Liputan6.com, Depok - Seorang balita di Kota Depok, Jawa Barat meninggal dunia setelah divonis menderita gagal ginjal akut stadium enam. Balita bernama Azqiara Anindita Nuha (3,8) ini merupakan warga Rawa Geni, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Depok.
Soliha yang merupakan ibu Qiara menceritakan, sang anak awalnya mengalami panas tinggi dan penurunan air kencing sebelum dinyatakan gagal ginjal akut. Saat demam dan pilek, Qiara sempat diberi obat sirup pada Jumat (7/10/2022).
Baca Juga
Advertisement
“Setelah diberikan obat tetap muntah sebanyak 15 kali, akhirnya anak saya dibawa ke klinik,” ujar Soliha saat ditemui Liputan6.com, Jumat (21/10/2022).
Dokter klinik kembali memberikan obat dan berpesan apabila tidak ada perkembangan yang baik, Qiara harus segera dibawa ke IGD rumah sakit.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, balita berusia tiga tahun enam bulan ini pun dibawa ke RS Bunda pada Minggu (9/10/2022) malam. Tim dokter pun langsung memberikan penanganan medis.
“Di situ saya lupa bilang bahwa anak saya itu tidak pipis. Jadi selama muntah-muntah itu anak saya tidak pipis,” ucap Soliha.
Tim dokter rumah sakit kemudian melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasilnya, Qiara didiagnosa menderita gagal ginjal akut. Qiara didiagnosa gagal ginjal akut stadium tiga.
“Saya merasa hancur setelah dilakukan pengecekan keluarlah hasil laboratorium anak saya mengidap gagal ginjal akut,” kata Soliha.
Bahkan penurunan kesehatan Qiara sangat cepat. Hanya rentang waktu selama satu malam usai menjalani perawatan, Qiara kembali diperiksa dan hasilnya divonis gagal ginjal akut stadium enam.
“Perburukannya cepat sekali, sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit tipe A yang memiliki HD,” ujar Soliha.
Namun rumah sakit tipe A yang menjadi rujukan sedang penuh. Tak inging berputus asa, Soliha pun mencari rumah sakit lain hingga Jakarta. Akhirnya Qiara bisa dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
“Qiara dirujuk ke rumah sakit RSCM kalau tidak salah pada Selasa (11/10),” ucapnya.
Kondisi Kesehatan Terus Menurun
Selama dirawat di RSCM, Qiara mengalami penurunan daya ingat. Setelah dicek menyeluruh, jaringan organ tubuh balita malang ini juga menurun.
Pada Kamis (13/10/2022) tim medis memasang alat untuk cuci darah. Detak jantungnya juga menurun, sehingga harus dipasangkan alat.
“Alhamdulillah ada lagi setelah itu pakai ventilator mulai normal lagi sampai dilepas ventilator,” tutur Soliha.
Jumat (14/10/2022), Qiara melakukan cuci darah dan sempat tidak sadarkan diri hingga lima jam. Bahkan pada proses cuci darah, lampu indikator berbunyi. Darahnya tinggi. Setelah proses cuci darah, pada selang tidak menunjukkan adanya air kencing.
“Malam minggunya itu saya dipanggil lagi sama dokter dan memberitahukan bahwa anak saya dalam masa kritis, saturasi oksigen di bawah 40,” ujar Soliha.
Pada Minggu (16/10/2022) sekitar pukul 08.20 WIB, keluarga harus mengikhlaskan kepergian Qiara untuk selama-lamanya. Tim dokter telah berusaha maksimal, namun takdir berkata lain. Qiara meninggal dunia.
Soliha sempat menanyakan penyebab kematian anaknya, namun belum mendapatkan jawaban dari pihak RSCM. “Sampai saat ini saya pengin tahu penyebab anak saya itu belum ada jawabannya, karena bilangnya masih diteliti,” ucapnya.
Dia berharap Pemerintah segera menemukan solusi mengatasi penyakit gagal ginjal akut yang dialami anaknya.
“Jangan sampai ada anak lain seperti anak saya,” kata Soliha memungkasi.
Advertisement
Dinkes Depok Belum Terima Laporan
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, telah melakukan pemantauan terhadap adanya kasus gagal ginjal akut misterius. Hingga kini, Dinkes Kota Depok melalui rumah sakit maupun puskesmas belum menerima laporan adanya temuan kasus tersebut.
“Belum ada laporan,” ujar Mary kepada Liputan6.com, Kamis (20/10/2022).
Mary menjelaskan, Berdasarkan data pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 18 Oktober 2022 sebanyak 20 Provinsi ditemukan 202 kasus. Namun untuk Kota Depok belum ditemukan kasus tersebut.
“Belum ada, kami mengingatkan tetap menerapkan perilaku hidup bersih sebagai gaya hidup,” jelas Mary.
Adapun beberapa gejala gagal ginjal akut seperti hipertensi, penurunan air kencing maupun air kencing berwarna keruh. Selain itu, memiliki demam hingga tujuh sampai 14 hari dan riwayat Covid-19.
“Apabila bergejala tersebut segera konsultasi ke dokter anak, serta di bawa kerumah sakit untuk penanganan kelanjutannya,” ucap Mary.