Liputan6.com, Jakarta - Hati-hati saat memilih teman, terlebih di media sosial (medsos). Sebab, tidak jarang kita membagikan kegiatan sehari-hari di akun medsos kita.
Saat membagikan momen yang menurut kita bukan hal yang terlalu rahasia, maka kita dengan sengaja mengunggah konten di medsos.
Advertisement
Selain sebagai kenang kenangan, beberapa orang juga sengaja mengunggah momen di akun medsosnya agar bisa dilihat oleh teman-teman.
Tetapi, bagi sebagian lainnya membagikan postingan atau unggahan untuk tujuan bermacam-macam, seperti berjualan, persuasi, iklan, dan lain-lain.
Melansir laman bghscharger.org Kamis (20/10/2022), ternyata, fitur media sosial memprovokasi pertemanan palsu atau fake friend yang dipicu oleh kecemburuan.
Banyak remaja berjuang dengan masalah tersebut. Dan untuk beberapa kasus, sulit untuk membedakan antara teman sejati dan teman palsu atau fake friend.
Baru-baru ini masalah pertemanan palsu atau fake friend menjadi lebih menonjol, karena penggunaan aplikasi media sosial dan menimbulkan kecemburuan, baik kecemburuan sosial, kecemburuan ekonomi, dan kecemburuan lainnya.
Menurut Verywellfamily.com, setidaknya ada delapan cara untuk mengetahui apakah teman kamu hanya fake friend atau memang benar temanmu.
Jika mereka egois, senang bergosip dan drama, perlu berpura-pura, iri, berbohong, kritis, tidak dapat dipercaya atau menjual orang lain, hal itu mungkin menjadi pertanda besar fake friend dan sudah waktunya untuk meninggalkan kelompok pertemananmu.
Sebagian pendapat seperti contohnya Senior Macy Floro, bahwa cara untuk mengetahui apakah teman kamu palsu atau fake friend adalah melalui media sosial, berikut penjelasannya:
Pilih Teman dengan Tes Kepedulian
Dalam kehidupan nyata, lebih sulit untuk bersikap kejam secara tatap muka atau langsung berhadapan, dan lebih mudah bersembunyi di balik layar ponsel atau komputer. Dengan pertumbuhan media sosial, lebih mudah untuk membicarakan seseorang tanpa mereka sadari.
"Saya rasa lebih banyak remaja sekarang yang mengalami hal seperti ini karena maraknya media sosial," kata Floro.
Seorang Konselor sekolah, Bill Brown percaya bahwa jika kamu merasa bahwa hanya kamu yang paling berkontribusi pada hubungan pertemanan itu, ini bisa menjadi indikasi atau pertanda persahabatanmu palsu.
Menurutnya, jika kamu terjebak dalam situasi seperti ini, solusi yang efektif adalah dengan menghadapi teman tersebut dan mengetes seberapa pedulikah dia.
Advertisement
Benar Peduli Bukan Kepo
Dalam hubungan pertemanan, terutama di media sosial, kamu harus bisa membedakan mana yang benar-benar peduli dan mana yang hanya kepo atau hanya ingin tahu saja.
Contohnya, jika kamu membagikan sesuatu yang tidak biasa di unggahan dalam akun media sosialmu, lalu temanmu hanya melihat itu, tandanya dia hanya ingin tahu atau kepo.
Akan tetapi jika unggahan yang tidak biasa kamu unggah itu mengundang tanya atau perhatian temanmu sampai bertanya kebenarannya soal unggahan itu, tandanya temanmu peduli.
Selain itu, teman sejati di media sosialmu akan menanyakan dan memvalidasi suatu unggahan yang melibatkan mu sebelum menelan mentah-mentah informasi yang tidak keluar langsung dari mulutmu.
Tidak jarang, teman sejati juga, pasang badan untuk membela jika kamu sedang disudutkan di media sosial.
Komunikasi
Kunci untuk membedakan antara persahabatan yang nyata dan palsu adalah komunikasi.
Jika kamu mengirim pesan kepada seseorang tentang situasi serius dan mereka membalas dengan jawaban yang cuek, atau sederhana dan membosankan, itu mungkin menandakan bahwa mereka tidak sepenuhnya tertarik untuk berkomunikasi dengan kamu.
"Teman sejati akan mengirimi kamu pesan terlebih dahulu, mencoba memulai percakapan dan selalu senang dan bersedia berbicara denganmu," kata Floro.
Sebelum menjalin pertemanan lebih dekat, sampai menjadikannya close friend, menurut Floro, cobalah untuk memeriksa reputasi orang tersebut.
Coba bertanya kepada teman orang tersebut tentang bagaimana keadaan mereka dan hangout dengan mereka beberapa kali untuk melihat bagaimana mereka bertindak ketika mereka bersama kamu dibanding ketika mereka bersama teman-temannya yang lain.
"Jika mereka bertingkah berbeda dengan orang lain dibandingkan denganmu, bisa jadi temanmu itu fake friend atau palsu," kata Floro.
Advertisement