Rayakan Hari Santri, Ma'ruf Amin Sebut 3 Peran Santri dalam Kemajuan Negeri

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri perayaan Hari Santri Nasional 2022 di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 21 Okt 2022, 12:43 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. (Dok. BPMI, Setwapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri perayaan Hari Santri Nasional 2022 di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, dia memaparkan tiga poin peran santri dalam merebut kemerdekaan dan membangun negeri.

"Alhamdulillah memang peran santri di Indonesia diakui oleh negara sehingga ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Karena santri terus berkiprah sejak sebelum kemerdekaan, ketika juga berjuang mengusir penjajahan, menyusun konstitusi negara juga santri ikut terlibat, Kiai Hasyim, Agus Salim, santri-santri NU yang ikut merumuskan konstitusi kita, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutur Ma'ruf di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).

Menurut Ma'ruf, setidaknya ada tiga hal alasan santri terus berperan dalam kemajuan Indonesia. Pertama adalah semangat hubbul waton minal iman atau mencintai Tanah Air yang dianggap sebagian daripada iman.

"Karena itu santri siap melakukan apa saja untuk membela, mempertahankan, memperjuangkan, karena apa, hubbul waton, ditanamkan hubbul waton minal iman, itu saya kira kenapa santri siap. Sampai mengorbankan nyawanya siap untuk bangsa dan negara," jelas dia.

Kemudian yang kedua, lanjut Ma'ruf, santri memegang teguh hifzul misah atau menjaga kesepakatan. Terbentuknya NKRI, Pancasila, adalah merupakan kesepaktan yang disebut Kesepakatan Nasional.

"Kalau santri mengatakan NKRI harga mati, itu artinya memegang teguh kesepakatan nasional, hifzul misah. Karena itu kita menolak segala bentuk ideologi lain, bentuk negara yang lain, karena apa, karena itu menyalahi kesepakatan," ujarnya.


Memakmurkan Bumi

Ratusan santri perwakilan pesantren dan lembaga pendidikan lainnya di lingkungan Kemenag Garut, tengah mengikuti puncak perayaan ke-76 hari Amal Bakti Kemenag. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ada banyak ideologi yang juga dikenal Islami, seperti khilafah, mamlakah, emirat, bahkan republik. Namun, kata Ma'ruf, semua itu bukan ditolak tetapi tertolak di Indonesia.

"Kalau ditolak bisa masuk tapi ditolak. Kalau tertolak itu tidak bisa masuk, tertutup, karena apa, karena menyalahi kesepakatan yang oleh santri dipegang teguh sebagai kesepakatan nasional dalam rangka semangat hifzul misah," terangnya.

Adapun yang ketiga adalah semangat imaratul ardi atau membangun dan memakmurkan bumi. Tuhan sendiri telah mengatakan bahwa telah menciptakan manusia dengan tanggung jawab memakmurkan bumi.

"Karena itu kaum santri dituntut untuk memperbanyak sebab-sebab imarah, asbabul imarah yaitu melalui pengembangan ekonomi, melalui masalah pengembangan di pertanian, perkebunan, pertambangan, perindustrian. Untuk bisa mengembangkan bumi itu membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya santri dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bisa mewujudkan tugas imaratul ardi," Ma'ruf menandaskan.


Peringati Hari Santri, Mahfud Md: Ideologi Negara Ideologi Santri

Pemerintah menyelengarakan Hari Santri Nasional 2022 di Gedung Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) dengan mengundang berbagai kalangan ulama, habib, santri, hingga pejabat negara. Adapun tema yang diusung adalah "Ideologi Negara, Ideologi Santri". (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Pemerintah menyelengarakan Hari Santri Nasional 2022 di Gedung Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) dengan mengundang berbagai kalangan ulama, habib, santri, hingga pejabat negara. Adapun tema yang diusung adalah "Ideologi Negara, Ideologi Santri".

Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan, ini menjadi pertama kalinya peringatan Hari Santri Nasional diselenggarakan di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat. Tentu bukan tanpa alasan, sebab politik turut mengurusi soal ideologi negara.

"Ideologi negara ini dulu dibangun oleh bangsa Indonesia bersama kaum santri, bersama para ulama, sehingga menjadi kewajiban bagi seluruhnya mempertahankam ideologi negara, dan tidak usah dipertentangkan dengan ideologi lain karena ideologi negara itu ideologi santri," tutur Mahfud di Lapangan Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).

Menurut Mahfud, saat ini santri tidak lagi dipandang sebelah mata, semisal dulu yang dinilai kampungan, hanya dapat bekerja di Kementerian Agama (Kemenag) alias dianggap berlapangan pekerjaan sempit.

"Sudah ada yang menjadi Presiden, Wakil Presiden, masuk ke berbagai profesi pejabat, saudagar, pimpinan Ormas, Gubernur, Bupati, Walikota, bahkan sastrawan. Sekarang juga sudah banyak masuk ke berbagai jabatan penting di perguruan tinggi. Bukan hanya bekerja dalam urusan agama tapi juga berbangsa bernegara," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya