Liputan6.com, Banyuwangi Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) sukses menetaskan telur penyu lewat media penetasan inkubator buatan (Intan Box). Dengan alat tersebut, BSTF mampu menetaskan tukik pejantan lebih banyak dibanding dengan penetasan di alam liar.
Diketahui bahwa penyu pejantan di alam liar saat ini jumlahnya menurun. Hal itu terjadi akibat adanya pemanasan global. Suhu yang terlalu hangat, membuat telur penyu yang menetas di alam berjenis kelamin betina.
Advertisement
Pembina BSTF Wiyanto Haditanojo mengatakan, BSTF memiliki tiga perangkat Intan Box yang digunakan. Alat pertama ditempatkan di Laboratorium SIKIA Unair Banyuwangi. Alat kedua berada di Sekretariat BSTF Banyuwangi. Sedang alat ketiga berada di Pantai Cemara Banyuwangi.
Ketiga alat berbentuk boks ini dilengkapi dengan panel pengatur suhu dan kelembaban yang bisa diatur secara otomatis. Serta dilengkapi dengan kamera CCTV yang terkoneksi dengan smartphone agar mempermudah saat melakukan pemantauan.
Keunggulan lain dari Intan Box, jenis kelamin tukik betina maupun jantan rasionya lebih bisa dikontrol, karena Intan Box bisa menyesuaikan kelembapan dan suhu udara selama proses inkubasi berlangsung. Rata-rata masa inkubasi selama 65-134 hari.
"Karena pemanasan global, saat ini mayoritas penyu yang menetas di alam berjenis kelamin betina. Padahal di alam liar, seekor induk penyu betina membutuhkan antara 4 sampai 6 penyu jantan untuk membuahi telur-telur yang ada dalam indung telur penyu betina," ujarnya, ditulis Senin (24/10/2022).
Dari sekian banyak sampel yang dilakukan menggunakan Intan Box, lanjut Wiwit, prosentase penetasan telur rata-rata diatas 90 persen. Lebih tinggi dari rata-rata penetasan semi alami yang pernah dikelola BSTF.
"Selain menjalani masa inkubasi, tukik-tukik yang dilepaskan itu sudah menjalani masa pemeliharaan dan observasi kesehatan selama kurang lebih 2-4 bulan," ujarnya.
Intan Box sendiri merupakan inovasi alat yang digagas BSTF. Sejak diciptakan pada tahun 2021, alat ini telah menetaskan ribuan telur penyu. BSTF juga telah mengajukan hak paten atas inovasi penetasan telur penyu tanpa media pasir ini.
"Kami sudah daftarkan ke HaKI dan tinggal menunggu hasil pengumuman hak patennya," katanya.
Menetaskan Ribuan Telur Tukik
BSTF juga tengah menunggu realisasi terkait rencana BKSDA pada 2023 akan membuat Intanx Box skala besar menampung 15.000 butir telur penyu.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi BBKSDA Jawa Timur, Purwantono mengaku akan melaporkan hasil inovasi Intan Box yang sudah dilakukan tim BSTF dan Sikia Unair.
"Kami hanya sebatas di lapangan. Kaitan dengan kelanjutannya apakah akan ditindak lanjuti untuk diaplikasikan kita masih belum tau, karena inovasi ini masih pada tahap penelitian dan butuh kajian. Sehingga kita masih harus mengkomunikasikan ini dengan Kepala Balai Besar Jatim," jelasnya.
Sebagai informasi (BSTF) kembali melepas liarkan 50 tukik hasil tetasan inkubator buatan (Intan Box) di Pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Jumat (21/10/2022).
Kali ini BSTF mengajak Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi BBKSDA Jawa Timur, Purwantono, perwakilan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Bayu Dwi Handoko, tim dokter peneliti serta mahasiswai Sekolah Ilmu Kedokteran dan Ilmu Alam Universitas Airlangga (Sikia Unair) Banyuwangi.
Mereka secara bersama-sama melepas tukik atau anak penyu jenis lekang (Lepidochelys olivacea). Dari 50 tukik itu, 44 tukik berjenis kelamin jantan dan 6 ekor betina.
Advertisement