Liputan6.com, Jakarta - Ketika suatu kegiatan melibatkan orang lain, kita tentu perlu menghormati waktu dan tenaga yang telah mereka berikan.
Seringkali untuk bertemu seseorang baik itu teman lama, saudara jauh, atau mantan kekasih, perlu perbincangan panjang untuk dapat berjumpa dan saling menyisihkan waktu.
Advertisement
Namun, ketika sudah saling setuju untuk menyempatkan waktu dan rencana bertemu, kita sebaiknya datang tepat waktu dan tidak menunda-nunda.
Bila memang tidak memungkinkan untuk tepat waktu, alangkah baiknya untuk berkabar agar orang lain tidak menunggu lama.
Mungkin sekali terlambat menjadi hal yang wajar, tetapi ketika seseorang dikenal sebagai orang yang selalu terlambat ketika menghadiri acara, tentu pola pikir dan kebiasaan mereka dipertanyakan.
Mengutip dari New York Post, Sabtu (22/10/2022), orang yang terbiasa memiliki alasan dibaliknya, yakni perasaan bahwa mereka secara optimis memercayai bahwa mereka mampu mengatur segala sesuatu dengan sukses dalam jadwal mereka yang padat.
Optimisme ini tentu dapat membawa masalah ketika seseorang memiliki banyak rencana yang harus dikerjakan dalam satu saat dan tanpa rencana, mereka bisa secara tepat waktu menyelesaikannya.
Kesan senang datang terlambat tentu bukan merupakan kesan baik yang disematkan kepada seseorang. Kesan ini seakan menampakkan bahwa seseorang bukanlah individu yang dapat menghargai waktu dan tak jarang dinilai tidak sopan.
Berikut penjelasan mengapa kebiasaan terlambat bukan hal baik dan dampaknya kepada diri sendiri.
1. Membuat Hubungan Renggang
Ketika seseorang berulang kali terlambat dalam suatu acara, ia akan dipandang sebagai orang yang tidak professional. Seiring waktu, perhatian dan koneksi seseorang dengan orang lain akan berdampak pada hubungannya. Karena, orang lain cenderung ingin menghindari memiliki hubungan dengan orang yang “ngaret”.
Hal tersebut tentu menimbulkan tantangan kepada diri sendiri dan orang lain yang akan terlibat. Dengan menepati janji, datang tepat waktu, dan menghormati waktu orang lain, seseorang akan dipandang memiliki attitude yang baik. Hubungan yang berkualitas dan bermakna pun terjalin dengan timbal balik secara positif.
Advertisement
2. Dicap Sebagai Orang yang Tidak Sopan
Mengutip dari Meeting Skift, keterlambatan tidak hanya membuat kegiatan orang lain tertunda, tetapi juga menurunkan moral seseorang. Ini bahkan berbahaya bila kebiasaan terlambat dilakukan sampai di tingkat dunia kerja.
Mereka yang dapat menghormati waktu orang lain dan selalu datang tepat waktu akan lebih senang untuk diajak bekerjasama karena kooperatif dan tahu makna dari keterlibatan ketika datang tepat waktu.
Sebaliknya, bagi mereka yang tidak dapat menghargai waktu orang lain akan dianggap sebagai orang yang tidak produktif dan tidak memiliki value kerja yang tinggi.
3. Masalah Manajemen Waktu
Mengutip Nooz Hawk, berusaha untuk datang tepat waktu berarti memiliki manajemen diri untuk menghargai orang lain. ketika seseorang menunda-nunda waktu hingga ia datang terlambat ke suatu pertemuan, dapat dikatakan ia memiliki potensi hilangnya rasa hormat.
Dengan memiliki pola pikir datang tepat waktu, berarti seseorang memiliki aturan dan prinsip yang harus ia penuhi. Hal ini turut berkaitan dengan tanggung jawab dan skill manajemen waktu yang mumpuni di dalam diri seseorang.
Advertisement
4. Kehilangan Kesempatan
Datang terlambat berarti menunda kesempatan baik yang datang. Ketika datang tepat waktu dan bertemu seseorang, tidak hanya kita menghargai waktunya, kita juga dapat memulai percakapan basa-basi yang membuat kita menjadi lebih akrab.
Mengutip Seattle Times, hal ini juga turut berlaku di lingkungan kerja, ketika datang tepat waktu kesan pertama yang baik pada calon atasan atau klien potensial dapat membuat seseorang direkomendasikan. Tidak hanya itu, seseorang juga akan memperhatikan kemampuan mengatur waktu dan jadwal yang baik yang dapat berguna bagi tim.
5. Menyebabkan Stress
Orang yang terbiasa terlambat akan selalu merasa terburu-buru dalam hidupnya. Tidak memiliki organisasi waktu yang baik turut menyumbang perasaan kalut dan pikiran yang stress. Tekanan dari dampak-dampak negative kebiasaan terlambat juga memberikan tekanan tersendiri.
Mengutip Body and Soul, seseorang yang dapat mengorganisir kegiatan sehari-harinya akan memiliki gambaran jelas mengenai rencana dan aktivitasnya ke depan. Hubungan baik pun dapat tercipta karena saling menghargai waktu antar manusia serta memiliki prinsip jelas di dalam hidupnya.
Advertisement