Sering Mengalami Keputihan Jelang Menstruasi, Kenapa Ya?

Keputihan normal kerap dirasakan perempuan, terutama saat menjelang menstruasi.

oleh Haya Aulia diperbarui 26 Okt 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi vagina. Photo by Timothy Meinberg on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Mengalami keputihan sering kali dirasakan oleh banyak wanita, khususnya mereka yang masih berada di usia subur. Keputihan yang dialami wanita kerap menimbulkan rasa tak nyaman dan meninggalkan kesan basah di area vagina.

Keputihan sebenarnya normal karena dapat membantu menjaga kesehatan dinding vagina dan memberikan lubrikasi sehingga mampu mencegah infeksi dan iritasi.

Tekstur dari keputihan sendiri bersifat encer hingga lengket dan warna yang dihasilkan akan berbeda pula. Mulai dari bening hingga berwarna putih seperti susu.

Adapun kondisi keputihan yang terbilang normal, yakni berwarna putih susu. Akan tetapi, jika kondisi ini berlangsung bersamaan dengan rasa gatal dan bau, maka kamu perlu mencari tahu lebih lanjut.

Kadang kala kamu merasa bagian vagina terlalu basah dan dipenuhi oleh keputihan. Namun, setelah kamu mencari tahu ternyata kondisi ini kerap kali ditemukan saat sebelum menstruasi.

Menstruasi normalnya terjadi setiap 28-30 hari dan berlangsung selama 7-14 hari. Dilansir medicalnewstoday, Rabu (26/10/2022), tahapan pada siklus keputihan diawali dengan ovulasi, setelah ovulasi, sebelum menstruasi dan setelah menstruasi.

Keputihan yang dialami pada masa ovulasi memiliki bertekstur cair, lengket, dan bening. Setelah ovaluasi, kondisi keputihan biasanya lebih kental dan lengket, namun lebih sedikit dari masa ovulasi.

Sedangkan, keputihan yang dirasakan saat sebelum menstruasi umumnya berwarna putih hingga kekuningan. Setelah menstruasi biasanya keputihan akan berwarna coklat karena masih tercampur dengan darah lama yang keluar dari vagina.

Lantas, mengapa sering menjadi pertanyaan mengapa keputihan lebih banyak dialami saat menjelang menstruasi? Simak penjelasannya:


Keputihan Jelang Menstruasi

Sumber: Freepik

Keputihan dalam keadaan normal disebut leukorea, pada masa ini keputihan tersusun dari cairan dan bakteri dari sel-sel vagina.

Biasanya, wanita akan menghasilkan keputihan sebanyak 4 mililiter atau setara dengan di bawah satu sendok teh setiap harinya.

Pernahkah kalian merasa keputihan terasa begitu banyak saat menjelang menstruasi? Keputihan sebelum menstruasi cenderung berwarna keruh, karena adanya peningkatan progesteron dan hormon yang terlibat dengan siklus menstruasi dan kehamilan.

Hal ini yang menyebabkan mengapa keputihan menjelang menstruasi terasa begitu banyak dan penuh di area vagina. Pada tahapan lainnya, tubuh memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Oleh karena itu, keputihan cenderung bening dan berair.

Fungsi dari keputihan sendiri sebenarnya memberi pelumasan dan membuang bakteri yang hadir di vagina. Keadaan ini juga bisa mengingatkan diri, karena kamu akan memasuki masa menstruasi. Dengan begitu kamu akan lebih memahami siklus menstruasi yang kamu miliki.


Penyebab Keputihan

Vagina/copyright: unsplash/kira ikonnikova

Selain menandakan kamu akan mengalami menstruasi, ternyata keputihan juga memiliki penyebab lainnya.

Dilansir melalui healthline, penyebab keputihan yang terjadi sebelum menstruasi adalah hal yang normal. Namun, terdapat penyebab yang memiliki potensi besar lainnya yang menimbulkan keputihan:

Penggunaan Pil Kontrasepsi

Salah satu pil kontrasepsi adalah pil KB yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Saat memutuskan untuk mengontrol kehamilan, kadar hormon akan berubah dan menimbulkan banyaknya cairan keputihan yang keluar.

Kehamilan

Keputihan berlebih yang dialami sebelum menstruasi bisa menjadi salah satu tanda awal dari kehamilan. Hal ini dikarenakan kadar estrogen yang lebih tinggi.

Adapun tanda awal kehamilan, yaitu telat datang bulan, payudara terasa sakit, mual dan mudah lelah.

Penyakit Infeksi Menular Seksual

Penyakit seksual yang menular adalah gonore, klamidia dan trikomoniasis yang dapat menyebabkan keputihan berlebih.

Cairan klamidia dan trikomoniasis berwarna putih, sedangkan gonore biasanya terlihat kuning kehijauan.

Penyakit ini memiliki gejala, diantaranya nyeri pada panggul, pendarahan saat melakukan penetrasi di bagian vagian dan nyeri saat buang air kecil.

Infeksi Jamur

Keputihan dengan tekstur kental dan berwarna putih cenderung kuning yang disertai rasa gatal dan terbakar di arena vagina menjadi ciri terinfeksi jamur.

Bacterial Vaginosis

Bacterial vaginosis merupakan infeksi yang terjadi saat keseimbangan alami bakteri yang terdapat di vagina telah berubah. Keputihan dari bakteri ini cenderung amis dan berwarma abu-abu putih.

Bakteri ini dapat timbul akibat menggunakan produk wewangian di area sekitar atau di dalam vagina.


Cara Mengatasi Keputihan

Ilustrasi perempuan mengalami masalah pada organ intimnya/copyright freepik.com/drobotdean

Jika kalian pernah mengalami keputihan yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada area vagina, kamu perlu melakukan hal:

Rutinlah Mengganti Pakaian Dalam

Bila dirimu tengah mengalami keputihan yang berlebihan, kamu perlu rutin mengganti pakaian dalam. Hal ini berguna untuk menjaga konsentrasi kelembaban dari vaginamu.

Biasakan Untuk Hidup Sehat

Pola hidup yang sehat dapat berpengaruh pada kondisi area kelamin, seperti vagina. Dengan mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga kebersihan vagina dapat mengatasi masalah keputihan yang berlebihan.

Konsultasi Dengan Dokter

Adapun keputihan yang perlu kamu perhatikan dan tangani secara cepat. Contohnya, keputihan yang diakibatkan oleh infeksi candida.

Kondisi seperti ini harus ditangani langsung oleh dokter, agar kamu mendapatkan penanganan baik dan diberikan resep obat.

Gantilah Pil Kontrasepsi

Saat menggunakan pil kontrasepsi dan mengalami keputihan yang mengganggu, kamu perlu mempertimbangkan pilihan kontrasepsi.

Keputihan yang berlebihan dapat mengindikasikan dirimu terkena infeksi pada vagina.

Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya