Liputan6.com, Jakarta Selain sandang dan pangan, rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, penyediaan rumah untuk masyarakat memerlukan intervensi dari pemerintah untuk merealisasikan melalui Program Sejuta Rumah (PSR).
Sejak pertema kali dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, Program Sejuta Rumah merupakan wujud dari percepatan dan kolaborasi pemerintah dengan pelaku pembangunan perumahan untuk menyediakan hunian yang layak dan nyaman. Selain itu, perbankan juga memiliki peran penting dalam merealisasi program tersebut.
Advertisement
Realisasi Program Sejuta Rumah setiap tahun mengalami peningkatan. Dari sejak dicanangkan tahun 2015 hingga akhir tahun 2021 lalu tercatat mencapai 6,871.094 unit hunian. Baik itu hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) maupun Non-MBR.
“Sebagai salah satu stakeholder, BNI sangat mendukung Program Sejuta Rumah,” ujar Oktorisman Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis KC BNI Fatmawati, dikutip Minggu (23/10/2022).
Salah satu dukungan yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan pihak pengembang untuk mempercepat proses pembangunan hunian.
“Kami tidak hanya memfasilitasi pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR), namun juga merencanakan untuk meningkatkan bisnis dan sinergi kolaborasi berupa ekosistem perbankan dalam kawasan," kata Oktorisman
"Dalam tahap ini kami ikut mendukung dan mendorong percepatan pembangunan rumah yang telah direncanakan," lanjut dia.
Rabu, 19 Oktober 2022 lalu, La Palma Grande dengan dukungan penuh BNI melakukan peresmian pembangunan pondasi rumah Cluster sebagai tanda dimulainya pembangunan Blok G atau yang dikenal dengan Cayman.
Selain jajaran direksi Mitragama Inti Perkasa, acara ini dihadiri Hadiyanto, Pemimpin Cabang BNI KC Fatmawati dan Oktorisman, Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis BNI KC Fatmawati.
Pada sambutannya Pemimpin Cabang BNI KC Fatmawati, Hadiyanto, mengatakan, kerja sama dengan Mitragama Inti Perkesa berjalan sangat lancar. Ada kerikil-kerikil
Wujudkan Cita-Cita Bung Hatta, Program Sejuta Rumah Tembus 6,7 Juta Unit
Sebagai upaya mengurangi backlog perumahan dan menyediakan rumah layak huni, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada periode 2015-2019 telah membangun 4,8 juta unit rumah melalui Program Sejuta Rumah.
Untuk kelanjutan program ini selama 2020-2021 telah mencapai 1,9 juta unit rumah. Dengan demikian, total capaian pembangunan rumah 2015-2021 dalam Program Sejuta Rumah sebanyak 6,7 juta unit rumah.
Hingga 2024 mendatang, ditargetkan akses rumah layak huni meningkat dari semula 56,7 persen pada 2020 menjadi 70 persen di 2024.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, semangat mantan Wakil Presiden RI Bung Hatta dalam membangun rumah sehat bagi rakyat turut jadi teladan bagi Kementerian PUPR.
"Semangat ini tentu semakin kita rasakan kebenarannya terutama saat pandemi seperti sekarang, dimana kebanyakan orang kini harus bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Maka kebutuhan akan rumah yang sehat, aman dan layak huni menjadi tumpuan dan memegang peranan penting," ujarnya, Minggu (7/8/2022).
"Karena hanya rumah lah yang menjadi tempat kita bernaung untuk melakukan isolasi atas deraan pandemi yang sedang kita hadapi," kata Fatah.
Dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan oleh Bung Hatta , Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah terkait penyediaan perumahan.
Advertisement
Pembiayaan
Pada bidang pembiayaan, Kementerian PUPR terus menyalurkan bantuan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Diantaranya melalui bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang pada 2022 ini ditargetkan tersalur untuk 200 ribu unit rumah.
"Ada juga bantuan-bantuan yang sifatnya memberi subsidi seperti subsidi selisih bunga, subsidi bantuan uang muka, skema-skema ini terus kami lakukan," imbuh Fatah.
Di segi konsep, desain dan teknologi, Kementerian PUPR juga terus mengembangkan hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD) untuk meningkatkan aksesibilitas antara tempat tinggal dan tempat kerja masyarakat.
Kemudian, pengembangan perumahan skala besar, pengembangan rumah instan sederhana sehat (Risha), pengembangan rumah unggul sistem panel instan (Ruspin), dan rumah modular lainnya.
"Untuk pembangunan rumah dengan waktu yang cepat kami menggunakan teknologi RISHA. Selain di Palu, belum lama ini Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan hunian tetap (huntap) di Lumajang bagi para korban letusan Gunung Semeru," ungkap Fatah.