Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel sudah dipastikan menjadi pemenang lelang frekuensi 2.1 GHz, mengalahkan penawaran yang diajukan oleh operator seluler XL Axiata.
Meski sudah diumumkan oleh Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika), Telkomsel masih menunggu pernyataan dan surat keputusan tanda tangan secara resmi.
Advertisement
"Kita masih menunggu pengumuman resmi dan surat keputusan dari pihak Kementerian Kominfo," ucap Direktur Network Telkomsel, Nugroho, saat jumpa media di Bali, Rabu (19/10/2022).
"Kalau memang Telkomsel yang dapat ya alhamdulillah, bisa bantu kita meningkatkan user experience dengan memberikan throughput lebih tinggi tanpa menambah hardware."
Nugroho sendiri menyebutkan, setelah Surat Keputusan dari Kominfo ditandatangani, maka spektrum 2.1 GHz akan ditambahkan ke BTS existing.
"Dengan ini kita bisa menaikkan throughput-nya, kapasitas bisa naik, dan pelanggan happy. Prosesnya simpel kok, cuman upgrade software saja," jelas Nugroho.
Ekspansi Jaringan Telkomsel
Saat ditanya soal ekspansi jaringan, Telkomsel mengatakan setiap tahun operator pelat merah ini pasti melakukan ekspansi jaringan.
"Ini karena kebutuhan pelanggan itu terus meningkat, walau secara jumlah pelanggan peningkatannya tidak signifikan."
Nugroho menjelaskan, perilaku pengguna yang sudah pindah ke 4G semakin besar langsung "kecanduan" digital lifestyle, seperti media sosial, video, dan sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Telkomsel sendiri memiliki opsi untuk menambahkan BTS di site yang ada sekarang atau menambah site baru.
"Biasanya, Telkomsel menambah site baru sampai sekitar 2000 unit setiap tahunnya," papar Nugroho kepada rekan media.
"Tapi itu bisa berbeda jumlahnya karena disesuaikan dengan kebutuhan, untuk tahun depan saya rasa kurang dari itu."
Advertisement
5G Saat Ini Fokus di Jakarta
Saat ditanya soal penambahan jaringan 5G, Telkomsel menjelaskan saat ini sudah ada 190 BTS di 39 kota yang sudah mendukung 5G.
Mayoritas saat ini masih di Jakarta, dan diprediksi implementasi jaringan tersebut akan selesai dan merata pada tahun ini.
Seperti diketahui, use case 5G di Indonesia dan global sendiri memang ditargetkan untuk dipakai oleh sektor enterprise.
"Untuk kasus B2C, lebih ke enhanced mobile broadband seperti kecepatan download. Tapi sebenarnya impact-nya tidak terlalu signifikan dari 4G dan 5G."
(Ysl/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement