Liputan6.com, Jakarta - Layanan internet satelit milik SpaceX, Starlink, dilaporkan akan segera tersedia untuk sejumlah penerbangan terpilih dalam waktu dekat. Kepastian layanan ini diketahui dari pengumuman SpaceX mengenai kehadiran Starlink Aviation pada tahun depan.
Dikutip dari The Verge, Selasa (25/10/2022), Starlink mengklaim layanan internet di udara besutannya akan menawarkan kecepatan hingga 350Mbps di setiap penerbangan.
Advertisement
Karenanya, layanan internet ini bisa diakses untuk video call, online gaming, hingga aktivitas lain dengan kebutuhan data tinggi.
Apabila klaim ini benar, layanan Starlink Aviation membawa perubahan besar dalam layanan internet di penerbangan. Sebab, sebagian besar penerbangan saat ini hanya mampu menghadirkan kecepatan 10Mbps di setiap penerbangan.
Selain itu, layanan internet di pesawat biasanya baru bisa diakses ketika pesawat sudah terbang. Sementara SpaceX menyebut layanan internet di pesawat yang ditawarkannya akan tersedia mulai dari posisi taxi, lepas landas, penerbangan di darat dan air, hingga pendaratan.
SpaceX memang belum mengungkap nama maskapai yang akan menggunakan layanan ini. Namun dalam situsnya, perusahaan menyebut Starlink Aviation memiliki cakupan global.
Perusahaan juga menyebut layanan internet Starlink memiliki latency rendah hingga 20ms. Menurut rencana, layanan ini akan dimulai pada pertengahan 2023.
Perlu diketahui, otoritas komunikasi AS (FCC) memang baru saja memberikan wewenang pada SpaceX untuk menggunakan jaringan internet Starlink di kendaraan bergerak.
Dengan izin yang diberikan, SpaceX nantinya bisa memperluas penawaran internet cepat dari Starlink ke maskapai komersial, kapal pengiriman, hingga truk.
AS Setujui Internet Starlink SpaceX Dipakai untuk Kapal hingga Pesawat
Mengutip Reuters, internet satelit Starlink memang berupaya untuk menumbuhkan basis pelanggannya, dari pengguna broadband individu di pedesaan hingga perusahaan di sektor otomotif, pengiriman, dan penerbangan. Dengan begitu, investasi mahal Elon Musk di bidang ini bisa berpotensi menguntungkan.
"Mengizinkan terminal kelas baru untuk sistem satelit SpaceX akan memperluas jangkauan kemampuan broadband untuk memenuhi permintaan pengguna yang terus meningkat, yang kini memerlukan konektivitas saat dalam perjalanan," kata FCC dalam otorisasi kepada Starlink yang diterbitkan Kamis lalu.
Sebelumnya, SpaceX mengajukan permintaan persetujuan dari FCC sejak awal tahun lalu.
Sekadar informasi, SpaceX terus meluncurkan sekitar ribuan satelit Starlink ke orbit rendah Bumi sejak 2019. Saat ini internet satelit Starlink telah digunakan oleh ratusan ribu pelanggan.
Banyak di antara pelanggan-pelanggan ini yang membayar USD 110 per bulan untuk mendapatkan internet cepat menggunakan terminal mandiri senilai USD 599.
SpaceX memang dalam beberapa tahun ini aktif merayu maskapai penerbangan untuk menggunakan layanan Starlink, guna menghadirkan konektivitas WiFi di dalam penerbangan.
Advertisement
Hawaiian Airlines Tandatangani Kontrak dengan Starlink
SpaceX telah menandatangani kesepakatan pertamanya dalam beberapa bulan terakhir dengan Hawaiian Airlines dan layanan jet semi pribadi BEJ.
"Kami terobsesi dengan pengalaman (berinternet) penumpang," kata Kepala Penjualan Komersial Starlink Jonathan Hofeller.
Ia mengatakan, layanan Starlink akan segera bisa dinikmati di pesawat. "Semoga penumpang kagum dengan pengalaman ini," tuturnya.
Di bawah lisensi FCC, SpaceX sebelumnya telah melakukan uji coba, dalam hal ini menguji terminal Starlink yang dirancang khusus untuk pesawat pada jet Gulfstream dan pesawat militer AS.
Sebelumnya, pendiri sekaligus CEO SpaceX Elon Musk mengatakan, jenis kendaraan yang akan dialiri internet SpaceX, sesuai perizinan FCC adalah pesawat, kapal, truk besar, dan RV.
Elon Musk yang juga pembesut mobil listrik Tesla ini menyebut, dia tidak berencana menghubungkan Tesla dengan internet Starlink lantaran terminal Starlink yang terlalu besar ukurannya.
Perlu diketahui, Starlink dari SpaceX bukan satu-satunya perusahaan yang menghadirkan layanan internet satelit. Persaingan internet satelit yang mengorbit Bumi cukup sengit.
Selain Starlink, operator satelit OneWeb dan Kuiper project milik Amazon berencana meluncurkan propotipe pertama internet satelit sendiri pada akhir 2022 ini.
Starlink di Indonesia
Di Indonesia, SpaceX berkerja sama dengan Telkom untuk menghadirkan layanan internet cepat Starlink. Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memberikan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) Starlink kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).
Ditekankan oleh Juru Bicara Kemkominfo, Dedy Permadi, hak labuh satelit tersebut, hanya berlaku untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tertutup PT Telkom Satelit Indonesia/ Telkomsat, dan bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Space Exploration Technologies Corp (Starlink).
Itu artinya, layanan internet dari Starlink bukan dikhususkan bagi pelanggan langsung, melainkan dipakai untuk penyelenggaraan jaringan tertutup Telkomsat.
Sekadar informasi, backhaul adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya.
Teknologi backhaul bisa digunakan untuk mendukung penyediaan layanan broadband internet selular 4G, tertutama di daerah rural yang belum tersambung secara langsung dengan kabel serat optik.
(Dam/Isk)
Advertisement