Ada Kepulan Asap di Puncak, Gunung Kerinci Tutup Sementara Jalur Pendakian

Jalur pendakian Gunung Kerinci ditutup arena adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Sumatera tersebut.

oleh Henry diperbarui 20 Okt 2022, 21:18 WIB
Sesuai namanya, Danau Gunung Tujuh dikelilingi tujuh gunung yang memiliki mata air abadi sehingga air di danau tersebut tak pernah habis. (B Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menutup sementara jalur pendakian Gunung Kerinci dari Kerinci, Jambi, maupun Solok Selatan, Sumatera Barat. Hal itu dilakukan karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Sumatera tersebut. 

Melansir laman resmi TNKS, 19 Oktober 2022, Gunung Kerinci dikabarkan mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian mencapai 700 meter dari puncak gunung dengan warna kelabu dan kecokelatan. Tim Pemantau Gunung Api Kerinci, S Mamory mengatakan keluarnya asap tebal di Gunung Kerinci sudah terjadi sejak pukul 06.20 WIB kemudian hingga sore hari asap masih terlihat hitam. 

Dia menyebutkan dari pihak TNKS juga sudah menutup jalur pendakian. "Malam ini kabut, jadi tidak terlihat," katanya, Rabu, 19 Oktober 2022, dikutip dari merdeka.com. Saat ini status gunung Kerinci masuk waspada level dua. "Ini sering terjadi, namun sekarang frekuensinya lama," ucapnya.

Sub Koordinator Pos Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Kerinci Ahmad Basuki, merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung api Kerinci dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak gunung api Kerinci di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif. "Kami sarankan juga masyarakat mengenakan masker karena khawatir abunya akan mengganggu," ujarnya.

Dia menjelaskan dari pantauan pihaknya, arah embusan abu ke arah Barat Laut.  Sementara itu, sebaiknya jalur penerbangan di sekitar gunung api Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.

Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Kabupaten Kerinci Darifus, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi dari petugas pos Gunung Kerinci tentang asap hitam yang keluar dari gunung tertinggi di Sumatera tersebut. "Iya bener, himbauan kami kepada masyarakat sesuai dengan laporan pos pengamatan gunung api Kerinci," terangnya.


Melarang Masyarakat Beraktivitas

Ada Kepulan Asap di Puncak, Gunung Kerinci Tutup Sementara Jalur Pendakian.  foto: Instagram @chuajosse

Sementara itu, Staf Humas Kantor Balai Besar TNKS Erik Rico Ferdian mengatakan sesuai surat edaran Kantor Balai Besar TNKS mulai Rabu 19 Oktober pendakian Gunung Kerinci ditutup sementara.  Selain itu, mereka melarang masyarakat melakukan aktivitas di area rawan bencana.

Salah seorang pemandu wisata Gunung Kerinci Yuda Kharsana mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan informasi mengenai penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci. Dengan begitu mereka tidak menerima tamu wisatawan yang melakukan pendakian.

Dengan ketinggian 3.805 mdpl, Gunung Kerinci menjadi gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Gunung yang berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat ini adalah gunung berapi yang masih aktif.  

Jalur pendakian ke Gunung Kerinci hanya satu, yaitu dari Desa Kersik Tuo dekat Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Gunung ini juga salah satu situs warisan dunia untuk Tropical Rainforest Heritage of Sumatra.

Beberapa bulan lalu, jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan, Sumatera Barat, juga sempat sebelum kemudian dibuka kembali. Sebelumnya Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat menutup gunung tersebut karena ditemukan adanya perambahan di jalur pendakian dan banyak petunjuk arah yang hilang.


Didampingi Pemandu

Perkebunan Teh Kayu Aro di Gunung Kerinci, Jambi. (dok.Instagram @kerinci_sungai penuh/https://www.instagram.com/p/CASRAzigC6E/Henry)

"Rencana kami buka kembali, tapi masih menunggu info dari Sungai Penuh (Balai Besar TNKS) dan Padang (Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah II Sumbar)," kata Kepala Seksi TNKS Wilayah IV David dikutip Antara, Senin (6/6/2022).  Petunjuk arah yang sebelumnya sempat hilang, kata dia, telah dipasang kembali. "Mei kemarin petunjuk arah sudah dipasang kembali," ujarnya.

Bagi pendaki yang ingin mencoba jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan itu, menurut dia, harus didampingi oleh pemandu karena treknya yang cukup panjang yang memakan waktu mencapai empat hari untuk sampai ke puncak Gunung Kerinci.

"Selain itu, jalurnya juga sedikit berbeda dibanding dengan jalur Kersik Tuo," katanya.  Untuk masuk, kata dia, para pendaki tidak lagi diwajibkan membuat surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) melainkan cukup dengan tiket yang bisa diperoleh di kantor Seksi TN Kerinci Seblat di Sikinjang, Sangir, atau melalui pemandu.

Balai Besar TNKS menyarankan agar pendaki yang melalui Solok Selatan bukan pendaki pemula. "Yang lewat Solok Selatan kita sarankan bukan pendaki pemula, melainkan yang memang hobi mendaki," ujarnya.


Jejak Satwa

View Gunung Kerinci dari Kayu Aro (foto: istimewa)

Melansir kanal Regional Liputan6.com, jalur pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan, kata dia, tutupan hutan dari bawah sampai batas vegetasi di ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut masih padat dan lebih landai jika dibanding melalui Kersik Tuo, Kerinci, Jambi. Pendaki juga bakal menemui hutan lumut, pohon-pohon besar seperti pohon beringin yang seolah pendaki berjalan di bawahnya, banyak sumber air, ada air terjun, dan masih bisa ditemui jejak-jejak satwa liar seperti harimau sumatera, rusa, beruang, dan kijang.

Di jalur ini, kata dia, pendaki juga bisa menemukan tumbuhan-tumbuhan yang dilindungi, seperti kantong semar dan anggrek. "Para pendaki dilarang keras untuk merusak flora di jalur pendakian dan memburu hewan," jelasnya.

Berhubung jalur melalui Solok Selatan panjang, pihaknya telah menyiapkan tujuh pos yang bisa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat. Bagi pendaki yang berangkat dari Solok Selatan, boleh turun melalui Kersik Tuo. "Yang penting harus memberitahu petugas ketika berangkat jadi kami bisa koordinasi dengan petugas yang di Kersik Tuo," tutupnya.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya