Pasien Gagal Ginjal Akut yang Diberi Terapi Antidotum Tunjukkan Perbaikan Signifikan

Brian mengatakan, penanganan kasus gagal ginjal akut terhadap anak dilakukan secara holistik dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Okt 2022, 16:00 WIB
IDAI imbau orang tua untuk tidak memberikan obat bebas tanpa rekomendasi nakes pada anak terkait kasus gagal ginjal akut. (unsplash.com/Myriam Zilles)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) dr. Brian Sri Prahastuti memastikan pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penanganan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak.

Salah satunya, dengan melakukan pembelian antidotum (penawar racun) Fomipizole dari Singapura dan Australia dalam jumlah besar.

"Dalam penanganan kasus yang dilakukan Kementerian Kesehatan bersama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pasien yang mendapatkan terapi antidotum menunjukkan perbaikan yang signifikan," kata Brian dikitup dari siaran persnya, Rabu (26/10/2022).

Menurut dia, penanganan kasus gagal ginjal akut terhadap anak dilakukan secara holistik dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah telah mengupayakan semua pilihan kebijakan tetap berpijak pada perlindungan masyarakat.

"Mulai dari tindakan preventif seperti penguatan sosialisasi kepada keluarga, hingga tindakan kuratif seperti hemodialisa (cuci darah) dan pemberian antidotum," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menghentikan sementara peredaran obat yang diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut. Kebijakan tersebut diambil pemerintah sambil menunggu hasil investigasi yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Dilakukan secara terbuka, transparan, tetapi juga hati-hati dan objektif," ujar  Jokowi dilihat dari Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (25/10/2022).

Kemudian, dia memerintahkan BPOM segera menarik dan menghentikan peredaran obat sirup yang secara eviden terbukti mengandung bahan obat penyebab gangguan ginjal. Jokowi menilai sebaiknya BPOM merilis produk-produk obat tersebut.

"Saya kira akan lebih bagus lagi kalau diumumkan, diinformasikan secara luas mengenai nama produknya," tutur dia.

 


Instruksi Jokowi

IDAI imbau orang tua untuk tidak memberikan obat bebas tanpa rekomendasi nakes pada anak terkait kasus gagal ginjal akut. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Selain itu, Jokowi meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan eksplorasi terhadap seluruh faktor risiko penyebab kasus gagal ginjal. Mulai dari, sumber obat-obatan maupun potensi penyebab lainnya.

"Ini kita harus pastikan betul. Uji klinis harus dilakukan, laboraturium seluler pada organ ginjal yang terdampak juga betul-betul dilihat betul," ungkapnya.

Hal ini, kata dia, agar pemerintah dapat mengetahu penyebab penyakit gagal ginjal. Khususnya, terhapda anak-anak.

"Sehingga kita bisa memastikan apa yang menjadi penyebab dari gagal ginjal, terutama pada anak," tutur Jokowi.

Dia juga menginstruksikan jajaran menterinya untuk menyiapkan pelayanan kesehatan termasuk pengadaan obat-obatan yang dapat mengatasi dan menangani masalah gagal ginjal di Tanah Air. Jokowi meminta agar pengobatan untuk pasien gagal ginjal diberikan secara gratis.

"Saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Saya kira ini penting sekali," pungkas Jokowi.

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya