Melukat, Ritual dan Tradisi Penyucian Diri yang Dilirik Selebritas

Melukat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Bali, kini telah dilirik sebagai gaya hidup baru bagi kaum metropolis.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Okt 2022, 00:00 WIB
[Instagram/inijedar]

Liputan6.com, Bali - Melukat merupakan upacara spiritual yang bertujuan sebagai pembersihan pikiran dan jiwa dalam diri manusia. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu Bali.

Melukat berasal dari kata 'sulukat' yakni 'su' yang berarti baik dan 'lukat' yang artinya penyucian. Melukat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Bali, kini telah dilirik sebagai gaya hidup baru bagi kaum metropolis.

Banyak masyarakat yang datang ke sentra-sentra air suci berupa pancuran untuk melukat atau sekadar berwisata. Bahkan, tradisi ini juga telah menggaet kalangan selebritas, seperti Pevita Pearce, Cinta Laura Kiehl, Raline Shah, Ariel Tatum, Nikita Willy, Jessica Iskandar, dan lainnya.

Mengutip dari "Wisata Melukat: Perspektif Air pada Era Kontemporer" oleh I Made Gede Anadhi, perspektif masyarakat Bali era tradisional sangat menyakralkan air sebagai bagian dari setiap jenjang kehidupan. Bahkan, dalam setiap upacara keagamaan, keberadaan air selalu hadir sebagai suatu komponen utama yang harus ada.

Seiring berkembangnya zaman, air bukan hanya dianggap sebagai sesuatu yang sakral, tetapi juga profan. Air kemudian dipandang sebagai objek yang potensial untuk dikelola sebagai komoditas.

Bisa dikatakan bahwa saat ini melukat telah menjadi wisata lintas agama. Tak hanya bagi masyarakat Hindu, melukat kini juga dilakukan oleh beberapa orang dari kepercayaan atau agama lain.

Salah satu tempat yang biasa digunakan sebagai tempat melukat adalah Tirtha Empul, Tampaksiring, Bali. Upacara melukat dipimpin oleh seorang pemangku, yakni tokoh rohaniawan umat Hindu yang membimbing umat Hindu dalam segala aspek spiritualitas.

Tradisi ini juga dibarengi dengan menyediakan berbagai sesajian yang diberi mantra-mantra. Usai proses pemantraan, orang yang akan diupacarai kemudian disiram dengan air kelapa gading.

Kelapa gading merupakan simbol dari Siwa Raditya, yakni pancaran sinar suci Siwa dalam kekuatan-Nya untuk menyinari dan menjaga segala hal yang ada di alam. Selanjutnya, ritual dilanjutkan dengan pemandian di danau, sungai, laut, atau tempat pemandian lain yang diyakini dapat membawa berkah.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya