Santri Generasi Z Manfaatkan Hari Santri Sebagai Momen untuk Berantas Hoaks

Hari santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober dijadikan momen para santri gen Z di wilayah Cinunuk untuk memberantas hoaks. Mereka menyadari, di era banjir informasi ini tak semua berita yang beredar tidak semuanya berdasarkan fakta. Apalagi info yang menyebar di sosial media.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2022, 12:36 WIB
Hari santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober dijadikan momen para santri gen Z di wilayah Cinunuk untuk memberantas hoaks. Mereka menyadari, di era banjir informasi ini tak semua berita yang beredar tidak semuanya berdasarkan fakta. Apalagi info yang menyebar di sosial media.

Liputan6.com, Jakarta Hari santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober dijadikan momen para santri gen Z di wilayah Cinunuk untuk memberantas hoaks. Mereka menyadari, di era banjir informasi ini tak semua berita yang beredar tidak semuanya berdasarkan fakta. Apalagi info yang menyebar di sosial media.

Berlokaso di TPA AT-TAAWUN RT 04/. RW 01 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung para santri gen Z ini mengadakan acara unik, yakni upacara khusus. Acara ini diselenggarakan oleh LPPTKA (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an) kolaborasi dengan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid indonesia)

Asep sahrudin selaku koordinator menyampaikan amanah mengatakan, "dari santri untuk indonesia, mari kita jadikan Hari Santri sebagai momentum untuk bangkit menyinari negeri ini dengan mengikuti era digitalisasi dan berantas hoax. Karena mau tidak mau kita santri harus mengikuti perkembangan jaman.

Asep juga mengajak kepada para santri dan para guru untuk lebih teliti dan waspada, jangan sampai termakan isu-isu yang tidak jelas. Asep dan para santri gen Z juga bertekad untuk memerdekakan santri dari hoaks.

 


Surat Al-Hujarat Ayat 6

"Dalam kitab Al-Qur'an surat al-hujarat ayat 6 yang kita kaji dan baca setiap hari ada sebuah ayat yang menyatakan, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

"Peran kalian sebagai santri penerus estafet perjuangan dan kami sebagai guru sangat penting dalam hal pemberantasan hoaks ini. Selain itu tantangan kalian sekarang bukan hanya musuh sebagai penjelmaan manusia saja, tetapi dalam media banyak berita hoaks yang harus kalian perangi untuk menjadi generasi anti hoaks dan merdeka dari itu, "tambahnya.

Umi Anis Karmini (48) dari ITQAN Kecamatan Cimenyan Kab Bandung juga menuturkan, "Kalau anak anak santri suka buka hp secara tidak langsung pintu media terbuka dan semua jendela kemana saja langsung ada, sebagai pengasuh harus meluruskan, mendidik, mengajarkan cara memilah informasi kepada anak, karena anak itu belum bisa mengetahui itu benar dan salah dan masih polos, anak anak itu masa masa kebahagiaan jadi jangan sampai salah dalam memberikan kebahagiaan".

Dia juga menambahkan, bahwa masalah literasi digital, khususnya pemberantasan hoaks sebetulnya bukan tantangan untuk kalangan anak-anak santri saja, tetapi termasuk orang tua dan pengasuhnya juga kadang suka langsung menelan mentah-mentah tanpa memilah terlebih dahulu.

Penulis:

M. Ridwan Abdul Aziz

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya