Liputan6.com, Jakarta - Badut dikenal dengan hidung merah yang sangat khas. Kostum badut klasik dianggap tidak lengkap tanpa hidung merah. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ini menjadi bagian paling penting dari penampilan badut?
Sejarah hidung merah badut dapat ditelusuri kembali ke tiga bersaudara, Paul, François, dan Albert, yang merupakan keluarga sirkus.
Advertisement
Keluarga ini terkenal karena penampilan sirkus mereka. Ayah dari tiga bersaudara ini seorang seniman, bernama Gustavo. Ketiga putranya melakukan aksi badut yang sangat populer, dikutip dari wonderfulengineering, Rabu (26/10/2022).
Setelah kematian Louis, rekan Paul, ketiganya menggunakan gaya unik untuk mempersonifikasikan badut.
François adalah badut berwajah putih yang sombong, sementara Albert tampil berlebihan dengan alis gelap dan hidung merah. Paul mengadopsi tampilan di antara keduanya yang menampilkan lebih sedikit riasan.
Sejak saat itu, badut menjadi karakter yang unik. Dia umumnya adalah pelawak, seorang eksentrik yang mengenakan pakaian tak berbentuk dan memiliki ciri-ciri berlebihan, lengkap dengan hidung merah cerah.
Dikatakan bahwa karakter ini dikembangkan dengan bantuan salah satu badut paling terkenal dalam sejarah manusia.
Setelah Perang Dunia I, Lou Jacobs menggelar aksi badut terkenal dengan Ringling Bors serta Barnum & Bailey Circus. Dia melanjutkan peran ini sekitar enam dekade. Berita kematian penghibur terkenal ini kemudian diberitakan oleh New York Times yang mengatakan:
"Riasan wajah putih Jacobs dengan senyumnya yang lebar dan konyol, alis yang aneh, serta hidung seukuran buah plum adalah lambang sirkus terkenal, dan dia adalah badut hidup paling terkenal di dunia. "
Versi Lain
Pada tahun 1966, Yakub menjadi salah satu orang pertama hidup yang muncul di perangko, dengan kostum lengkapnya termasuk hidung merah.
Namun, ada versi lain yang beredar. Di masa lalu pada tahun 1860, ada seorang pemain sirkus Jerman mengenakan pakaian unik, lantaran tak sengaja menggunakannya di suatu pertunjukan.
Rupanya, dalam aksi itu dia terjatuh dan darah keluar dari hidungnya, lalu memberikan warna merah cerah di bagian tersebut.
Tanpa menyadari rasa malunya, penonton meneriakkan 'Auguste' -- kata yang digunakan dalam bahasa gaul Jerman untuk orang bodoh! Dari sini, hidung merah khas badut lahir.
Advertisement
Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Takut pada Badut?
Apa yang sebenarnya membuat banyak orang takut pada badut?
Menurut kandidat doktoral Yale Danielle Bainbridge, stereotip badut sebagai hal menakutkan sudah ada sejak berabad-abad lalu, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.
Dalam episode perdana serial digital PBS, Origin of Everything, Bainbridge menjelaskan sejarah panjang bagian budaya kita yang meresap ini.
Sebelum badut mengenakan sepatu floppy dan melemparkan pai ke wajah satu sama lain, versi awal dari badut dapat ditemukan di banyak kerajaan (meski tak disebutkan lokasi dan waktu).
Pelawak di sebuah kerajaan bukanlah tindak kriminalitas, tetapi dia adalah satu-satunya orang di kerajaan yang bisa mengolok-olok raja tanpa takut (secara harfiah) kehilangan kepalanya.
Dari era abad pertengahan, badut berevolusi menjadi harlequin teater Italia abad ke-16. Sekali lagi, ini bukan monster yang haus darah, tetapi mereka juga tidak ramah terhadap anak-anak.
Tokoh-tokoh itu seringkali nakal dan secara moral benar-benar tidak baik. Kostum dan topeng aneh mereka hanya menambah sinyal menyeramkan yang mereka berikan.
Film Citrakan Badut Sebagai Hal Menakutkan
Maju ke abad ke-19, ketika badut sirkus berwajah putih yang kita kenal sekarang mulai mendapatkan popularitas.
Tidak seperti pelawak dan harlequin yang datang sebelum mereka, badut-badut ini melakukan menghibur anak-anak dan mempertahankan citra yang sehat.
Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh budaya pop pada 1970-an, 1980-an, dan 1990-an, persepsi lama yang kita miliki tentang badut sebagai pembuat onar jahat tidak pernah benar-benar pergi.
Steven King's dalam film It, Killer Klowns from Outer Space(1988), dan adegan dari Poltergeist (1982) semuanya menggabungkan ketakutan asli ini dengan asosiasi badut yang lebih modern dibanding menghibur anak-anak.
Formula itu memberi inspirasi banyak sutradara sebagai salah satu tokoh paling menakutkan di media film horor saat ini.
Advertisement