Erep-Erep atau Ketindihan Saat Tidur, Benarkah karena Gangguan Makhluk Halus?

Bagi sebagian orang mengalami masalah tidur setiap malam mungkin sudah biasa. Salah satu masalah tidur yang sering dialami oleh sebagian orang adalah erep-erep atau ketindihan.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 25 Okt 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi tidur. Sumber: Freepik

Liputan6.com, Bogor - Bagi sebagian orang mengalami masalah tidur setiap malam mungkin sudah biasa. Salah satu masalah tidur yang sering dialami oleh sebagian orang adalah erep-erep atau ketindihan.

Biasanya orang yang mengalami masalah tidur ini kesulitan bergerak, berbicara, hingga bernapas. Umumnya tidak terjadi dalam waktu yang lama, biasanya dalam hitungan detik hingga menit.

Ketindihan saat tidur sering dikaitkan dengan hal mistis, seperti karena gangguan makhluk halus dan lain sebagainya. Benarkah demikian?

Sebenarnya, ketindihan saat tidur bisa dijawab secara medis. Ketindihan saat tidur menurut medis dikenal dengan sebutan sleep paralysis. Sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat bergerak dan berbicara saat akan bangun tidur. 

“Ketindihan itu kondisi di mana seseorang setengah tidur setengah sadar. Itu terjadi ketika otak belum siap menerima sinyal untuk bangun dari tubuh,” kata dokter dari Lembaga Kesehatan PBNU, dr Citra Fitri Agustina seperti dikutip dari NU Online, Senin (24/10/2022).” 

“Jadi, bukan karena makhluk halus ya,” tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penyebab Sleep Paralysis

Ilustrasi tidur, mimpi. (Foto oleh Gary Barnes dari Pexels)

Mengutip kanal Hot Liputan6.com, para ilmuwan mengungkap ketindihan saat tidur atau sleep paralysis dapat disebabkan karena beberapa faktor. 

1. Memiliki pola tidur yang buruk dan gangguan tidur, seperti insomnia, kurang tidur, dan narkolepsi. Sleep paralysis biasanya sering terjadi pada para pekerja shift.

2. Tidur dalam posisi telentang juga dapat menjadi faktor utama terjadinya sleep paralysis. Hal itu terjadi karena adanya tekanan pada paru-paru.

3. Adanya faktor genetika yang mewarisi gangguan sleep paralysis.

4. Kondisi mental yang sedang buruk dan memiliki gangguan kesehatan mental, seperti PTSD, trauma, dan gangguan kecemasan lainnya.


Pandangan Buya Yahya

Buya Yahya. (YouTube Al-Bahjah TV)

Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan bahwa sleep paralysis terjadi ketika seseorang setengah tidur setengah bangun. Tubuhnya akan merasa seperti ketindihan.

“Rep-repan bukan selalu jelek, tidak. Bisa saja rep-repan ini pengaruh psikologisnya, mungkin pikirannya dan macam-macam baru dengar cerita horor,” katanya seperti dilihat dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (24/10/2022).

Buya Yahya menegaskan, jangan menganggap fenomena ketindihan saat tidur adalah sebuah dosa atau kesalahan. Fenomena itu adalah hal biasa.

“Hanya biasa (nya) rep-repan itu karena ada rasa takut yang menghantuinya terlebih dahulu sehingga terbawa di alam sebelum tidur,” ujarnya.


Doa Ketika Mengalami Sleep Paralysis

Ilustrasi Berdoa Credit: freepik.com

Secara medis memang ada beberapa cara untuk mengatasi ketindihan saat tidur (sleep paralysis). Misalnya, memperbaiki pola tidur, selalu tidur dan bangun dengan jadwal yang sama, mengubah posisi tidur, relaksasi, menghindari stres, hingga mengurangi minuman berkafein dan alkohol.

Selain cara-cara di atas bisa juga dengan membaca doa meminta perlindungan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari gangguan setan. Berikut adalah doa yang dapat dibaca saat mengalami ketindihan atau sleep paralysis.

A'udzu bikalimatillahit tammati min ghodlobihi waiqobihi, wasyarri ibaadihi, wa min hamazaatis syayatiini wa ayyahdluruna.

Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan, siksa, dan kejahatan hamba-hambaNya dari godaan setan serta jangan sampai setan mendatangiku." (HR Abu Dawud 4/12, Sahih Tirmidzi 3/171).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya