Liputan6.com, New York - Koordinator kemanusiaan PBB di Ukraina pada Kamis (20/10) mengatakan bahwa Rusia tidak memberikan akses ke daerah-daerah yang dikuasainya saat menjelang musim dingin dan jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Tanggapan dari pihak Ukraina hampir selalu positif," kata Denise Brown kepada awak media di markas PBB. "Sayangnya, di pihak Rusia, permintaan (akses) itu selalu ditolak," demikian seperti dikutip dari Antara. Sabtu (22/10/2022).
Advertisement
Saat pertempuran terus berlanjut di wilayah timur dan selatan, Moskow meluncurkan sederet serangan terhadap sejumlah kota di Ukraina dalam dua pekan terakhir yang telah membunuh dan melukai puluhan orang dan juga menghancurkan infrastruktur vital.
Sekitar 680 korban warga sipil tercatat di Ukraina sejak 1-16 Oktober, menurut Kantor HAM PBB.
Brown menuturkan serangan baru-baru ini telah mengurangi mobilitas badan yang dipimpinnya sekaligus memperlambat tanggapan kemanusiaan.
"Terjadi kerusakan yang cukup parah, cukup parah," katanya. "Ketika saya berdiri di gedung-gedung yang telah hancur lebur, itu benar-benar nyata. Nyata."
Ditanya tentang berapa lama waktu yang diperlukan untuk membangun kembali negara tersebut, ia mengatakan: "Ketika anda berdiri di depan gedung-gedung ini, yang benar-benar hancur, puing-puing bangunan di banyak wilayah -- ini tidak untuk tahun depan. Ini untuk waktu yang begitu lama. Berapa lama? Saya tidak tahu, tetapi tidak untuk saat ini."
Pasukan Ukraina berhasil membuat kemajuan di wilayah-wilayah pendudukan sejak perang dimulai pada 24 Februari.
Rusia mengerahkan lebih banyak tentara cadangan dan mencaplok empat wilayah Ukraina yakni Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk dan Luhansk menyusul apa yang disebut komunitas internasional sebagai referendum "palsu".
NATO Ingatkan Iran Jangan Lagi Kirim Drone untuk Bantu Rusia Perangi Ukraina
Setiap indikasi menunjukan Iran telah memasok drone ke Rusia, kata kepala NATO pada Kamis (21/10).
NATO menyebut, Iran memberikan dukungan untuk menyerang Ukraina dan sekutu Baratnya, termasuk AS.
"Kami menyerukan semua negara, termasuk Iran, untuk tidak mendukung perang ilegal Rusia melawan Ukraina," kata Jens Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, dikutip dari laman Anadolu (21/10/2022).
"Serangan mengerikan yang telah kita lihat dari drone ini hanya menyoroti urgensi dan meningkatkan dukungan untuk Ukraina," katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa negara NATO, termasuk Jerman, AS, Belanda, dan Prancis, "sekarang dalam proses pengiriman sistem pertahanan udara," ke Kyiv.
Ukraina dan para pendukungnya menuduh Moskow menggunakan pesawat tak berawak militer Iran untuk menyerang banyak sasaran.
Setelah serangan itu, Kyiv kini tengah mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran.
Advertisement
Tuduhan Iran
Iran menolak tuduhan itu dan mengatakan tuduhan itu bermuatan politik dan biangkeladinya negara Barat.
Stoltenberg menegaskan bahwa NATO "memantau dengan cermat apa yang dilakukan Iran dalam hal memberikan dukungan apa pun kepada Rusia."
"Kami meminta Iran untuk tidak menyediakan drone atau rudal. Dan setiap pasokan rudal jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," katanya.
Pernyataan NATO muncul sehari setelah AS mengatakan memiliki "bukti berlimpah" bahwa Rusia menggunakan pesawat tak berawak Iran di Ukraina.
“Ketika Iran terus berbohong dan menyangkal memberikan senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, kami berkomitmen untuk bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah pengiriman persenjataan berbahaya ke Rusia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.
Dia memperingatkan bahwa AS tidak akan ragu untuk menggunakan sanksi dan cara lain yang sesuai terhadap semua yang terlibat dalam transfer ini.