Liputan6.com, Jakarta Satu per satu pemain sepak bola Turki yang terkait dengan jaringan teroris FETO ditangkap polisi. Terbaru, adalah Zafer Biryol yang pernah memperkuat timnas Turki pada tahun 2004 lalu. Mantan pemain Besiktas dan Fenerbahce tersebut diamankan di Buyukcekmece, salah satu distrik yang berada di kota Istanbul.
FETO merupakan akronim dari Fethullah Terrorist Organisation. Label ini disematkan oleh pemerintah Turki terhadap gerakan yang dipimpin oleh Fethullah Gülen usai melancarkan kudeta gagal Turki, 2016 lalu.
Advertisement
Sebanyak 251 orang terbunuh dan 2.734 lainnya mengalami cedera dalam insiden tersebut. Pemerintah Turki kemudian melakukan pengejaran terhadap jaringan ogranisasi ini. Setidaknya 332 ribu orang yang terkait dengan FETO telah ditangkap, sementara 19 ribu lainnya telah menjalani hukuman penjara.
Banyak pemain sepak bola yang diketahui ikut terlibat dalam jaringan ini. Salah satunya adalah mantan bintang timnas Turki, Hakan Sukur yang saat ini menetap di Amerika Serikat.
Selain Sukur, lima pemain lainnya juga telah ditangkap oleh pemerintah Turki. Mereka adalah Bekir rtegün, Ugur Boral, Ersin Güreler, Smail engun dan Mer atkıc. Mereka telah menjalani persidangan, Oktober 2018.
Dari para tersangka, pemerintah kembali mendapatkan sejumlah nama pesepak bola lainnya yang ikut terlibat dalam jaringan FETO. Jaksa menyebut kalau gerakan para pesepak bola sangat terstruktur dalam menyusup ke pertandingan sepak bola Turki dan menuntut mereka hukuman 7,5 tahun hingga 15 tahun.
Keterlibatan Zafer Biryol
Seperti dilansir dari Hurriyetdailynew, Zafer Biryol juga sudah dituntut hukuman penjara karena keterlibatan dengan FETO. Pria berusia 46 tahun itu kemudian ditahan atas perintah pengadilan.
Biryol diketahui pernah menghadiri pertemuan FETO dan bertemu dengan pimpinan organisasi, Fetullah Gulen. Dia juga diketahui memiliki rekening di Bank Aysa, sebuah bank yang terkait dengan FETO.
Biryol juga dianggap terlibat dalam kudeta gagal 2016 lalu. Pemerintah menuduh Biryol telah mengunduh dan mengirim pesan yang mendukung aksi berdarah tersebut melalui aplikasi pesan ByLock.
File-file yang dikirim tersebut, termasuk informasi pemberian penghargaan terhadap para pemenang dalam turnamen sepak bola yang digagas FETO di Kucukcekmece, Istanbul antara tahun 2012 dan 2014.
Advertisement
Bantah Jadi Teroris
Sementara itu, Hakan Sukur yang juga dianggap bagian jaringan ini dengan keras membantah sebagai teroris dan terlibat pada kudeta gagal 2016 lalu. Saat ini, Sukur menjadi buronan polisi Turki dan menetap di Amerika Serikat. Kehidupannya berubah drastis dari pesepak bola ternama hingga kini jadi supir taksi.
Sukur memang kerap berselisih dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Meski demikian, dia menolak bola dicap sebagai teroris dan pengkhianat negara.
"Saya tidak punya apa-apa lagi, Erdogan mengambil segalanya: hak saya untuk kebebasan, kebebasan berekspresi dan hak untuk bekerja," kata Sukur kepada kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
"Sepertinya tidak ada yang bisa menjelaskan apa peran saya dalam kudeta ini. Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang ilegal, saya bukan pengkhianat atau teroris," bebernya.