Melihat Prospek Saham Bank Mandiri Usai Sentuh Posisi Tertinggi

Saham Bank Mandiri (BMRI) sentuh posisi tertinggi pada Jumat, 21 Oktober 2022. Lalu bagaimana prospek saham Bank Mandiri ke depan?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Okt 2022, 06:00 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melambung hingga sentuh posisi tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Jumat, 21 Oktober 2022. Analis menilai hal tersebut dipengaruhi pertumbuhan kredit yang diprediksi tumbuh positif dua digit.

"Memang sektor bank menjadi pilihan Mirae Asset saat ini dengan rekomendasi overweight. Beberapa indikasi positif di antaranya pertumbuhan kredit yang diprediksi tumbuh positif double digit,” kata Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM  kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (25/10/2022).

Selain itu, kenaikan suku bunga juga berpeluang untuk meningkatkan net interest margin atau NIM perbankan, terutama bank-bank  besar. 

"Kemudian kenaikan suku bunga berpeluang meningkatkan NIM perbankan terutama bank bank besar,” kata dia.

Roger menargetkan saham BMRI menyentuh level 11.000. Bahkan, laporan keuangan kuartal III juga diprediksi cukup baik.

"BMRI sendiri ditargetkan 11.000 oleh Mirae Asset. Mengantisipasi laporan keuangan kuartal III yang diprediksi cukup baik wajar jika BMRI mengalami kenaikan,” ujar dia.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menilai prospek saham BMRI ke depan berpotensi menguat. 

"BMRI masih berpotensi menguat, rekomendasinya buy TP 11,225 dan SL 9,650. BI masih akan menaikan suku bunga acuan sehingga laba perbankan akan terdongkrak,” kata Cheryl.

Selain itu, dibandingkan empat bank besar lainnya price to book value (PBV) saham BMRI dinilai lebih murah dari BBCA dan BBRI. 

"Berdasarkan survei BI, diperkirakan pertumbuhan kredit kuartal IV 2022 akan lebih tinggi dari kuartal III tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal IV di posisi 90 persen lebih tinggi dari kuartal III sebesar 88 persen,” pungkasnya. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Gerak Saham BMRI pada 21 Oktober 2022

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melambung hingga sentuh posisi tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Jumat, 21 Oktober 2022. Penguatan saham BMRI itu di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat.

Mengutip data RTI, saham BMRI naik 4,55 persen ke posisi Rp 10.350 per saham pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Oktober 2022. Saham Bank Mandiri dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 10.000 per saham. Saham BMRI berada di level tertinggi Rp 10.450 dan terendah Rp 9.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.296 kali dengan volume perdagangan 1.151.871 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun.

Adapun, pada perdagangan saham Jumat pekan ini, saham BMRI sentuh posisi tertinggi sepanjang masa di 10.450 per saham. Sedangkan posisi terendah dalam lima tahun pada 18 Mei 2020 di kisaran Rp 3.660 per saham.

Dengan kenaikan harga saham BMRI tersebut mendorong kapitalisasi pasar saham BMRI mencapai Rp 478 triliun atau 5,13 persen dari total kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

 


Kapitalisasi Pasar Saham BMRI

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kapitalisasi pasar saham BMRI berada di posisi tiga di bawah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). PT Bank Central Asia Tbk mencatat kapitalisasi pasar terbesar di BEI yang mencapai Rp 1.056 triliun. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 665 triliun.

Sementara itu, IHSG bergerak di zona hijau jelang akhir pekan ini. IHSG naik 0,53 persen ke posisi 7.017,77. Indeks LQ45 bertambah 0,67 persen. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.058,91 dan terendah 6.975,78.

Sebanyak 298 saham menguat dan 237 saham melemah. 168 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.281.708 kali dengan volume perdagangan 21,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.522.


Bank Mandiri Catat Rekor di Public Expose Live 2022

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Public Expose Live 2022 pada 12-16 September 2022. Pada Public Expose Live 2022  diikuti 54 perusahaan tercatat atau emiten.

Dari jumlah itu sebanyak 21 sesi dihadiri lebih dari 500 peserta dan 14 sesi dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta. Pada sesi PT Bank Mandiri Tbk mencatat rekor baru dengan dihadiri oleh 5.042 peserta.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan, acara ini diselenggarakan secara full virtual, agar seluruh investor di Indonesia memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi perkembangan perusahaan tercatat secara langsung dari manajemen. Public Expose LIVE 2022 dihadiri oleh 52.711 peserta daring, melampaui pencapaian kehadiran 49.395 peserta daring pada pelaksanaan Public Expose LIVE 2021.

Tercatat partisipasi peserta tidak hanya dari seluruh provinsi di Indonesia, tetapi juga dari 28 negara lainnya. Berdasarkan data, 54 persen dari total jumlah pendaftar Public Expose LIVE 2022 merupakan investor generasi milenial yang berusia 24-39 tahun.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, hal tersebut mengindikasikan pendekatan berbasis teknologi digital dan virtual ini tepat sasaran, serta sesuai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor dari generasi milenial.

"Public Expose LIVE 2022 yang mendorong transparansi dan keterbukaan informasi ini kami anggap sebagai salah satu bentuk perlindungan investor Indonesia. Pada akhirnya, kami harapkan acara ini dapat bermuara bagi peningkatan aktivitas transaksi investor pasar modal Indonesia," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Sabtu (17/9/2022).

Jeffrey juga memberikan apresiasi bagi seluruh stakeholders yang terlibat dan menyukseskan penyelenggaraan Public Expose LIVE 2022. Ia berharap konsep yang diterapkan pada Public Expose LIVE 2022 dapat memberikan inspirasi bagi pelaksanaan berbagai kegiatan edukasi pasar modal lainnya.

“Tujuannya agar lebih luas menjangkau investor dan calon investor, sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa," ujar Jeffrey.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya