Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk di bawah kepemimpinan Destiawan Soewardjono mendapatkan banyak apresiasi. Pasalnya perusahaan BUMN tersebut turut terlibat aktif dalam menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur yang membuat Indonesia harum di mata internasional.
Di antara yang sangat spektakuler adalah dalam penyelenggaraan Presidensi KTT G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022. Saat itu Waskita memastikan penyelesaian pekerjaan penataan jalan Simpang Sligita-Kempinsky, dan Showcase Mangrove di Nusa Dua, Bali.
Advertisement
Penataan jalan dan kawasan ini dilakukan untuk memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan para delegasi konferensi presidensi G20 di Bali. Sebagai informasi, pada pekerjaan proyek di Bali, Perseroan mengerjakan penataan pedestrian, saluran, green zone, dan ducting utilitas.
Waskita juga melakukan presevasi atau pemeliharaan Jembatan Sawangan 1, Jembatan Sawangan 2, dan Jembatan Sawangan 3. Lalu, pelebaran jalan pada Simpang Peminge, overlay AC-WC, pembuatan parkir Limosin dengan luasan 1,7 Ha, dan street furniture.
Tak hanya di Bali, di Jakarta Waskita juga mengerjakan revitalisasi dan restorasi Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Beberapa spot yang dikerjakan Waskita di TMII antara lain Gedung Pengelola, Museum Indonesia, parkir utara, dan parkir selatan.
Menurut Uchok Sky Khadafi, Direktur Center For Budget Analysis (CBA), keberhasilan Waskita Karya ini tidak lepas dari kepemimpinan Destiawan Soewardjono yang sangat profesional.
"Saya kira ini semua karena Pak Destiawan sangat profesional dalam memimpin Waskita ya, sehingga Waskita mampu membaca apa yang menjadi prioritas dalam program-program kerjanya dan memaksimalkan peran-peran yang dipercayakan kepada Waskita," kata Uchok saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Uchok juga mencontohkan bagaimana Waskita Karya berhasil menuntaskan pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo, Jawa Tengah.
"PT Waskita Karya juga berhasil menuntaskan pembangunan masjid selama 17 bulan. Masjid yang merupakan hadiah Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan adalah replika dari masjid dengan nama yang sama di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab," kata Uchok.
Masjid Syeikh Zayed sendiri tidak cuma megah, masjid ini juga memiliki keunikan yang menjadikannya istimewa. Dari sisi arsitektur, masjid menggabungkan arsitektur khas Uni Emirat Arab dan batik Kawung yang menjadi ciri khas Kota Solo.
Destinasi Wisata Religi
Sebagai masjid terbesar dengan arsitektur unik, Masjid Sheikh Zayed Solo diyakini tak hanya menjadi tempat ibadah. Masjid ini digadang menjadi pusat pengajaran Islam, pusat pengembangan ekonomi halal, hingga melengkapi destinasi wisata religi di Solo yang sudah berkembang.
Oleh karenanya menurut Uchok, prestasi-prestasi ini mesti menjadi pertimbangan dalam menentukan kepemimpinan di Waskita Karya. Setidaknya nama Destiawan Soewaedjono masih sangat tepat untuk memimpin perusahaan pelat merah tersebut.
Advertisement