Dinkes Kota Tangerang Intruksikan Ratusan Apotek dan Toko Obat tak Jual Obat Sirup

Meski hingga kini, belum ada laporan mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak di Kota Tangerang. Namun, seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit di Kota Tangerang sudah menyiapkan tata laksana penanganan jika nantinya ditemukan kasus tersebut.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Okt 2022, 09:06 WIB
Banner Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia (Liputan6/com/Triyasni)

Liputan6.com, Tangerang - Menindaklanjuti instruksi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menginstruksikan seluruh Fasilitas Kesehatan (Faskes), Apotek dan Toko Obat untuk menghentikan sementara penjualan obat bentuk cair atau sirup di Kota Tangerang, pasca menyeruak temuan gagal ginjal akut pada anak-anak khususnya di bawah lima tahun.

“Dinkes sudah menginstruksikan ke seluruh fasilitas kesehatan, 298 apotek dan 44 toko obat di Kota Tangerang untuk menghentikan sementara penjualan obat sirup. Dalam arti, tidak lebih dulu memberikan obat berbentuk sirup untuk sementara waktu. Kalau secara pengawasan peredaran obat atau kefarmasian sudah ada, namun dalam kondisi ini pengawasan penjualan obat akan diperketat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, dr Dini Anggraeni, Kamis (20/10/2022).

Meski hingga kini, belum ada laporan mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak di Kota Tangerang. Namun, seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit di Kota Tangerang sudah menyiapkan tata laksana penanganan jika nantinya ditemukan kasus tersebut.

“Kasusnya sampai saat ini tidak ada, Dinkes belum menerima laporan gagal ginjal akut pada anak. Tapi pastinya, alur penanganan dan kewaspadaan sudah disiapkan, apabila kasus yang mengarah ke gagal ginjal akut ditemukan," katanya.

Menurutnya, perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak usia kurang enam tahun, dengan gajala penurunan frekuensi urin disertai demam untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. dr Dini mengimbau, orang tua untuk sementara waktu tidak memberikan obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran tenaga kesehatan yang kompeten.

“Pastinya, dengan adanya peningkatan kondisi penyakit gagal ginjal akut pada anak serta penghentian penjualan obat sirup sementara, Dinkes mengimbau, untuk seluruh orang tua tidak perlu panik, namun kewaspadaan harus diperketat. Seperti meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta asupan gizi yang cukup untuk mengurangi potensi anak terkena penyakit. Tidak ragu membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda bahaya pada anak,” imbau dr Dini.

 


Stop Beli Obat Tanpa Rekomendasi Nakes

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orangtua tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan. Rekomendasi ini disarankan sampai didapatkan hasil investigasi mengenai penyebab gagal ginjal akut progresif atipikial atau misterius pada anak.

"Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM," begitu tulis IDAI dalam unggahan terbarunya pada Rabu, 19 Oktober 2022.

IDAI juga meminta masyarakat tetap tenang di tengah kenaikan kasus gagal ginjal akut misterius ini. Namun, masyarakat harus tetap waspada bila anak mengalami penurunan frekuensi buang air kecil dan penurunan jumlah urine yang terjadi secara mendadak disertai maupun disertai permasalah kesehatan yang lain.

Mengingat belum diketahui pasti penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal ini, IDAI meminta orangtua menghindari aktivitas di ruang publik agar anak tidak terkena infeksi.

"Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak khususnya balita yang memaparkan risiko infeksi (seperti kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker)," tulis IDAI.

Pernyataan IDAI selaras dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan lewat Juru Bicara Mohammad Syahril pada Rabu, 18 Oktober 2021 pagi.

"Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," kata Syahril.

Di kesempatan itu, Syahril juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. 


Optimalkan Kesehatan Anak

Sembari menunggu hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Ketua IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menyarankan orangtua agar terus meminta anak menjalankan pola hidup bersih dan sehat. 

"Pada sebuah kasus penyakit yang kita enggak tahu apa sebabnya, terapinya bagaimana maka perlu kita terapkan PHBS seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan," kata Piprim dalam live Instagram bersama IDAI pada Selasa, 18 Oktober 2022. 

Selain itu, berikut rekomendasi Piprim lainnya untuk menjaga kesehatan anak:

- Kebutuhan tidur tercukupi

"Tidur itu salah satu hal yang meningkatkan imunitas anak, maka pastikan tidurnya tercukupi. Jangan sampai anak begadang sampai malam, main gim tanpa diketahui," kata Piprim.

- Aktif bergerak

- Hindari kebanyakan mengonsumsi camilan tinggi gula

"Camilan tinggi gula ini sangat inflamatif dan pada kondisi seperti saat ini kita hindari inflamasi yang berlebihan," lanjut Piprim.

Hal senada juga disampaikan Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM.Dengan menjaga gaya hidup sehat dan bersih serta menyantap makanan sehat pada buah hati, orangtua dapat membantu anak terhindar dari berbagai penyakit.

Dia mengingatkan orang tua untuk memberikan makanan-makanan sehat, bukan makanan-makanan yang justru memperberat ginjal anak.

"Ginjal adalah organ yang menyaring asupan dalam tubuh, tentu kalau makanan yang masuk sembarangan, kerjanya berat," jelas dia.

"Oleh karena itu, (terapkan) perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh, tak cukup hanya cuci tangan tapi secara komprehensif," pesan dia mengutip Antara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya