Liputan6.com, Jakarta - Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari (AHB) tampil apik saat debat kandidat yang berlangsung di Grand Central Hotel, Pekanbaru, Riau (21/10) malam.
Debat kandidat diikuti oleh tiga calon ketua umum (Caketum) yang terdiri dari Akbar Himawan Buchari, Bagas Adhadirgha dan Anggawira.
Advertisement
Debat kandidat ini sendiri merupakan rangkaian kegiatan jelang Munas Hipmi ke-XVII yang mengambil tema "Hipmi Kuat Indonesia Maju" dengan sub tema "Peluang dan Tantangan Hipmi di Tengah Ancaman Resesi."
Sebagai caketum, Akbar Himawan Buchari menjelaskan soal pentingnya kolaborasi ditengah ancaman resesi yang dampaknya sangat luarbiasa.
"Ancaman resesi ekonomi secara global semakin nyata di depan mata. Hal ini dikarenakan kanaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral berbagai negara untuk meredam laju inflasi sehingga memicu terjadinya krisis keuangan," demikian paparan Akbar Himawan Buchari (AHB) dihadapan para kader Hipmi se-Indonesia di Grand Central Hotel Pekanbaru, Riau.
"Salah satu faktor penting agar kita tetap survive ditengah ancaman resesi keuangan global adalah dengan membangun kolaborasi yang kuat, solid dan terintegrasi dengan melibatkan semua elemen di bangsa ini," sambung Akbar.
Apa yang disampaikan oleh Akbar juga sempat disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa pekan yang lalu. Bahkan, sejumlah lembaga internasional mulai dari Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), hingga Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah memperingatkan akan risiko ini.
Menurut Sri Mulyani, kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023.
Program Unggulan
Akbar juga menjelaskan soal program unggulan yang merupakan blue print dari visi besarnya dalam membangun Hipmi kedepan.
"Ada lima program unggulan yang menurut saya bisa menopang konsolidasi internal organisasi maupun secara eksternal bisa membantu perekonomian Indonesia sehingga resesi besar di tahun depan bisa teratasi tanpa ada turbulensi," kata Akbar.
Menurut Akbar, kelima program itu adalah: pelatihan dan pendampingan pengusaha muda, pengembangan big data terintegrasi, kerjasama lembaga keuangan atas integrasi big data Hipmi, penguatan research dan development dengan kerjasama Hipmi dan perguruan tinggi serta kolaborasi antar anggota Hipmi.
Akbar yang piawai dan cekatan serta mampu menjawab setiap pertanyaan narasumber dalam debat semalam juga berpesan untuk para kader Hipmi se-Nusantara agar bisa bertahan hadapai krisis nanti dengan menggunakan pola survive (bertahan), revive (bangkit) dan thrive (berkembang) yang disingkat 3B. Pola ini merupakan filosofi berbisnis ala Akbar yang sudah menjadi identity atau brandingnya selama membangun usaha sehingga menjadi pebisnis yang sukses seperti sekarang ini.
Tiga pendekatan ini menurut Akbar, bertujuan untuk menjaga kestabilan dunia usaha yang ujungnya adalah membuka lapangan kerja masyarakat dan ekonomi nasional.
Advertisement