Juli hingga Oktober 2022, 4 Balita Meninggal karena Gagal Ginjal Akut di Kabupaten Tangerang

Ada enam balita yang terkena gagal ginjal akut di Kabupaten Tangerang, Banten periode Juli hingga Oktober 2022.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Okt 2022, 17:15 WIB
Balita meninggal karena gangguan ginjal akut di Kabupaten Tangerang(FOTO ilustrasi Unsplash.com/aditya romansa).

Liputan6.com, Tangerang Ada enam balita yang terkena gagal ginjal akut di Kabupaten Tangerang, Banten periode Juli hingga Oktober 2022. Empat anak diantaranya meninggal dunia.

"Data yang kami himpun, sejak bulan Juli sampai hari ini, 25 Oktober 2022, tercatat ada enam balita yang terkena gagal ginjal akut. Empat diantaranya meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam perawatan di RSCM," ungkap dokter Faridz, Kabid Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (25/10/2022).

Pasien anak yang meninggal dunia, kata Faridz, sudah diupayakan mendapatkan perawatan optimal. Termasuk sudah dirujuk untuk mendapatkan perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Meski begitu, Faridz mengatakan belum diketahui pasti penyebab gagal ginjal akut pada anak tersebut. Apakah lantaran mengonsumsi obat sirup atau hal lain. Hal tersebut masih harus didalami kembali, pasalnya, anak dengan gagal ginjal akut bukan baru-baru ini saja terjadi.

"Sebenarnya ini penyakit lama, bisa karena penyebab lain. Ini masih kami ikut mendalami," kata Faridz.

Sebelumnya, pasien-pasien anak tersebut juga mendapatkan perawatan terlebih dulu di rumah sakit yang ada di Kabupaten Tangerang. Hanya saja, pasien gagal ginjal akut pada anak harus mendapatkan perawatan dengan alat-alat khusus yang lebih memadai.

"Makanya kami langsung hubungi RSCM bilamana terdapat pasien yang membutuhkan rujukan," katanya.


255 Kasus Gangguan Ginjal Akut di Indonesia

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril menyebutkan bahwa penambahan kasus gagal ginjal akut dilaporkan oleh 26 provinsi. Sejauh ini ada 255 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia.

"Perkembangan kasus gagal ginjal akut per 24 Oktober terdapat 255 kasus, yang berasal dari 26 provinsi. Dan yang meninggal sebanyak 143 atau angka kematiannya 56 persen," ujar Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10/2022).

Sebelumnya ada 245 kasus lalu mendapatkan penambahan 10 kasus lagi. Syahril menjelaskan, penambahan tersebut sebenarnya bukan merupakan kasus gagal ginjal akut baru. Melainkan kasus yang baru saja dilaporkan dan datanya baru ikut dimasukkan dalam daftar.

"Ini adalah kasus yang lama terlambat dilaporkan, yang terjadi pada bulan September dan awal Oktober 2022. Jadi bukan kasus baru," kata Syahril.

 


Larangan Obat Sirup, Kasus Gagal Ginjal Tidak Bertambah

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan meminta tenaga kesehatan untuk tidak meresepkan obat sirup. Lalu, apotek juga dilarang menjual obat sirup.

Berdasarkan imbauan yang telah dikeluarkan sebelumnya terkait pembatasan obat sirup untuk anak, Syahril menyebutkan bahwa efeknya terjadi pada tidak munculnya penambahan kasus baru.

Begitupun yang terjadi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sebagai rumah sakit rujukan, tidak ada penambahan kasus gagal ginjal akut baru sejak tanggal 22 Oktober 2022.

"Kasus gagal ginjal ini terjadi setiap tahunnya. Namun demikian jumlahnya sangat kecil yaitu 1-2 kasus setiap bulan. Kasus gagal ginjal baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada akhir bulan Agustus dengan jumlah kasus lebih dari 35," ujar Syahril.

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya