Penonton Piala Dunia 2022 di Qatar Bisa Ibadah Umrah Gratis!

Arab Saudi memberikan visa gratis.

oleh Anry Dhanniary diperbarui 21 Okt 2022, 18:00 WIB
Umat muslim berdoa di depan bangunan Kakbah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis (16/8). Kakbah adalah sebuah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam, Masjidil Haram. (AP Photo/ Dar Yasin)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah pengalaman luar biasa bisa didapatkan umat Muslim yang menjadi penonton resmi Piala Dunia 2022 di Qatar bulan depan. Selain nonton bola, mereka juga bisa menjalankan ibadah Umrah.

Piala Dunia Qatar akan mulai bergulir bulan depan atau tepatnya 20 November hingga 18 Desember 2022, yang tersebar di 8 stadion di 5 kota.

Menariknya, sang negara tetangga yaitu Arab Saudi juga ingin ikut kecipratan kedatangan turis ke negaranya yang memang bersampingan dengan Qatar.

Umat Muslim yang memegang tiket Piala Dunia bisa melakukan ibadah umrah di Arab Saudi tanpa perlu membayar visa. Hal ini diumumkan langsung oleh Kerajaan Saudi.

Untuk para pemilik kartu Hayya atau dokumen khusus yang diberikan pada fans penonton laga Piala Dunia di Qatar, mereka tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk mengunjungi kota suci Mekkah.

Asisten direktur departemen visa kementerian luar negeri Arab Saudi, Khaled al-Shammari mengumumkan hal tersebut. Menurutnya, pemilik kartu Hayya bisa tinggal di Arab Saudi hingga selama 2 bulan, dan akan berakhir 11 Januari 2023.

"Visa gratis tapi asuransi medis harus tetap diajukan," ujar Shammari pada Ekhbariya TV.

Ia menambahkan kalau pemilik kartu tersebut bisa keluar-masuk Arab Saudi hingga beberapa kali selama dua bulan tersebut, tanpa harus datang ke Qatar.

Aturan ini dibuat untuk memudahkan para calon penonton Piala Dunia Qatar untuk mencari akomodasi di Arab Saudi selama turnamen berlangsung.

Tak hanya Arab Saudi, suporter juga diprediksi akan memadati penginapan di negara sekitar Qatar seperti Kuwait, Oman dan Uni Emirat Arab.

Selama Piala Dunia berlangsung, akan ada 160 penerbangan shuttle dari nyaris seluruh kota besar di kawasan Teluk menuju Doha.

Uni Emirat Arab juga menawarkan visa khusus yang membuat penonton Piala Dunia bisa keluar masuk negara tersebut. Tapi berbeda dengan Arab Saudi, negara ini menawarkan visa seharga 100 dirhams atau Rp 423 ribu.


Doha Siapkan Transportasi Modern

Ilsutrasi kota Doha, ibu kota Qatar (AP/Kamran Jebreilli)

Sementara Doha juga tidak ingin ketinggalan memberikan pelayanan luar biasa komplit untuk para pelancong selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

Untuk mengatasi arus lalu lintas yang sangat besar di Piala Dunia Qatar 2022, Doha, ibu kota Qatar memutuskan untuk mengembangkan transportasi mereka dengan menggunakan data dan teknologi AI.

Hisense, yang berakar di bidang transportasi cerdas selama lebih dari 20 tahun, akan membantu Doha dalam membangun konstruksi proyek percontohan untuk transportasi cerdas.

Melansir dari Cision PR Newswire, proyek ini akan selesai dan dioperasikan sebelum pembukaan Piala Dunia Qatar 2022, untuk memastikan lalu lintas yang aman, efisien, dan mengurangi emisi polutan selama pertandingan berdasarkan lintasan GPS dan fungsi pelacakan video real time.

Dalam beberapa tahun terakhir, Hisense terus mengubah produk dan rantai industrinya menjadi teknologi canggih dan tinggi, secara bertahap menjadi pemimpin industri global dalam industri B2B seperti tampilan komersial, medis ultrasonik, dan solusi kota pintar, dan berhasil mengubah dirinya dari "perusahaan peralatan rumah tangga" menjadi "perusahaan teknologi tinggi".

Hisense akan mempercepat transformasi dan peningkatan industri, meningkatkan investasi sumber daya dan ekspansi bisnis di segmen B2B, dan semakin meningkatkan pengaruh global bisnis B2B di luar negeri. Dengan perkembangan industri B2B, Hisense berkontribusi pada kebahagiaan manusia dan dunia yang lebih baik.


Janji Piala Dunia Tanpa Sampah

Iconic Lusail Stadium terletak sekitar 20 kilometer dari Doha sebagai ibu kota negara Qatar. (AFP/Mustafa Abumunes)

Seperti gelaran event internasional lain belakangan ini, Piala Dunia 2022 di Qatar nanti juga akan menjadi salah satu ajang yang mengedepankan program "ramah lingkungan".

Kementerian Perkotaan Qatar menargetkan 60 persen sampah selama Piala Dunia akan menjalani proses daur ulang ketat. Mulai dari recycling, reuse atau proses lainnya.

Mereka berjanji tidak akan hanya membiarkan sampah-sampai itu membusuk di tempat pembuangan akhir.

Program ini sejalan dengan janji untuk membuat Piala Dunia Qatar akhir tahun nanti menjadi yang pertama bebas karbon.

"Kami menargetkan 60 persen sampah akan dipilah, ini adalah tanggung jawab besar sebagai tuan rumah event olahraga besar," ujar Direktur Manajemen Sampah dan Daur Ulang Kementerian Perkotaan, Hamad Al Bahr.

Pemilahan sampah adalah upaya krusial demi meningkatkan jumlah sampah yang akan menjalani daur ulang. Tak hanya pemerintah yang bertanggung jawab, tetapi semua individu termasuk rumah hingga bisnis besar.

Dalam wawancara dengan Qatar TV, Al Bahr mengatakan kalau pemilahan 60 persen sampah adalah angka yang lebih besar dibandingkan Piala Dunia sebelumnya di Rusia.

"Target ini sulit. Karena itu kami membentuk tim demi mencapainya. Target lain kami adalah mengubah 40 persen sampah lainnya menjadi energi," lanjutnya.

Pemerintah Qatar pun sudah mengajukan beberapa proposal tender dan kerjasama dengan pihak swasta. Mulai dari peti kemas untuk membawa sampah, tenaga pembersih, hingga stasiun pembuangan sampah mobile selama Piala Dunia 2022 nanti.


Teknologi AC di Semua Stadion

Beberapa fasilitas yang terdapat di Iconic Lusail Stadium antara lain fasilitas olahraga, cafe, pusat perbelanjaan, klinik kesehatana dan sekolah. Sementara fasilitas penunjang di dalam stadion terdapat AC yang disediakan untuk para pemain yang bertanding. (AFP/Mustafa Abumunes)

Ada hal unik yang akan diterapkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar, yaitu seluruh stadion dilengkapi dengan teknologi pendingin udara. Teknologi ini untuk meminimalkan potensi suhu udara yang panas di wilayah Qatar.

Harapannya, pemain yang bertanding tidak akan terganggu dengan suhu panas yang bisa mencapai 25-28 derajat celcius pada bulan November. Selain para pemain dan ofisial serta perangkat pertandingan, teknologi ini juga untuk memberi kenyamanan penonton di stadion Piala Dunia 2022.

Dilansir dari Sport Bible, pendingin udara ini dipasang di bawah tempat duduk penonton di tribun dan sebagain di daerah lapangan stadion Piala Dunia 2022 untuk menjaga suhu tanah dan rumput tetap stabil bagi para pemain.

Teknologi pendinginan yang melibatkan penggunaan energi matahari ini dikembangkan oleh beberapa universitas di Qatar. Dr Saud Abdulaziz Abdul Ghani seorang Profesor di College of Engineering Qatar didapuk sebagai pemimpin dari pengembangan teknologi ini.

"Kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya," kata Ghani dalam wawancara dengan FIFA.com.

"Kami memurnikan udara untuk penonton. Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan mengalami masalah di dalam stadion kami karena kami memiliki udara paling bersih dan paling murni," sambung dia.


Edisi Khusus di Musim Dingin

Pembangunan Iconic Lusail Stadium dimulai pada 11 April 2017 dan rampung pada April 2021 lalu dan resmi dibuka pada 23 November 2021. (AFP/Mustafa Abumunes)

Ada hal unik yang akan diterapkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar, yaitu seluruh stadion dilengkapi dengan teknologi pendingin udara. Teknologi ini untuk meminimalkan potensi suhu udara yang panas di wilayah Qatar.

Harapannya, pemain yang bertanding tidak akan terganggu dengan suhu panas yang bisa mencapai 25-28 derajat celcius pada bulan November. Selain para pemain dan ofisial serta perangkat pertandingan, teknologi ini juga untuk memberi kenyamanan penonton di stadion Piala Dunia 2022.

Dilansir dari Sport Bible, pendingin udara ini dipasang di bawah tempat duduk penonton di tribun dan sebagain di daerah lapangan stadion Piala Dunia 2022 untuk menjaga suhu tanah dan rumput tetap stabil bagi para pemain.

Teknologi pendinginan yang melibatkan penggunaan energi matahari ini dikembangkan oleh beberapa universitas di Qatar. Dr Saud Abdulaziz Abdul Ghani seorang Profesor di College of Engineering Qatar didapuk sebagai pemimpin dari pengembangan teknologi ini.

"Kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya," kata Ghani dalam wawancara dengan FIFA.com.

"Kami memurnikan udara untuk penonton. Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan mengalami masalah di dalam stadion kami karena kami memiliki udara paling bersih dan paling murni," sambung dia.

Infografis Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya