1.100 Perusahaan China Lakukan Aksi Beli Kembali Saham Sepanjang 2022, Nilainya Tembus Rp 341 Triliun

Pembelian kembali saham perusahaan pada 2022 telah melampaui volume tahunan dalam sejarah pasar lokal, menurut China International Capital Corp (CICC).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Okt 2022, 18:30 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo. 1.100 Perusahaan China Lakukan Aksi Beli Kembali Saham Sepanjang 2022. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Aksi jual saham di China telah menghapus nilai pasar USD 3,5 triliun atau setara Rp 54.380 triliun tahun ini telah mendekati akhir. Hal ini berdasarkan sejumlah pengukur sentimen termasuk pembelian kembali saham, investasi sendiri oleh pengelola dana dan valuasi yang menarik.

Dilansir dari SCMP, Sabtu (22/10/2022), pembelian kembali saham perusahaan pada 2022 telah melampaui volume tahunan dalam sejarah pasar lokal, menurut China International Capital Corp (CICC).

Sekitar 1.100 perusahaan yang terdaftar di China daratan telah menghabiskan 158,9 miliar yuan (Rp 341,8 triliun) untuk membeli kembali saham mereka sendiri sepanjang tahun ini, meningkat 86 persen dari periode yang sama tahun lalu, menurut data dari CICC.

Harga saham secara historis naik rata-rata 5,1 persen dalam enam bulan setelah pembelian kembali, dan 13 persen setelah 12 bulan, menurut Founder Securities.

Penilaian gabungan rata-rata perusahaan dalam Indeks CSI 300 telah turun menjadi sekitar 6 persen di bawah rata-rata 10 tahun setelah patokan merosot mendekati level terendah dua tahun. 

Yuan juga melemah, meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat di AS, semua mengguncang pasar pada Kamis (20/10/2022). 

Sementara itu, manajer aset termasuk raksasa E Fund Management dan Southern Asset Management telah menuangkan uang mereka sendiri ke dalam produk dana. 

Pada saat yang sama, rasio emiten darat yang diperdagangkan dengan diskon terhadap nilai aset bersihnya mendekati tingkat selama krisis keuangan global pada tahun 2008.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya