Hartadinata Abadi Dirikan Anak Usaha di Bidang Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia

Anak usaha Hartadinata Abadi (HRTA) PT Emas Murni Abadi ini bergerak di bidang industri pembuatan logam dasar mulia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Okt 2022, 11:40 WIB
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendirikan entitas anak perusahaan baru, yaitu PT Emas Murni Abadi pada 20 Oktober 2022. Perusahaan tersebut terletak di Bandung, Jawa Barat dan bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar mulia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (25/10/2022), PT Emas Murni Abadi ini bergerak di bidang industri pembuatan logam dasar mulia. Usaha tersebut mencakup usaha pemurnian, peleburan, pemaduan dan penuangan logam mulia dalam bentuk dasar (ingot, billet, slab, batang, pellet, block, sheet, pig, paduan dan bubuk) seperti ingot perak, ingot emas, pellet platina dan sebagainya.

Kemudian, modal dasar mendirikan PT Emas Murni Abadi senilai Rp 8 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor penuh Rp 2 miliar.

Hartadinata Abadi memiliki sebanyak 99 persen saham PT Emas Murni Abadi atau setara dengan Rp 1,98 miliar. Kemudian, sisanya dimiliki Firstania Claudia sebanyak 1 persen saham atau setara dengan Rp 20 juta.

Adapun total seluruh saham dalam PT Emas Murni Abadi berjumlah 2.000 lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 2 miliar. 

Selain itu, pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Hartadinata Abadi.

"Pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan Hartadinata Abadi, Ong Deny, dikutip Selasa (25/10/2022).

 


Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengungkapkan kinerja sepanjang semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 133,24 miliar.

Laba itu naik 41,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,73 miliar. Capaian itu sejalan dengan pendapatan Hartadinata Abadi yang tumbuh 31,18 persen menjadi Rp 3,22 triliun pada semester I 2022 dari Rp 2,45 triliun pada semester I 2022.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,85 triliun dari Rp 2,21 triliun. Sehingga pada semester I 2022 perseroan mengantongi laba kotor Rp 366,49 miliar, naik 52,74 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 239,95 miliar.

Dari sisi beban usaha dari penjualan pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 8,78 miliar, serta beban administrasi dan umum tercatat sebesar Rp 73,09 miliar.


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Perseroan juga mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 129,15 juta. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 284,76 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 199,91 miliar.

Pada saat bersamaan, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 957,59 juta. Sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 106,65 miliar, dan bagi hasil utang sukuk mudharabah Rp 7,61 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 133,55 miliar. Naik 40,76 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 94,88 miliar.

Dari sisi aset sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,48 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 3,64 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 229,51 miliar.

Liabilitas hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,26 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,96 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,05 triliun, dan liabilitas jangka panjang Rp 1,21 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 1,6 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,52 triliun.


Realisasi Belanja Modal

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya