Mengapa Banyak Orang Tidak Bisa Berhenti Scrolling Media Sosial Sebelum Tidur?

Berikut alasan mengapa Anda tidak bisa stop scrolling media sosial sebelum tidur.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 21 Okt 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi main hp ponsel di tempat tidur. (Photo by Boudewijn Huysmans on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta- Berapa kali Anda memeriksa ponsel Anda dalam satu jam terakhir? Bagaimana dengan 10 menit terakhir? Jika Anda seperti kebanyakan orang, jawabannya mungkin lebih dari satu kali.

Bagi kebanyakan orang, ponsel merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian. Menurut Psychology Today, 94% responden mengaku bahwa mereka merasa terganggu ketika mereka tidak membawa ponsel mereka, 80% merasa cemburu ketika orang lain memegang ponsel mereka, dan 70% merasa tertekan, panik, dan tidak berdaya jika ponsel mereka hilang atau dicuri.

Studi lain, mengutip well and good, bahkan menemukan bahwa setengah dari peserta lebih memilih mengalami patah tulang daripada mengalami ponsel yang rusak.

Hal tersebut membuat tak sedikit orang hidupnya malah diatur oleh smartphone mereka. Termasuk, jam tidur mereka. Tak sedikit orang sebelum tidur harus memeriksa smartphone atau sekadar scrolling media sosial tanpa tahu waktu dan mengambil jatah waktu istirahat yang sangat penting. 

Mungkin Anda telah menyisihkan tepat tujuh hingga delapan jam waktu yang direkomendasikan untuk tidur, tetapi, ketika waktu itu tiba, Anda mendapati diri Anda tidak melakukannya dan malah scrolling ponsel Anda. 

Atau bahkan mungkin saat Anda berhasil menarik selimut dan mematikan lampu kamar tidur Anda, Anda tidak bisa berhenti memainkan ponsel Anda dan refleks memainkannya terus-menerus. Mengapa hal ini terjadi dan bagaimana menghindarinya? simak penjelasannya.

 


Mendapat Validasi

Harus Berapa Jauh Meletakkan Ponsel Tempat Tidur?

Scrolling smartphone di malam hari ini sering terjadi jika pada siang hari kita merasa hari-hari kita di luar kendali kita. Itu bisa terjadi di tempat kerja, atau dalam hubungan yang sedang kita jalani. Jadi, pada malam hari biasanya pikiran kita berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas emosi itu dengan mendorongnya jauh,” kata terapis Meg Josephson MSW, di instagramnya baru-baru ini. 

Untuk melakukan hal itu, otak akan mengaitkan diri ke media sosial dan konten yang ada di dalamnya secara terus-menerus dan tak berujung. Hal tersebut menjadi pengalih perhatian dari kecemasan yang mengancam diri  kita.

Dalam kebanyakan kasus, scrolling feed media sosial menjadi pelarian yang menyenangkan dari realitas kehidupan yang penuh kecemasan, dengan menyediakan konten yang tak ada habisnya dan dibumbui dengan berbagai validasi. Ditambah lagi, ini merupakan pelarian yang dapat Anda kendalikan sepenuhnya kapan pun Anda ingin melakukannya. 

Hal inilah yang menjadikan kebiasaan ini sangat memuaskan di malam hari, setelah berbagai kewajiban hari itu selesai dan ketika emosi yang tidak nyaman mungkin memiliki ruang untuk muncul ke permukaan, kata Josephson.


Mati Rasa

(Photo: UPI) Ilustrasi charger ponsel terbakar di bantal.

Seringkali, Anda tidak menyadari emosi yang mengganggu ini karena kebiasaan scrolling smartphone membuat emosi tersebut terpendam.

"Ketika emosi yang tidak nyaman muncul, otak kita ingin menghilangkan ketidaknyamanan itu sesegera mungkin bahkan jika merasa emosi itu sebenarnya tidak membahayakan,” kata Josephson. 

Ketika emosi negatif tidak dapat Anda deteksi lagi, rutinitas tersebut terasa akrab dan aman bagi tubuh,” tambahnya.

Masalahnya adalah, distraksi yang dilakukan dengan cara scrolling media sosial hanya membius pikiran Anda untuk mengatasi emosi tersebut. Ketika ini yang menjadi pilihan Anda, rutinitas tersebut dapat menjadi hal yang biasa dan membuat Anda terus-menerus melakukannya. 

Terlepas dari rasa nyaman yang ditemukan, scrolling media sosial sebelum tidur tampaknya tidak memiliki keuntungan yang positif.  Tidak hanya berpotensi membuat kita mati rasa atas apa yang harus kita hadapi. Tetapi, hal tersebut membuat kesehatan kita terpinggirkan. Kita menempatkan diri kita pada berbagai resiko baru seperti gelisah dan terganggu. Cahaya ponsel juga membuat seseorang sulit untuk tidur dan tidak baik bagi kesehatan fisik, maupun mental. 


Bagaimana Mengatasinya?

Ilustrasi Penggunaan Ponsel Credit: pexels.com/pixabay

Jika Anda tidak melakukannya (scrolling sosial media sebelum tidur), Anda akan memiliki ruang untuk rutinitas kesehatan malam Anda dan memiliki keuntungan yang lebih banyak untuk kehidupan Anda. 

Menghentikan pola scrolling sebelum tidur akan membuat Anda benar-benar mustahil untuk melakukannya. Cobalah mengisi daya ponsel Anda di ruangan lain dan simpan setidaknya satu jam sebelum tidur jika memungkinkan, saran Josephson. 

Josephson menyarankan untuk melakukan peregangan ringan atau bernapas dalam-dalam, membaca buku, atau membuat jurnal. Tetapi apapun yang membantu Anda secara pribadi untuk menenangkan diri dapat menjadi bagian dari ritual sebelum tidur ini.

"Mulailah dari yang kecil dan konsisten dengan itu," kata Josephson.

"Seiring waktu, otak Anda akan mulai mengasosiasikan aktivitas yang Anda pilih dengan tidur malam yang nyenyak. Itu membuat Anda lebih mudah tertidur ketika waktunya tiba. Ingatlah bahwa ini juga bukan sesuatu yang sempurna," tambahnya.

Infografis 7 Gelagat Pria Ketika Selingkuh via Ponsel. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya