Liputan6.com, Jakarta - Taylor Swift telah merilis album terbarunya berjudul Midnight di sejumlah platform streaming. Kehadiran album baru ini memang sudah dinantikan para penggemar Taylor Swift.
Promosi soal album ini pun sudah dilakukan Taylor sejak beberapa pekan lalu. Melalui unggahan di akun media sosialnya, musisi asal Amerika Serikat ini mengumumkan satu per satu judul lagu yang ada dalam album Midnight.
Advertisement
Hitung mundur menjelang rilisnya album ini pada 21 Oktober 2022 pun sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Salah satunya dilakukan di aplikasi streaming Spotify sejak 15 hari lalu.
Dengan animo yang begitu besar, seperti dikutip dari BGR, Jumat (21/10/2022), rilisnya album Midnight ternyata sampai membuat aplikasi Spotify crash atau sulit diakses. Informasi ini diketahui dari sejumlah pengguna Spotify di Android dan iOS.
Berdasarkan keterangan para pengguna, mereka masih bisa mengakses aplikasi tersebut. Namun, aplikasi tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya dan muncul notifikasi yang menyebut ada permasalah koneksi.
Dari informasi yang dihimpun, permasalahan Spotify ini dialami oleh pengguna di sejumlah negara. Hal ini terlihat dari jumlah laporan yang dibuat di situs Down Detector dan beberapa di antaranya mengeluh melalui Twitter.
Kendati demikian, masalah ini diketahui sudah berhasil diatasi dalam hitungan jam. Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, aplikasi Spotify kini berjalan seperti biasa, termasuk saat mengakses album baru Taylor Swift tersebut.
Untuk diketahui, Taylor Swift mengumumkan album barunya ini saat memenangkan Video of the Year dalam MTV VMA 2022 pada September 2022. Ketika itu, ia menutup pidato kemenangan dengan mengumumkan album Taylor Swift terbaru akan rilis pada 21 Oktober 2022.
“Menurutku ini akan menjadi momen yang menyenangkan untuk memberitahu kalian semua bahwa album terbaru ku akan keluar (dirilis) pada 21 Oktober. Aku akan memberitahu (informasi) lainnya saat tengah malam," tuturnya.
Setelahnya, ia selalu memberikan informasi mengenai album terbaru ini lewat akun media sosialnya. Ia juga sempat mengunggah cover album beserta dirinya yang tengah bergadang sekaligus penjelasan tentang pemilihan judul albumnya.
Spotify Tambah Layanan Audiobook ke dalam Platform
Belum lama ini, Spotify menaruh perhatiannya pada pasar audiobook dengan mengakuisisi Findaway tahun lalu.
Sejak itu, perusahaan mulai melebarkan sayap bisnisnya dengan menyebut audiobook sebagai cabang ketiga dari bisnisnya selain streaming musik dan podcast.
Keputusan ini membuat para pelanggan Spotify tidak hanya bisa menikmati streaming musik dan mendengarkan podcast, tetapi juga mendengarkan audiobook.
Mulai bulan ini, para pelanggan platform sudah bisa mengakses sekitar 300,000 judul audiobook di dalam platform, sebagaimana dikutip dari The Verge, Minggu (9/10/2022).
Berbeda dari platform lain yang menyediakan audiobook sebagai layanan aplikasi yang mandiri, banyak pihak kurang setuju dengan keputusan Spotify memasukkan seluruh layanan ke dalam satu platform.
Ditambah dengan kemampuan sinkronisasi cross-device, banyak pengguna yang merasa Spotify kurang cocok untuk memutar audiobook.
Sebelumnya, Spotify lebih dulu menghadirkan podcast di dalam platform pada 2019. Perusahaan mengakuisisi dua platform podcast, yaitu Gimlet dan Anchor.
Sejak tahun itu, Spotify mulai menghadirkan podcast dan musik dalam satu aplikasi yang sama. Hal ini tentu berbeda dengan beberapa aplikasi streaming musik lain, seperti Apple dengan Music dan Podcast secara terpisah.
Tampil di dalam satu platform memang menguntungkan bagi para pelanggan, tetapi memasukkan tiga layanan ke dalam satu platform dirasa terlalu berlebihan.
Sebagai aplikasi streaming musik terbesar yang digunakan secara global, Spotify tidak perlu memperjuangkan tempatnya dalam pasar layanan streaming musik.
Advertisement
Spotify Akuisisi Kinzen untuk Jauhkan Podcast dari Konten Berbahaya
Selain itu, Spotify mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan yang berbasis di Dublin, Irlandia, Kinzen, yang bertujuan untuk melindungi podcast di platformnya dari konten-konten berbahaya.
Teknologi canggih dan keahlian Kinzen dinilai Spotify akan membantu mereka memberikan pengalaman yang aman dan menyenangkan secara lebih efektif di platformnya di seluruh dunia.
Mengutip keterangan tertulis di laman resmi Spotify, Minggu (9/10/2022), Spotify sudah bermitra dengan Kinzen sejak tahun 2020. Perusahaan menyebut, teknologi dari Kinzen sangat cocok untuk format podcast dan audio.
Menurut Spotify, teknologi Kinzen di Spotify menggabungkan pembelajaran mesin dan keahlian manusia yang didukung analisa dari akademisi, untuk menganalisis potensi konten berbahaya dan ujaran kebencian dalam berbagai bahasa dan negara.
Dustee Jenkins, Global Head of Public Affairs Spotify mengatakan, saat ini, mereka akan bekerja sama sebagai satu kesatuan.
"Kami akan dapat lebih meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi dan menangani konten berbahaya, dan yang terpenting, dengan cara yang lebih mempertimbangkan konteks lokal," ujarnya.
Perusahaan menyebut, analisis konten audio dalam ratusan bahasa dan dialek sangatlah kompleks. Selain itu, ada tantangan dalam mengevaluasi nuansa dan makna dari sebuah konten secara efektif.
Sehingga, kata Spotify, akuisisi Kinzen akan membantu mereka lebih memahami lanskap penyalahgunaan dan mengidentifikasi ancaman yang muncul di platform.
Tunjukkan Perusahaan Proaktif
"Kombinasi alat dan wawasan ahli adalah kekuatan unik Kinzen yang kami anggap penting untuk mengidentifikasi tren penyalahgunaan yang muncul di pasar dan memoderasi konten yang berpotensi bahaya dalam skala besar,” kata Sarah Hoyle, Head of Trust and Safety Spotify.
Menurut Hoyle, perluasan tim yang dikombinasikan dengan peluncuran Dewan Penasehat Keselamatan beberapa waktu lalu, menunjukkan perusahaan proaktif untuk ruang ini.
Spotify pada hari Juni lalu juga mengumumkan pembentukan Dewan Penasihat Keamanan (Safety Advisory Council), yang memiliki fokus di bidang keamanan dalam platform audio tersebut.
Melalui keterangan di laman resminya, dikutip Selasa (14/6/2022), Spotify mengklaim bahwa dewan semacam ini merupakan yang pertama di perusahaan audio besar.
Anggota pendiri dari dewan ini adalah individu dan organisasi yang memiliki keahlian mendalam di bidang-bidang kunci untuk menavigasi ruang keamanan daring.
"Pada tingkat tinggi, misi dewan adalah membantu Spotify mengembangkan kebijakan dan produknya dengan cara yang aman sambil memastikan kami menghormati ekspresi pembuat konten," tulis Spotify.
(Dam/Isk)
Advertisement