Bupati Bandung Janji Beri Hibah Rp25 Miliar, Asuransi Gagal Panen hingga Subsidi Pupuk untuk Petani

Pemkab Bandung akan memberikan sejumlah bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 27 Okt 2022, 12:00 WIB
Petani memanen cabai keriting di kawasan Pesawah, Cicurug, Sukabumi, Rabu (22/04/2020). Sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah petani mengeluhkan harga cabai keriting di tingkat petani yang turun dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bandung - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bandung akan memberikan bantuan hibah kepada para petani sebesar Rp25 miliar. Rencananya, hibah itu akan disalurkan pada tahun 2023 mendatang.

Selain itu, Dadang juga menyebut akan memberikan layanan asuransi bagi petani yang gagal panen, serta subsidi pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian. Kata dia, pertanian jadi sektor yang harus dipertahankan.

"Pada tahun depan, Pemkab Bandung akan membantu program untuk para petani, yaitu subsidi pupuk. Jika petani mengalami gagal panen, bisa mendapatkan asuransi sebesar Rp6 juta per hektare dan tahun depan (Pemkab Bandung) akan memberikan bantuan hibah kepada para petani sebesar Rp25 miliar," dikutip melalui keterangan pers, Selasa (25/10/2022).

Dadang Supriatna, menyebut, potensi lahan pertanian di Kabupaten Bandung mencapai 20.000 hektare. Masyarakat yang memiliki lahan kosong disarankan lebih banyak menanam cabai. "Satu hektare lahan pertanian cabai dapat menghasilkan Rp400 juta, jadi potensi pertanian di Kabupaten Bandung bisa mencapai triliunan rupiah per tahun," Dadang menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengatakan, sektor pertanian terbukti jadi sektor yang paling bertahan di tengah krisis. Adapun, katanya, saat ini Kabupaten Bandung sedang memasuki masa panen raya cabai. Produksi pertanian cabai, juga bawang merah, dan beras diharapkan dapat mengendalikan inflasi.

"Panen raya cabai ini dalam upaya mengendalikan inflasi, setelah di belahan dunia dihadapkan pada krisis pangan dan energi," ujarnya.

Tisna juga berharap para petani bisa menjual hasil panennya langsung ke hotel, rumah sakit, maupun kompleks perumahan. "Ini dalam upaya pendekatan dari para petani menjual langsung ke konsumen," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya