Ikut Arahan Erick Thohir, ID Food Gandeng Negara G20 Bangun Ekosistem Pangan

Holding BUMN Pangan atau ID Food bakal ikut serta dalam mengembangkan ekosistem pangan diantara negara G20. Ini juga jadi bagian dalam hal yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir.

oleh Arief Rahman H diperbarui 25 Okt 2022, 20:28 WIB
Holding BUMN Pangan atau ID FOOD ingin kmebali membumikan budaya minum teh di masyarakat. Disamping itu, ada potensi ekspor produk teh ke Taiwan hingga Jerman

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan atau ID Food bakal ikut serta dalam mengembangkan ekosistem pangan diantara negara G20. Ini juga jadi bagian dalam hal yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food Frans Marganda Tambunan menyebut kalau penguatan ekosistem pangan di negara G20 bisa jadi langkah mengantisipasi krisis pangan. Caranya menghadirkan ekosistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir.

Pihaknya telah memulai melakukan sejumlah integrasi. Misalnya dengan menggaet petani, peternak, dan nelayan. Dari sisi produksi pangan, pihaknya turut serta dalam menyerap komoditas beras, jagung, gula, ikan, produksi dan budidaya Day old Chicken (DOC), penggemukan sapi, komoditas garam, Pengolahan hasil olahan pangan, dan penyimpanan pangan (cold storage).

Sementara, di sisi hilir pangan, ID FOOD juga mengelola sektor perdagangan dan logistik sebagai komitmen dalam menjaga ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat.

“BUMN Holding Pangan ID FOOD siap berkolaborasi dukung G20 untuk memperluas ekosistem pangan,” kata Frans dalam keterangannya, Selasa (25/10/2022).

Frans melanjutkan hal ini sejalan dengan yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk bergotong royong membangun ekosistem di Indonesia. Langkahnya dengan kolaborasi Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Lembaga, Kementerian, swasta, UMKM, Petani. Menteri Erick pun berharap BUMN dapat berperan dalam perhelatan G20.

“Potensi sinergi sektor pangan dengan G20 dalam rangka antisipasi krisis pangan global cukup besar, diantaranya dengan pengembangan jaringan pasar internasional melalui penguatan produk-produk pangan dan peluang ekspor seperti ekspor komoditas perikanan Indonesia,"papar Frans.

 


Skema Penguatan Ekosistem Pangan

Petani memanen padi dari Sawah Abadi di kawasan Ujung Menteng, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Padi hasil panen tersebut tidak dijadikan beras, tapi dijadikan benih untuk dibagikan kepada kelompok tani yang ada di wilayah Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Lebih lanjut, dia menerangkan sejumlah dukungan pengembangan ekosistem pangan melalui beberapa rencana skema. Diantaranya kerja sama dengan mitra strategis dalam rangka penguatan teknologi pangan, Optimalisasi pemanfaatan Representative Office (RO) di negara-negara G20, dan pertukaran teknologi melalui transfer of knowledge antar negara G20.

Termasuk juga dengan kerja sama penelitian dalam rangka pengembangan usaha sektor hulu dan hilir pangan. Hingga meningkatkan sektor perdagangan dengan menjalin kerja sama bilateral atau multilateral dengan anggota G20.

"ID FOOD Group telah mengekspor gurita berjenis octopus cynea grey, Tuna Loin ke Mancanegara di tahun 2022. Kami juga mengelola Pasar Ikan Modern sebagai sentra kuliner perikanan yang dapat dikunjungi para Delegasi G20 dan menikmati sajian ikan segar produksi nelayan Indonesia,” katanya menerangkan.

Selain perikanan, komoditas perdagangan kopi ke tingkat Internasional juga turut menjadi peluang untuk mengenal kopi asal Indonesia. Di tahun 2022 ini ID FOOD juga telah mengekspor kopi ke Mesir yang diserap dari petani Indonesia.

Frans menambahkan ID FOOD akan mendukung penguatan ketahanan pangan dan mempromosikan produk pangan berorientasi ekspor. Baik itu produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan industri turunannya, agar dunia internasional semakin mengenal produk pangan Indonesia.

 


Siap Serap Hasil Petani Rp 100 Triliun

Menjelang Hari Pangan Sedunia 2018, padi di lahan sawah yang berada di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan sudah siap panen.

Holding BUMN Pangan ID FOOD buka suara soal usul Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, yang meminta BUMN untuk menyediakan Rp 100 triliun untuk menyerap hasil panen petani.

Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD Febriyanto mengatakan, pihaknya siap menerima arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir atas kebijakan tersebut. Namun sejauh ini, ia mengaku belum mendapat penugasan langsung soal itu.

"Kami pasti ikut. Di direksi itu kan team work. Cuman so far saya sendiri belum ter-update skemanya seperti apa. Tapi kalau konteksnya ada sumber pendanaan, kami pasti siap," ujar Febriyanto kepada Liputan6.com di Kantor Pusat PT Pupuk Indonesia, Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Nantinya, ID FOOD disebut bakal ikut mempersiapkan proses hilirisasi, khususnya untuk pendistribusian hasil panen petani. Namun, ia menekankan, perusahaan BUMN juga tetap harus memperhitungkan nilai bisnisnya agar tidak sampai merugi.

"Praktiknya memang kenegaraan. Paketnya kan semacam penugasan, tapi kami tidak boleh rugi, tetap harus profit lah, walaupun margin-nya tipis. Karena tugas kita kan mendukung ketahanan pangan dengan menyediakan pangan murah tapi berkualitas," tegasnya.

 


Siapkan Hilirisasi

Para petani sedang menanam padi di sawah (dok.Instagram/@vestanesia/https://www.instagram.com/p/CPagxe-h5MJ/Komarudin)

Untuk skema jelasnya, Febriyanto yang bergulat di biang pengembangan bersama ID FOOD belum mengetahui jelas bakal seperti apa. Tapi secara komersial, itu mungkin akan dijalankan secara business to business (B2B).

"Scheme-nya sih pasti business to business (B2B), termasuk dengan petani. Paling penting kan kalau bayangan saya, nanti hilirisasinya yang harus disiapkan," terang dia.

"Ini kan enggak bisa cuman di-off take, tapi kan harus disalurkan ke distributor, ke end user, itu yang paling penting," pungkas Dirut Holding BUMN Pangan itu.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya