Kilau Danau Kaco dan Pantulan Sinar Bulan Purnama

Keunikan Danau Kaco adalah permukaan airnya yang sangat bening, layaknya kaca.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Okt 2022, 18:00 WIB
Keindahan Danau Kaco airnya yang berwarna biru. (Liputan6.com/Dok TNKS/Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jambi - Salah satu keindahan wisata yang eksotis dapat dilihat di Jambi. Bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini ternyata menyimpan pesona keindahan Danau Kaco yang berkilau.

Mengutip dari indonesia.go.id, Danau Kaco berada di kawasan Lempur, Kabupaten Kerinci, tepatnya berlokasi di Kecamatan Gunung Raya, dekat perbatasan Provinsi Bengkulu. Danau ini memiliki keunikan dan keistimewaan yang tak dimiliki danau lainnya.

Keunikan Danau Kaco adalah permukaan airnya yang sangat bening, layaknya kaca. Bahkan, pengunjung dapat melihat secara jelas dasar danau.

Air danau yang berwarna sian (cyan) itu bahkan akan lebih menawan saat malam, tepatnya saat bulan purnama. Disebutkan, saat malam tiba dan sinar rembulan menyentuh permukaan danau, maka airnya akan terlihat seperti bercahaya.

Cahaya yang berasal dari pantulan sinar rembulan tersebut bahkan ikut mempercantik lingkungan sekitar danau. Lingkungan di sekitarnya pun menjadi ikut terang pada malam hari.

Untuk sampai ke Danau Kaco, pengunjung harus menempuh perjalanan yang cukup lama. Perjalanan dari pusat Kota Jambi menuju ke tempat wisata Jambi ini bahkan bisa menghabiskan waktu hingga 10 jam. 

Sebelum sampai ke Danau Kaco, tempat pertama yang akan dilewati adalah Sungai Penuh. Sungai Penuh adalah kota terdekat dengan Lempur karena hanya berjarak sekitar 40 km saja dan dapat ditempuh selama 45 menit berkendara.

Lempur menjadi titik perjalanan terakhir sebelum tiba di Danau Kaco. Lempur dan Danau Kaco berjarak tak lebih dari 20 menit berkendara.

Sebuah pos berbentuk rumah panggung menjadi akhir sekaligus langkah awal menuju danau ini. Pos tersebut hanya berjarak 20 meter dari gerbang masuk Danau Kaco.

Gerbang Danau Kaco berupa gapura setinggi tujuh meter berwarna biru, hijau, dan merah dengan motif flora dan puncak Kerinci. Tepat di seberangnya, berdiri Tugu Benteng untuk memperingati perjuangan rakyat Kerinci yang dipimpin Depati Parbo saat melawan penjajah Belanda di Manjunto, pada 1903.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya