Penjualan NFT Turun 88 Persen Sejak Januari 2022

Pada September 2022, penjualan NFT tercatat hanya sebesar USD 549,82 juta.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Okt 2022, 08:44 WIB
Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir Januari 2022, penjualan NFT menyentuh USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,9 triliun, tetapi  penjualan NFT telah merosot dari bulan ke bulan sejak saat itu. 

Dilansir dari Bitcoin com, Kamis (20/10/2022), pada September 2022, penjualan NFT tercatat hanya sebesar USD 549,82 juta (Rp 8,4 triliun) ini menunjukkan penjualan NFT bulanan 88 persen  lebih rendah dibandingkan pada Januari. 

Adapun, istilah pencarian kata "NFT" mencapai skor tertinggi di Google Trends Januari lalu, mengetuk skor 100, minggu terakhir September skornya hanya 12, yang juga 88 persen lebih rendah dalam hal minat.

Mei 2022 adalah bulan terakhir penjualan NFT berada di atas USD 1 miliar dan bulan itu penjualan NFT USD 3,18 miliar dicatat. Bulan berikutnya adalah penurunan signifikan menjadi USD 879 juta dan pada Juli, penjualan NFT mencapai USD 682 juta. 

Penjualan Agustus turun lebih rendah setelah USD 633 juta dalam penjualan NFT dicatat bulan itu, dan penjualan September 13,27 persen lebih rendah dari Agustus. 

Sejauh ini, pada minggu pertama Oktober 2022 telah mencatat USD 105,22 juta dalam penjualan NFT melalui 191.175 pembeli unik. Metrik 30 hari menunjukkan koleksi NFT teratas dalam hal penjualan adalah Bored Ape Yacht Club (BAYC) karena koleksi tersebut mencetak USD 30.964.305 dalam penjualan bulan lalu.

Namun, itu 37,49 persen lebih rendah dari penjualan yang dicatat BAYC bulan sebelumnya. Statistik yang dikumpulkan oleh cryptoslam.io menunjukkan proyek QQL Mint Pass telah menghasilkan USD 27,80 juta dalam penjualan bulan ini dan Cryptopunks memperoleh USD 23,49 juta.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Museum di Ukraina Lestarikan Seni dan Budaya Melalui NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Sebelumnya, Museum Seni Kharkiv di Ukraina meluncurkan koleksi NFT baru di pasar Binance NFT untuk membantu mengumpulkan dana untuk operasi dan pelestarian warisan budaya. 

Koleksi NFT tersebut dinamai ‘Art Without Borders’, koleksi itu mencakup 15 karya seni dari koleksi museum, dengan hasil yang akan digunakan untuk membiayai museum dan menyelamatkan warisan budaya Ukraina, seperti yang dinyatakan oleh pengumuman resmi.

“Museum ini adalah salah satu yang tertua di Ukraina, dengan hampir 25.000 karya seni rupa seniman dari Ukraina dan seluruh dunia. Karya seni oleh Albrecht Dürer, Georg Jacob Johann van Os, Ivan Aivazovsky, Simon de Vlieger dan lainnya ditampilkan dalam koleksi NFT,” isi pengumuman dikutip dari Cointelegraph, Senin (17/10/2022).

Kepala Binance NFT, Lisa He mengatakan dalam masa konflik, ketika donor mencari cara yang aman dan pasti untuk memberikan dana, NFT bisa menawarkan jaminan. 

 


Mulai Digitalkan Karya Seni

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

“NFT menawarkan ketenangan pikiran dan keamanan bagi para donor karena semua transaksi terdaftar di teknologi blockchain. Semua donasi untuk tujuan melalui NFT dilacak dan tidak dapat diubah atau dihapus,” ujar He. 

Eksekutif Binance itu juga terus mengatakan transparansi blockchain memungkinkan pemberi sumbangan mengetahui kapan dan apakah dana mencapai tujuan yang diinginkan.

Museum Mulai Digitalkan Karya Seni

Saat ini banyak museum telah menggunakan NFT sebagai sarana untuk mendigitalkan seni di masa lalu seperti Royal Museum of Fine Arts Antwerp, yang menandai sebuah karya dalam koleksinya yang bernilai jutaan euro.

Seni bahkan telah dijadikan dalam bentuk NFT di museum metaverse, seperti ketika membawa karya yang belum pernah dilihat sebelumnya dari koleksi pribadi ke Decentraland.

 


NFT Jadi Sumbangan di Ukraina

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sementara itu, kota Kharkiv telah menjadi sasaran pertempuran sengit dalam konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Oleh karena itu, kegunaan koleksi ini dapat melestarikan budaya yang saat ini terancam punah, seperti kasus penjarahan yang terkenal di Museum Nasional Irak di Baghdad pada tahun 2003.

Lisa He mengatakan kombinasi teknologi NFT yang baru lahir dan warisan budaya Ukraina yang sudah lama ada di NFT akan mendukung pembangunan kembali budaya dan sejarah dalam kehidupan nyata.

NFT telah digunakan sebagai tindakan bantuan dan perlawanan di Ukraina selama masa-masa yang penuh gejolak ini. Hasil lelang NFT digunakan untuk membantu memulihkan fisik monumen yang rusak selama konflik.

Kementerian Transformasi Digital di Ukraina bahkan meluncurkan museum NFT digital sendiri untuk mendokumentasikan dan melestarikan garis waktu peristiwa besar dalam konflik tersebut.

 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya