Liputan6.com, Dolores - Gempa berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Filipina utara Selasa 25 Oktober 2022 malam, kata US Geological Service.
Getaran gempa Filipina itu membuat warga yang panik turun ke jalan, pejabat setempat memperingatkan tentang potensi kerusakan.
Advertisement
"Kami memperkirakan ada kerusakan di sini," kata seismolog Charm Villamil kepada wartawan setelah gempa, yang terjadi sekitar pukul 22.59 (1459 GMT) di dekat kota dataran tinggi Dolores seperti dikutip dari AFP, Rabu (26/10/2022).
Charm mengatakan dampak pada bangunan akan tergantung pada integritas struktural mereka serta karakteristik tanah di mana mereka dibangun.
Kantor pertahanan sipil di Provinsi Abra, di mana Dolores berada, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada laporan segera mengenai korban, tetapi tingkat kerusakan tidak akan diketahui sampai pagi.
Gempa bumi, yang terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal 15,2 kilometer (9,4 mil), terasa hingga ibu kota Manila, lebih dari 330 kilometer ke selatan.
Dihubungi melalui telepon, petugas patroli polisi Dolores Jeffrey Blanes mengatakan kepada AFP bahwa "gedung-gedung berguncang sehingga orang-orang berlarian keluar."
"Kami tidak dapat membuat penilaian menyeluruh tentang dampaknya sekarang karena ini malam hari, dan kami juga memikirkan keselamatan orang-orang kami," kata penyelamat Joel de Leon kepada AFP melalui telepon.
Di Kota Batac, sekitar 60 kilometer sebelah utara Dolores, pasien dan staf dievakuasi dari Rumah Sakit Memorial Mariano Marcos dengan 200 tempat tidur ketika para ahli struktur memeriksa bangunan untuk kemungkinan kerusakan, kata staf.
Gempa Sebelumnya
Pada bulan Juli, gempa berkekuatan magnitudo 7,0 juga di provinsi pegunungan Abra dilaporkan memicu tanah longsor dan retakan tanah, menewaskan 11 orang dan melukai beberapa ratus lainnya, menurut hitungan resmi.
Gempa adalah kejadian sehari-hari di Filipina, yang terletak di sepanjang "Cincin Api" Pasifik, busur aktivitas seismik dan vulkanik yang intens yang membentang dari Jepang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.
Kantor pertahanan sipil negara secara teratur mengadakan latihan simulasi skenario gempa di sepanjang jalur patahan aktif.
Pada Oktober 2013, gempa berkekuatan 7,1 melanda pulau tengah Bohol, menewaskan lebih dari 200 orang.
Gempa kuat itu mengubah lanskap pulau dan "pecahan tanah" mendorong bentangan bumi hingga tiga meter, menciptakan dinding batu di atas pusat gempa.
Advertisement
Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Luzon Filipina, Bangunan Bergetar
Sebelumnya, gempa bumi kuat pernah melanda pulau utama Filipina di Luzon dan Sumatera di Indonesia pada Senin (14/3/2022).
Gempa dangkal berkekuatan magnitudo 6,4 melanda sekitar 110 km di lepas pantai Morong Provinsi Bataan di Pulau Luzon pada pukul 05:05 waktu setempat (21.05 GMT). Lindu membuat penduduk di ibu kota terdekat Manila terbangun oleh bangunan mereka yang bergetar.
Gempa bumi dangkal cenderung menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada gempa yang dalam, tetapi Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan kerusakan tidak diperkirakan terjadi.
"Gempa Filipina ini kuat dan bergetar seolah-olah menari ke samping," kata Letnan Aristoteles Calayag, penjabat kepala polisi Kota Lubang di Occidental Mindoro, sebuah pulau di lepas pantai Luzon seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (14/3/2022).
"Masyarakat sudah terbiasa dengan gempa seperti ini sehingga mereka tidak terburu-buru keluar atau panik," katanya.
Kepala polisi Morong Kapten Michelle Gaziola mengatakan kepada AFP bahwa gempa itu "sedikit kuat tetapi singkat. Kami baik-baik saja. Kebanyakan orang masih tidur."
Gempa Sumatera
Selain itu, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 juga pernah melanda lepas pantai barat pulau Sumatera, Indonesia, Senin 14 Maret 2022 pagi waktu setempat, membuat warga mengungsi dari rumah mereka.
Gempa terjadi pada pukul 04.06 (21.09 GMT) pada kedalaman 21 km, dengan pusat gempa 167 km di sebelah barat Kota pesisir Pariaman, kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Pusat gempa berada 197 km dari Padang, ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Sumatera Barat.
"Gempa dirasakan selama satu menit dengan intensitas sedang sehingga warga panik dan mengungsi," kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laporan awal.
Getaran itu diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang kuat, menurut badan geofisika Indonesia.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik awalnya mengatakan bahwa gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami yang mempengaruhi wilayah Samudra Hindia, tetapi segera mencabut peringatan itu.
"Berdasarkan laporan terakhir, tidak ada kerusakan dan korban, namun pemantauan terus kami lakukan. Guncangan sangat terasa di Pulau Nias Selatan," kata Agus Wibisono, Kepala SAR Nias.
"Setelah ancaman tsunami dicabut, "orang-orang menjadi tenang", tambah Agus Wibisono.
Kepala Badan Geofisika Negara (BMKG) juga mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Gempa terasa kuat di kota Padang, serta Nias Selatan dan Gunung Sitoli," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Baik Filipina dan Indonesia sering mengalami gempa bumi karena lokasi kedua negara di "Cincin Api" Pasifik, busur aktivitas seismik intens yang membentang dari Jepang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.
Advertisement