.
Maka dari itu, ketika sedang dihadapkan dengan pilihan atau situasi untuk mengambil keputusan, coba ingatkan diri untuk berhenti sejenak dan berpikir.
Dikutip dari situs Forbes Rabu (19/10/2022), coba beri waktu untuk berpikir dan jika pengambilan keputusan tersebut bisa menunggu, beri waktu kurang lebih 24 jam sebelum mengambil keputusan final.
Kita juga bisa berdiskusi lebih dulu dengan diri sendiri dan menanyakan pertanyaan yang diawali dengan kata "mengapa" atau "kenapa" keputusan tersebut harus diambil.
Ketika menghadapi perilaku impulsif, kita perlu melatih kesabaran untuk menunggu dan tidak mengambil keputusan secara gegabah. Terakhir, pikirkan outcome yang akan dihasilkan dari keputusan yang diambil.
Karakteristik Perilaku Impulsif
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, perilaku impulsif menjadi salah satu tanda orang yang mengidap BPD. Tanda yang bisa ditemukan pada seseorang yang impulsif adalah pemarah, terburu-buru, tidak bisa diprediksi, dan tidak stabil.
Dalam istilah psikologis, perilaku ini memiliki potensi risiko tinggi. Orang yang mengidap BPD cenderung tidak stabil dan tidak memperhitungkan konsekuensi yang akan terjadi, sampai perilaku tersebut berakibat menyakiti dirinya sendiri.
Perilaku impulsif bisa disebabkan oleh faktor psikologis dan genetik. Impulsivitas yang disebabkan oleh faktor psikologis dapat menjadi tanda seseorang mengidap gangguan tertentu, seperti BPD yang dipicu oleh situasi traumatis.
Sementara itu, faktor genetik studi menemukan perilaku ini terjadi karena kesalahan genetik pada kromosom manusia sehingga mereka mewarisi perilaku impulsive aggression.
Mutasi ini dapat menyebabkan kurangnya produksi serotonin dan dopamine, yang memengaruhi pengiriman sinyal dopamin. Kurangnya pengiriman sinyal dopamin yang efektif inilah, membuat seseorang memiliki pengendalian diri yang kurang.
Meskipun begitu, tidak semua bentuk perilaku impulsif mengartikan seseorang mengidap gangguan BPD. Hanya ketika perilaku berubah menjadi merugikan dan mengganggu, maka kunjungan ke psikiater perlu dipertimbangkan.
Advertisement
Apa Saja yang Disebut Perilaku Impulsif?
Setiap manusia biasa melakukan perilaku atau mengambil tindakan yang disesali keesokkan harinya. Namun, ketika perilaku ini terjadi terlalu sering, maka hal ini bisa digolongkan sebagai impulsivitas.
Beberapa isu yang mengarah ke perilaku tersebut di antaranya perilaku agresif, resah, suka menginterupsi, dan mudah kehilangan fokus.
Terkait dengan gangguan perilaku impulsif, orang yang memiliki BPD sering melakukan beberapa hal, seperti tiba-tiba mengubah atau membatalkan rencana, makan atau minum berlebihan, merusak properti, mengambil keputusan tanpa berpikir, terlalu sering meminta maaf, sampai terlalu banyak berbagi emosi.
Selain itu, situasi dapat memburuk ketika pengidap BPD mulai merugikan dirinya sendiri, seperti menerima kekerasan fisik, melakukan self-harm, self-mutilation, sampai mengancam dan membahayakan orang lain.
Situasi ini dapat dilihat pada orang-orang yang memiliki kecemasan dan gangguan spektrum autisme. Selain itu kondisi ini juga merupakan tanda dari gangguan-gangguan seperti ADHD, gangguan bipolar, gangguan antisocial, kleptomania, dan pyromania.
Pengobatan untuk Gangguan Perilaku Impulsif
Perawatan seperti psikoterapi, pengobatan, dan koping dapat membantu mengobati impulsivitas. Melakukan terapi perilaku dialektis (DBT) fokus untuk membangun keterampilan yang mampu mengurangi perilaku impulsif, lalu meningkatkan kemampuan untuk berpikir dan merenung sebelum bertindak.
Melansir situs Very Well Mind, mengonsumsi obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dikombinasikan dengan antipsikotik dosis rendah juga dapat membantu kondisi ini.
Untuk ini, terdapat dua jenis obat-obatan yang ditujukan untuk mengatasi impulsivitas, seperti atypical antipsychotic dan mood stabilizer. Atypical antipsychotic bertujuan untuk mengurangi masalah interpersonal dan impulsivitas, sedangkan mood stabilizer dapat membantu mengurangi impulsivitas dan amarah.
Sementara itu, mengadopsi mekanisme koping juga dapat menjadi cara untuk mengatasi perilaku impulsif. Cara ini biasanya menjadi langkah pertama menangani impulsivitas.
Kita bisa mengubah perilaku impulsif dengan perilaku yang lebih sehat, seperti menulis jurnal, berjalan-jalan di taman, dan berbicara dengan orang yang dipercaya.
Advertisement