Liputan6.com, Jakarta - PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk, perusahaan yang bergerak di asuransi umum akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 21 Oktober 2022, ditulis Minggu (23/10/2022), PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk menawarkan saham sebanyak-banyaknya 1.398.667.523 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 47,83 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.
Advertisement
Setiap pemegang 12 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perseroan pada 16 Desember 2022 berhak atas 11 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru.
Adapun PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPI), pemegang saham utama dan pengendali perseroan yang memiliki 1,26 miliar saham atau mewakili 82,98 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan. BPI menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya dalam PMHMETD I dengan jumlah saham HMETD sebesar 1,16 miliar saham atau mewakiliki 82,98 persen.
Perseroan menyatakan dalam pelaksanaan rights issue ini tidak terdapat pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga. Bagi pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PMHMETD I sesuai dengan HMETD-nya, para pemegang saham lama akan alami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebanyak-banyaknya 47,83 persen.
Perseroan menyatakan pelaksanaan rights issue ini untuk memperkuat modal dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.
Dana Hasil Rights Issue
“Dana yang diperoleh perseroan dari hasil PMHMETD I kepada pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan HMETD, setelah dikurangi biaya emisi yang berhubungan dengan PMHMETD I akan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja,” tulis perseroan.
Perseroan menyatakan, modal kerja tersebut digunakan untuk menambah portofolio investasi untuk meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tamping atas setiap risiko yang diserap dan selanjutnya memperbesar premi bersih yangd iterima.
“Penambahan portofolio investasi akan meningkatkan Rasio Solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) serta Rasio Kecukupan Investasi (RKI) dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha Perseroan,” tulis perseroan.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Oktober 2022, saham MTWI melemah 0,71 persen ke posisi Rp 139 per saham. Saham MTWI dibuka turun dua poin ke posisi Rp 138 per saham. Saham MTWI berada di level tertinggi Rp 147 dan terendah Rp 138 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.170 kali dengan volume perdagangan 246.945. Nilai transaksi Rp 3,5 miliar.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 17-21 Oktober 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif pada 17-21 Oktober 2022. Analis menilai, laju IHSG masih dibayangi inflasi yang tinggi di negara maju hingga nada hawkish dari kebijakan moneter the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sepekan tepatnya pada 17-21 Oktober 2022 melonjak 2,98 persen ke posisi 7.017,77 dari pekan sebelumnya di posisi 6.814,53. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 3,39 persen menjadi Rp 9.315,21 triliun. Kapitalisasi pasar bertambah Rp 305,2 triliun dari pekan lalu Rp 9.009,95 triliun.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 14,75 persen menjadi Rp 13,77 triliun dari Rp 12 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa meningkat 3,63 persen menjadi 1.207.882 kali transaksi dari 1.165.599 kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi bursa merosot 4,7 persen menjadi 22,92 miliar saham dari 24,05 miliar saham pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi beli bersih Rp 1,17 triliun pada Jumat, 21 Oktober 2022. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 3,79 triliun. Pada 2022, investor asing mencatatkan aksi beli bersih Rp 75,52 triliun.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG sepekan ini masih dipengaruhi akan inflasi yang tinggi di negara-negara maju, ancaman resesi global dan nada hawkish dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed).
“Dari dalam negeri, nilai tukar Rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat dan adanya kenaikan suku bunga 7DRRR ke 4,75 persen,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (22/10/2022).
Selain itu, IHSG yang menguat, menurut Herditya ditopang dari aliran dana investor asing sebesar Rp 2,6 triliun pada pekan ini.”Di sisi lain, penguatan IHSG ini kami perkirakan merupakan technical rebound saja,” kata dia.
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG bergerak fluktuaktif dengan kemungkinan koreksi pendek pada awal pekan terlebih dahulu. IHSG akan bergerak di level support 6.900 dan resistance 7.089.
“Pekan depan nampaknya pasar masih mencermati perkembangan ekonomi global,” tutur dia.
Advertisement