Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berharap bisa kerek pendapatan bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) sedikit membaik atau minimal sama dengan capaian tahun lalu.
Direktur BCA, Vera Eve Lim menuturkan, pihaknya berharap bisa kerek NIM sedikit membaik dari tahun sebelumnya.
Advertisement
“Mudah-mudahan akhir tahun bisa sedikit membaik, minimal sama dengan tahun lalu,” kata Vera dalam konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Vera mengatakan, pendapatan operasional BCA secara tahunan mengalami peningkatan 8,9 persen dibandingkan tahun lalu.
“Kalau kita lihat pertumbuhan kredit tentu berdampak pada pertumbuhan operasional. Pendapatan operasional BCA year on year naik 8,9 persen, tentu dibandingkan tahun lalu saat ada pandemi ini ada peningkatan,” kata dia.
Selain itu, penyaluran kredit diharapkan meningkatkan NIM BCA hingga akhir tahun ini. “Kedua, pertumbuhan kredit tentu berdampak dengan peningkatan bunga, jadi likuiditas ditempatkan di BI, saat ini kita alihkan terhadap penyaluran kredit. Itu mempengaruhi peningkatan NIM di BCA,” ujar dia.
Untuk saat ini, NIM BCA masih tercatat berada di level 5,1 persen pada kuartal III 2022. Vera berharap, BCA bisa kerek NIM pada tahun ini atau paling tidak sama dengan tahun lalu.
“Sehingga NIM kita saat ini dibanding tahun lalu masih 5,1 persen dalam 9 bulan, tahun lalu 5,2 jadi belum kelihatan dampaknya. Mudah-mudahan akhir tahun bisa sedikit membaik minimal sama dengan tahun lalu,” kata dia.
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak melanjutkan tren pertumbuhan kinerja hingga sembilan bulan pertama 2022, dengan membukukan peningkatan total kredit sebesar 12,6 persen secara tahunan per September 2022. Laba bersih BCA dan entitas anak mencapai Rp 29 triliun atau meningkat 24,8 persen pada kuartal III 2022, atau tumbuh 24,8 persen secara tahunan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menuturkan, dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1 persen secara tahunan, ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.
"Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi. Kredit korporasi meningkat 13,4 persen secara tahunan mencapai Rp 306,1 triliun pada September 2022, sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12,6 persen secara tahunan mencapai Rp203,5 triliun,” kata Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resminya, Kamis (20/10/2022).
Sementara itu, KPR tumbuh 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp105,0 triliun, dan KKB naik 9,2 persen secara tahunan menjadi Rp43,8 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8 persen secara tahunan menjadi Rp13,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp165,0 triliun.
Advertisement
Total Kredit
Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp 682 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6 persen secara tahunan menjadi Rp172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
"Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 11,7 persen pada sembilan bulan pertama 2022, dibandingkan 17,1 persen pada tahun sebelumnya,” kata dia.
Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, sementara rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 247,9 persen dan 49,9 persen.
Di sisi pendanaan, CASA naik 15,1 persen secara tahunan mencapai Rp830,4 triliun per September 2022, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.
Pertumbuhan CASA
Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama bagi kenaikan total dana pihak ketiga mencapai Rp1.026 triliun, atau tumbuh 11,0 persen secara tahunan. Sejalan dengan capaian tersebut, total aset BCA naik 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.289 triliun.
Sedangkan, solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Pada sembilan bulan pertama 2022, total volume transaksi naik 39,5 persen secara tahunan mencapai 17,4 miliar transaksi.
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan likuiditas, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama sembilan bulan pertama 2022, yakni naik 9,3 persen secara tahunan menjadi Rp46,1 triliun.
Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen secara tahunan menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen secara tahunan.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen secara tahunan. Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,8 persen secara tahunan menjadi Rp 29 triliun.
Advertisement