5 Fakta Banjir Trenggalek Disusul Longsor hingga Rendam Puluhan Desa di 5 Kecamatan

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin telah menetapkan status tanggap darurat bencana lewat akun Instagram pribadinya @avinm menyusul banjir dan tanah longsor melanda puluhan desa di 5 kecamatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2022, 18:54 WIB
Walau pulih, warga masih kesulitan beraktivitas karena air sumur tercemar lumpur dari banjir Trenggalek. (Dok. Pemkab Trenggalek)

Liputan6.com, Jakarta Banjir bandang dengan ketinggian mencapai 1,75 meter merendam pusat kota Trenggalek, Jawa Timur, dan beberapa kecamatan lainnya, pada Selasa kemarin, 18 Oktober 2022. Banjir di Trenggalek kini memaksa ribuan warganya untuk mengungsi.

Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspita Sari di Trenggalek, menyebutkan belum ada laporan terkait korban jiwa dalam bencana hidrometeorologi tersebut. Namun, kerugian yang dialami ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah. 

"Banjir terparah terjadi di wilayah Kelurahan Tamanan dan Kelutan, kota Trenggalek," kata Tri dilansir Antara, Selasa, 18 Oktober kemarin. 

Sebelumnya, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin telah menetapkan status tanggap darurat bencana lewat akun Instagram pribadinya @avinm menyusul banjir dan tanah longsor melanda puluhan desa di 5 kecamatan. 

Dia pun mengimbau bagi warga yang tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah bisa sementara waktu mengungsi di tempat yang telah disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

"Kami harap bisa tinggal sementara di pusat evakuasi di GOR," kata Arifin.

Ada empat titik lokasi yang kini telah disediakan Pemkab setempat untuk menampung para pengungsi terdampak banjir Trenggalek. Menurut data sementara yang dikeluarkan BPBD setempat, jumlah warga terdampak mencapai 2.457 KK atau mencapai 7.440 jiwa. 

Namun, menurut Kepala Satpol PP, korban terdampak banjir Trenggalek diperkirakan masih akan terus bertambah, karena proses evakuasi masih terus dilakukan.

"Ada sebagian warga yang masih bertahan untuk menjaga rumahnya. Ada juga yang masih menunggu untuk dievakuasi karena banjir dibeberapa titik cukup dalam dan arus deras," jelas Stefanus Triadi Atmono dilansir Antara.

Berikut fakta seputar banjir di Trenggalek yang disebabkan tingginya curah hujan hingga merendam lima kecamatan di kawasan tersebut:


1. Banjir Rendam 5 Kecamatan

Warga Tulungagung sudah hafal waktu banjir bandang akan melanda. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Banjir Trenggalek menerjang lima kecamatan yang berdampak pada 25 desa. Kecamatan Trenggalek menjadi kawasan paling terdampak banjir yakni terjadi di Desa Tamanan, Ngares, Ngantru, Sambirejo, Rejowinangun, Kelutan, Sumbergedong, dan Sumberdadi.

Disusul dengan Kecamatan Pogalan dan Gandusari dengan jumlah desa terdampak masing-masing tujuh. Kemudian di Kecamatan Karangan ada dua desa dan Kecamatan Durenan ada satu desa terdampak banjir.

Dikutip dari akun Instagram BPBD Trenggalek, jumlah penduduk terdampak banjir di wilayah tersebut mencapai 2.457 KK dengan jumlah jiwa diperkirakan mencapai 7.440. Adapun, data ini masih bersifat sementara dan dimungkinkan jumlah korban bertambah.


2. Banjir Trenggalek Disusul Tanah Longsor

Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek merilis kronologi bencana tanah longsor dan banjir serta daerah terdampak bencana di wilayah tersebut.

Bencana tanah longsor secara sporadis terjadi pada waktu hampir bersamaan di sedikitnya 15 desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa, 18 Oktober kemarin. 

Sebagaimana data sementara BPBD Trenggalek hingga pukul 18.00 WIB, longsor yang dipicu hujan deras sejak beberapa hari terakhir terjadi di delapan kecamatan yang ada di daerah itu.

"Kejadiannya hampir bersamaan dengan banjir bandang yang ada di daerah dataran yang ada di Trenggalek," kata Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Trenggalek Agung Widodo di Trenggalek, Selasa.

Delapan kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Trenggalek, Bendungan, Pule, Dongko, Kampak, Tugu, Suruh dan Gandusari.

"Saat ini, proses inventarisasi masih dilakukan.Jumlah penduduk yang terdampak bencana longsor ini sebanyak 30 KK, dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," kata Agung.


3. Banjir Disebabkan Intensitas Hujan Tinggi

Ilustrasi banjir. (dok. unplash/@jonfordphotos)

Beberapa daerah di Jawa Timur dilanda banjir cukup parah, salah satu di antaranya ialah Kabupaten Trenggalek. Banjir disebabkan oleh hujan intensitas tinggi yang turun hampir setiap hari sehingga menyebabkan sungai-sungai meluap.

Di Kabupaten Trenggalek, curah hujan mencapai 200 mililiter per detik, lebih besar dari curah hujan yang terjadi saat momentum banjir besar pada 2006 silam.

Salah satu bendungan di Kabupaten Trenggalek yakni Bendungan Tugu bahkan dilaporkan sudah menampung 2 juta kubik air hujan.

Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi masih akan ada hujan susulan. Di sisi lain, ada kemungkinan banjir yang terjadi di beberapa titik belum surut.


4. Korban Banjir di Tampung di 4 Posko Pengungsian

Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur membentuk posko darurat pengungsian di empat titik lokasi untuk menampung ribuan KK korban banjir bandang di pusat Kota Trenggalek serta Kecamatan Pogalan yang terdampak paling parah.

"Di kota, posko pengungsian difokuskan di kantor Basarnas, kantor Kecamatan Trenggalek serta GOR Menak Sopal yang ada di Kelurahan Kedunglurah. Sedangkan (korban banjir) di wilayah Pogalan ditampung di kantor Kecamatan Pogalan," kata Kepala Satpol PP Kabupaten Trenggalek Stefanus Triadi Atmono di Trenggalek, Selasa.

Korban terdampak banjir bandang tercatat sebanyak 2.457 KK atau 7.440 jiwa. Dari jumlah itu, hampir separuh di antaranya kini ditampung di posko-posko pengungsian.


5. Dampak Banjir

Dampak banjir Trenggalek juga menyebabkan arus lalu lintas dari dan menuju pusat kota putus total.

Banyak kendaraan dari arah Tulungagung, terutama angkutan umum, memilih berhenti dan parkir di pinggir jalan untuk menunggu banjir surut.

Bahkan banjir juga membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedomo di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (19/10/2022) menutup sementara layanan rawat jalan karena ruang-ruang poliklinik yang pada Selasa, 18 Oktober kebanjiran masih dibersihkan.

"Untuk pelayanan yang sifatnya emergency (darurat) memang masih kami layani. Tapi untuk rawat jalan kami tutup sementara karena masih dilakukan pembersihan (ruangan)," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. Soedomo Trenggalek Sujiono.

Menurut dia, fasilitas pelayanan rawat jalan RSUD dr. Soedomo untuk sementara tidak melayani pasien baru atau pasien yang hendak berkonsultasi.

Namun, ia melanjutkan, pengelola rumah sakit menyediakan pelayanan bagi pasien rawat jalan yang membutuhkan obat di ruang rawat jalan darurat di gedung baru.

"Bagi masyarakat (pasien rawat jalan lama) yang membutuhkan obat, tetap kami layani di gedung baru," ujarnya.

Sujiono belum bisa memastikan kapan layanan rawat jalan bisa kembali beroperasi normal. Menurut dia, pengelola rumah sakit mengoptimalkan upaya pembersihan seluruh ruang poliklinik yang semasa banjir tergenang setinggi 50 sampai 60 cm agar bisa segera digunakan untuk melayani pasien.

 

Widiya Ningsih

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya