IPO, Menthobi Karyatama Raya Janji Tebar Dividen pada 2023

Direktur Keuangan Menthobi Karyatama Raya Wawan Sulistyawan mengatakan, perusahaan menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 565 miliar

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Okt 2022, 21:35 WIB
Paparan publik PT Menthobi Karyatama Raya Tbk, Jumat (21/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering /IPO). 

Direktur Keuangan Menthobi Karyatama Raya Wawan Sulistyawan mengatakan, perusahaan menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 565 miliar atau meningkat 10 persen dari sebelumnya.

“Terkait target revenue secara estimasi menyentuh Rp 565 miliar, mudah-mudahan bisa lebih baik dari target. Hal yang penting bagi kami EBITDA nya, EBITDA sumber untuk pembayaran dividen sekitar Rp 165 estimasinya EBITDA. Dividen maksimal dari net revenue sumbernya dari EBITDA,” kata Wawan kepada awak media, Jumat (21/10/2022).

Dia menyebutkan, jika perseroan bisa menghasilkan dividen sekitar Rp 8 -10 per lembar saham itu sudah terbilang bagus.

“Setahun kalau kita listing sekarang setahunan, untuk 2023 kita akan declare dividen. Ya, kalau kita lihat sekarang kan harga-harga nanti kita IPO ini 100-150 dari situ kalau kita per lembar di kisaran Rp 8 sampai 10 masih bagus sekali melihat itu,” kata dia.

Selain itu, saat ini Rupiah tembus 15.600 per dolar AS, hal tersebut akan membuat kinerja perseroan menjadi baik. Hal ini mengingat, penjualan CPO dari perseroan ini mengikuti USD, sedangkan untuk pengeluarannya perseroan menggunakan Rupiah. 

“Kinerja perseroan bagus, karena kita revenue nya itu atas dasar dolar. Jadi penjualan CPO kita mengikuti rate dolar, sementara pengeluaran kita rupiah,” ujar dia.

Dengan demikian, margin perseroan akan meningkat dan perseroan juga tidak memiliki utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat.

"Itu semakin meningkatkan margin kita, semakin nilai tukar dolar menguat karena kita tidak punya utang dolar, kecuali punya utang dolar risiko keuangan naik. Kita tahu pemerintah akan menahan dolar tidak akan turun dari 14 ribuan kita cukup aman dari kenaikan dan penurunan nilai tukar dolar,” imbuhnya. 


Target 2022

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, komoditas Indonesia yang terus tumbuh membuat  perusahaan investasi bidang komoditas PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) memastikan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). 

Perusahaan yang akan IPO ini menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 565 miliar atau meningkat 10 persen dari sebelumnya.

“Terkait target revenue secara estimasi menyentuh Rp 565 miliar, mudah-mudahan bisa lebih baik dari target,” kata Harry dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan usaha yang dilakukan Menthobi Karyatama Raya sudah terlihat dari  konsistensi pertumbuhan pendapatan. Seperti pada 2019, perseroan membukukan pendapatan  Rp 154 miliar, dan  2020 memperoleh pendapatan Rp 228 miliar.  

Pada 2021, pendapatan perseroan kembali tumbuh secara signifikan, yaitu mencapai Rp 512  miliar. Kemudian, sampai dengan kuartal III 2022, pendapatan MKTR sudah tercatat Rp 490  miliar, dari target akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 565 miliar.

Menurut Harry, peningkatan pendapatan perseroan ke depan akan ditopang oleh pertumbuhan  produksi yang didukung oleh profil tanaman yang masih muda yang dimiliki perusahaan.  

Kemudian, luas lahan yang belum tertanam akan turut mendukung penanaman baru dan  pertumbuhan produksi TBS pada masa yang akan datang.  

Menthobi Karyatama Raya menawarkan sebanyak 2,5 miliar lembar saham  atau 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor kepada publik. Harga yang ditawarkan antara  Rp 100 per saham hingga Rp 150 per saham. Dari nilai penawaran tersebut, perusahaan  menargetkan dapat memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp 375 miliar. 

 


Dana IPO

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Menthobi Karyatama Raya, Harry M. Nadir mengatakan, sumber dana dari IPO diharapkan dapat mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan. Hal itu  dilihat dari mayoritas dana IPO atau sebesar 95,01 persen yang akan digunakan untuk pengembangan  usaha dan ekspansi bisnis melalui sejumlah entitas anak usaha yang dimiliki.  

Diantaranya yaitu pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk yang akan  dilakukan melalui PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). Kemudian pembelian sarana transportasi dan  alat berat melalui Menthobi Transtitian Raya (MTR), dan pembelian bibit sawit melalui PT  Menthobi Agro Raya (MAR). 

Sementara itu, MKTR akan melakukan pembebasan lahan perkebunan dan perluasan lahan tanaman baru 1.200  hektar (Ha) melalui PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL). Melalui MMAL, perseroan juga akan  membangunan fasilitas water management untuk mendukung perluasan lahan yang dilakukan. 

“Sejalan dengan meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari MMAL maupun dari pihak  ketiga, maka dana IPO juga akan digunakan untuk penyempurnaan pembangunan pabrik kelapa  sawit seperti maintenance, perbaikan stasiun utama, dan stasiun pendukung beserta sarana  penunjangnya,” kata Harry.

 

 

 


Ada Momentum

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain untuk ekspansi usaha,  MKTR akan menggunakan 4,99 persen dana IPO sebagai modal kerja.Harry mengungkapkan, saat ini merupakan momentum yang baik bagi perusahaan untuk  melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis dengan mencari sumber pendanaan melalui IPO. 

Hal itu karena kondisi industri yang tengah positif, dimana permintaan komoditas CPO di  dalam negeri dan global terus meningkat. 

Bahkan dalam empat tahun mendatang atau pada 2026, pasar global minyak sawit diperkirakan  akan mencapai USD 106 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibanding 2020 yang USD 54,8  miliar. Selain itu, potensi kenaikan harga CPO juga sangat terbuka untuk terus mengalami  kenaikan.  

“Seperti pada April 2022 kemarin, harga CPO sempat menyentuh harga all time high di level MYR  7.104/ton. Selain melalui pengembangan usaha, kenaikan harga CPO diharapkan dapat  berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan MKTR,” ujar Harry. 

Dengan tim manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun dibidang ini, MKTR berkomitmen untuk membangun agrobisnis dengan inovasi best practice agronomi yang  berkelanjutan serta ramah lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah optimal kepada seluruh  pemangku kepentingan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya