Teks Khutbah Jumat Bulan Oktober: Mewaspadai Bahaya Komunisme

Di bawah ini salah satu contoh teks materi Khutbah Jumat bertemakan Komunisme yang mungkin tepat disampaikan pada Oktober 2022

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2022, 16:30 WIB
Sejumlah jemaah mendengarkan khutbah sebelum melaksanakan salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (23/6). Umat muslim memadati masjid Istiqlal menunaikan salat Jumat terakhir pada bulan Ramadan 1438 H. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini adalah bulan Oktober 2022. Pada Oktober ada momentum yang selalu dikenang, terkait dengan tragedi 1965, Hari Kesaktian Pancasila hingga Hari Santri Nasional. Bagi umat Islam, momentum ini juga bisa menjadi pengingat untuk mewaspadai komunisme.

Di bawah ini salah satu contoh teks materi Khutbah Jumat bertemakan Komunisme yang mungkin tepat disampaikan pada Oktober 2022, dikutip dari hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kami buat untuk membantu para penceramah dan dai agar lebih mudah dalam menyampaikan dakwah dan sejarah tentang Gerakan G30S PKI.

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

----

Khutbah Jumat Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Salah satu ideologi di muka bumi yang merusak kehidupan dan ketenteraman umat manusia adalah komunisme. Sebagai sebuah ideologi, komunisme tidak pernah mati. Di Tanah Air kaum komunis pernah nyaris berkuasa. Mereka melakukan penyusupan, adu domba, sabotase, yang semuanya dilakukan dengan menghalalkan segala cara serta kebrutalan.

Dalam catatan sejarah, kaum anti Tuhan dan agama ini menunggangi slogan sebagai pembela kaum miskin, merekayasa pertentangan, menciptakan kekacauan dan kegelisahan di mana-mana. Dari sekian keunggulan kalangan komunis baik komunis tua atau komunis muda (gaya baru) adalah agitasi dan propaganda melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Misalnya, akhir-akhir ini kita sering mendengar pernyataan dari keturunan PKI bahwa mereka adalah korban kekejian, pembantaian, dan pertarungan antar elit ketika itu. Padahal justru kaum komunis lah yang melakukan kekejian dan pembantaian di luar peri kemanusiaan.

Di Madiun dan 23 tempat di sekitarnya, antara September-November 1948, terjadi pembantaian terhadap masyarakat anti PKI. Para kiai, ulama, dan santri di pesantren Sabilil Muttaqien di Magetan menjadi sasaran kekejaman PKI. Dan masih banyak lagi catatan kekejaman kaum komunis yang penuh dengan bau amis darah orang-orang yang tidak bersalah.

Taufiq Ismail, mengutip sejumlah peneliti, menemukan angka 110 juta korban pembantaian partai Marxis-Leninis-Stalinis-Maois-Pol Potis sedunia. Jika diperinci rata-rata terjadi pembantaian di bawah rezim komunis sebanyak 1.621.621 orang setahun, 135.135 orang sebulan, 4.504 orang sehari, 187,6 orang per jam, 3 orang per menit, 20 detik per orang, dalam kurun 74 tahun di 76 negara dari 1917-1991.

Dalam buku Benturan NU-PKI 1948-1965 yang ditulis H. Mun’im DZ, penerbit PBNU, disebutkan sejumlah kegiatan kelompok PKI di bidang seni yang menajiskan agama dan Tuhan. Mereka membuat pementasan sandiwara ludruk Matine Gusti Allah, dimana pembawa acara menutup dengan kata-kata, “Bengi Iki Gusti Allah wis mati, sesuk ora ana Gusti Allah (Malam ini Allah sudah mati. Besok tak ada lagi Allah).” Mereka juga pementasan yang dengan sengaja mengina dan melecehkan Tuhan, seperti Gusti Allah Dadi Manten (Allah menjadi pengantin), Rabine Gusti Allah (Perkawinan Allah), Gusti Allah Mantu (Allah bermenantu), Rabine Malaikat (Malaikat Menikah) dan masih banyak lainnya.

Hadirin yang Dimuliakan Allah

Sebagai umat Islam kita tidak boleh lengah dan menganggap bahwa ajaran komunisme sudah mati terkubur. Sebab sebagai sebuah isme (paham) komunisme akan tetap ada. Ia selalu eksis dan selalu diusahakan untuk disebarkan dengan berbagai sarana terlebih di era teknologi yang maju seperti sekarang ini.

Dalam beberapa dekade ini tampak adanya upaya membangkitkan gerakan komunis. Bisa kita lihat dari terbitnya sejumlah buku yang ditulis oleh keturunan anggota PKI atau simpatisannya. Buku-buku yang dimaksud adalah Aku Bangga Jadi Anak PKI (2002), Anak PKI Menjadi Anggota Parlemen (2005), Lima Puluh Tahun Anak PKI (2008), Gerakan Rakyat dan Perubahan (2012), termasuk sebuah buku berjudul Yang Berlawan: Membongkar Tabir Pemalsuan Sejarah PKI (2006), yang isinya pembenaran akan perjuangan PKI.

Upaya menghidupkan ajaran komunis juga dilakukan dengan menyisipkannya di dalam pelajaran PKn, pada Lembaran Kerja Siswa di sebuah SMU di Sukabumi. Di dalamnya tertulis kalimat, “Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa Indonesia yang dinamakan Komunis.”

 


Lanjutan Khutbah

Jama’ah Salat Jum’at Hafidzakumullah

Jika kita menyelami lebih jauh ideologi atau ajaran komunisme kita temukan bahwa paham ini masuk di sejumlah bidang yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat.

Dari aspek falsafah ajaran komunisme berisi atheisme, anti Tuhan dan anti agama. Dari segi politik, ajaran komunisme anti demokrasi. Dari sisi sosial, ideologi komunisme menganjurkan pertentangan dan perjuangan klas. Di lapangan ekonomi komunisme menghilangkan hak perseorangan. Dengan demikian ajaran atau ideologi komunisme tidak saja berlawanan dengan ajaran Islam pada khususnya, akan tetapi merupakan tantangan dan serangan terhadap hidup keagamaan pada umumnya.

Oleh karena itu, bagi umat Islam perlu menggarisbawahi hal-hal sebagai berikut :

Pertama, paham komunisme hukumnya kufur dan haram bagi umat Islam menganutnya.

Kedua, jika ada oknum dari umat Islam menganut ideologi atau ajaran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, maka dia telah keluar dari Islam atau murtad. Dia telah menjadi kafir. Karenanya, tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam, tidak boleh saling mewarisi, dan haram mengurus jenazahnya secara Islam.

Ketiga, jika ada diantara umat Islam yang bergabung atau menjadi simpatisan ideologi komunis tidak dengan keyakinan dan kesadaran, dia telah terjatuh pada kesesatan. Wajib bagi umat Islam untuk menyerukan kepada mereka agar meninggalkan ajaran komunisme. Sebab seseorang yang mengaku sebagai Muslim, namun juga mengikuti ajaran komunis atau bersimpati, maka ini termasuk dari bentuk kemunafikan yang besar. Kaum munafik pada lahirnya adalah orang-orang yang mengaku beragama Islam, namun batinnya condong kepada kekufuran, sebagaimana firman Allah SWT :

وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (QS: Al-Baqarah : 14)

Keempat, meski Republik Indonesia bukan negara Islam namun haram bagi umat Islam memilih kepala negara, kepala daerah, dan pejabat-pejabat yang berideologi komunisme.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Demikianlah sejumlah paparan terkait bahaya ajaran dan ideologi komunisme. Bumi Pertiwi menjadi saksi kebengisan kaum palu arit dalam melakukan pembantaian dan pembunuhan massal terhadap orang-orang yang menentangnya.

Sejarah kelam ini tidak boleh terulang kembali. Kita tetap harus waspada dan mengajarkan kepada anak cucu kita tentang kekejaman kaum komunis yang dulunya bergabung dalam sebuah partai, Partai Komunis Indonesia (PKI).

Semoga Allah SWT melindungi diri kita dan keluarga dari perbuatan yang keji agar kita selamat dari berbagai hukuman yang sangat menakutkan di akhirat itu.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتِلَاوَتِهِ إِنَّهُ تَعَالَى هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 

 


Khutbah Jumat Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَر، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَزَجَر.

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْن، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَن وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

---- --

 

*Penulis khutbah jumat ini merupakan pengajar di Pesantren Daruttauhid Malang dan Anggota Bidang Dakwah Rabithah Alawiyah Jawa Timur

(Sumber:https://hidayatullah.com/artikel/mimbar/read/2021/09/30/217327/khutbah-jumat-bersatu-melawan-ideologi-komunisme.html)

Tim Rembulan

Saksikan Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya