Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu melihat seorang penggemar musik heavy metal atau rock, hendak menonton konser musik. Apa yang terlitas di benak kamu, saat melihat band yang beraliran musik keras seperti rock atau heavy metal.
Aliran musik boleh keras, sampai menggetarkan jiwa, namun, bagaimana dengan kepribadian seseorang yang menyukai musik para roker metal itu ?
Melansir laman Metal Injection, Jumat, (21/19/2022) ternyata penggemar metal dan penggemar musik klasik memiliki kepribadian yang identik.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan di Universitas Heriot-Watt, di Edinburgh, telah meneliti bahwa penggemar musik klasik dan penggemar musik metal sebenarnya merupakan orang yang memiliki kepribadian yang mirip.
Hal ini didukung dengan sebuah wawancara yang dilakukan oleh The Guardian yang berhasil menarik kesimpulan serupa.
"Masyarakat umum telah memegang stereotip penggemar heavy metal merupakan seseorang yang sedang depresi, kemungkinan bunuh diri dan membahayakan diri mereka sendiri dan masyarakat umum. Akan tetapi itu adalah hal hal yang cukup rumit," ungkap Adrian North, profesor yang memimpin penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan sebaliknya, penggemar musik metal sama dengan pendengar musik klasik, yaitu cenderung kreatif, lembut, dan nyaman dengan dirinya sendiri.
"Kami pikir jawabannya adalah bahwa kedua jenis musik, klasik dan heavy metal, memiliki sesuatu yang spiritual tentang kegemaran mereka, mereka sangat dramatis," ujar North kepada BBC.
Penggemar musik metal dan rock juga, ternyata memiliki rasa dan pengetahuan seni tentang apa yang sedang mereka dengarkan, sama seperti penikmat musik klasik.
Baca Juga
Advertisement
Heavy Metal Atau Rock
Genre musik yang berkembang sejak tahun 1950-an dan 1970-an ini, dipelopori oleh grup band asal Amerika Serikat seperti Led Zeppelin, Black Sabbath dan Deep Purple.
Musik rock atau heavy metal memiliki ciri-ciri ritme yang tegas, suara bass-drum yang padat, gitar yang keras, menggunakan gitar listrik dengan efek nada yang melengking, dan suara vokal yang kuat.
Suara musik rock yang keras merupakan hasil kombinasi dari penggunaan volume tinggi dan distorsi atau efek yang digunakan di gitar listrik saat memainkan melodi.
Saat membawakan lagu beraliran rock atau heavy metal diperlukan nada yang tinggi dan stabil, Simon Frith kritikus musik metal mengatakan bahwa, nada suara penyanyi metal itu lebih penting daripada liriknya.
Advertisement
Band Heavy Metal atau Rock yang Terkenal
Melansir laman MusicianWave, gaya dan lirik yang digunakan dalam lagu-lagu heavy metal biasanya memiliki sifat yang gelap.
Lirik lagu dari musik heavy metal berisi tentang perang, depresi, kematian, depresi, penyesalan, keadilan, rasa bersalah, dan beberapa tema lainnya.
Namun tidak sedikit lagu rock atau metal memiliki tema yang lebih ringan seperti cinta atau kegembiraan.
Setelah dipelopori oleh ketiga band, yakni Led Zeppelin, Black Sabbath, dan Deep Purple, pada tahun 1970-an genre ini menjadi lebih populer dengan ditandai oleh terbentuknya band-band terkenal seperti Iron Maiden, Diamond Head, dan KISS.
Lebih lanjut, genre heavy metal ini terbagi atas beberapa sub-genre seperti, Black Metal, Death Metal, Power Metal, Thrash Metal.
Sub-genre Metal Terbaru
Sub-genre metal terbaru yang muncul pada tahun 1990-an diantaranya Nu Metal, Symphonic Metal, Technical Death Metal, Groove Metal, Folk Metal, dan Metalcore.
Salah satu aliran yang paling banyak digemari dan populer adalah genre Nu-Metal adalah sub-genre dari heavy metal yang menggabungkan hip-hop, alternative metal, dan groove metal.
Aliran genre ini mencapai puncaknya pada akhir 1990-an dan awal 2000-an dengan band-bandnnya seperti Limp Bizkit, Linking Park, Staind, dan Papa Roach.
Penggemar heavy metal disebut sebagai metalhead. Siapa sangka, orang nomor satu di Indonesia, Bapak Presiden Joko Widodo juga, ternyata menyukai genre musik yang beraliran rock.
Baca Juga
Kelompok Penerbang Roket Gambarkan Filosofi Perjalanan Band dalam Rilis Album Baru Berjudul KOMA
Chintya Gabriella Siapkan Single Terbaru Sebagai Pengingat Hidup Bermakna
Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing hingga Voice of Baceprot dan Musisi Indonesia Lainnya Suarakan Krisis Iklim Lewat sonic/panic Vol. 2
Advertisement