Liputan6.com, Singapura - Australia sudah membuka perbatasannya untuk wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dari Indonesia. Dalam promosinya, mereka bahkan sudah merilis kampanye berupa film animasi pendek berjudul G'day, pekan lalu.
Country Manager Tourism Australia di Indonesia, Agitya Nuraini, mengatakan bahwa alam dan kehidupan liar masih jadi kategori perjalanan favorit wisatawan Indonesia di Negeri Kanguru, selain jelajah kuliner. Dalam kampanye terbaru, mereka juga menyoroti sederet lanskap alam, dari Great Barrier Reef sampai Uluru.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang lain, penjelajahan alam juga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Di antara faktornya, Anda sebaiknya memahami mitigasi bencana yang sudah dipersiapkan otoritas negara itu. "Australia selalu serius memperhatikan keselamatan warga dan wisman," kata Agitya saat ditemui di acara perilisan kampanye wisata Australia dalam format film animasi pendek bertajuk "Come and Say G'day" di Projector X Picturehouse, The Cathay, Singapura, Rabu 19 Oktober 2022.
Secara mendetail, ia menambahkan, setiap destinasi wisata memiliki mitigasi bencana masing-masing. "Tapi satu yang pasti adalah secara kontinu memeriksa prakiraan cuaca," katanya. "Sesederhana mau naik ke Sydney Harbour Bridge, misalnya ada potensi petir, pasti dibatalkan."
Komunikasi yang baik, menurut General Manager Regional Tourism Australia, South and South East Asia (SSEA), Brent Anderson, juga jadi bagian dari mitigasi bencana. "Kami akan selalu memastikan orang tahu informasi terkini tentang apa yang terjadi, entah di destinasi wisata atau akses menuju tempat itu," katanya.
Anderson menyambung, "Tentu kami akan terus memproritaskan keselamatan dan keamanan para pelancong, baik dari dalam maupun luar Australia."
Wisata Halal di Australia
Anderson juga mengatakan bahwa ada situs web State Emergency Service (SES) untuk "tahu apa yang sedang dan akan terjadi (sesuai prediksi)" untuk merencanakan perjalanan mereka. Layanan ini sudah tersedia di beberapa negara bagian Australia.
"Pelancong pun dimungkinkan membuat alternatif perjalanan," katanya. "Australia adalah negara yang besar. Jadi, misalnya satu wilayah tidak memungkinkan untuk didatangi, bisa pergi ke tempat lain. Nantinya akan ada peringatan tentang suatu tempat."
Kemudian, demi menggandeng turis dari Indonesia dan Malaysia yang sebagian merupakan Muslim, Australia juga menyebut telah membenahi wisata halal mereka. Agitya mengatakan, Tourism Australia telah melakukan penyuluhan pada operator perjalanan di negara itu untuk menyambut pelancong Musim.
"Kami sudah menginformasikan do and don'ts-nya dan menjelaskan bagaimana karakter Muslim traveler, khususnya dari Indonesia dan Malaysia," ia mengatakan. "Kami juga sudah mendorong mereka untuk menyediakan tempat salat."
Soal destinasi mana yang berfokus pada wisata halal, Agitya menyebut, semua negara bagian di Australia telah dipersiapkan untuk itu. "Dari Melbourne sampai Gold Coast, karena hampir setiap negara bagian ada banyak pelancong dari Indonesia," katanya.
Advertisement
Visa Turis Australia
Soal visa turis, Agitya mengatakan, "Kabar baiknya, ada ketentuan khusus bagi pemegang visa turis yang habis pada 20 Maret 2020 sampai 30 Juni 2022. Mereka bisa reapply tanpa biaya tambahan. Batas pengajuan kembali visa tersebut sampai Desember 2022."
Sejak perbatasan Australia dibuka sampai Agustus 2022, tercatat 45 ribu orang Indonesia bepergian ke Negeri Kanguru menggunakan visa turis. "Turis Indonesia menempati peringkat ke-7 untuk seluruh (wilayah) Australia," katanya. "74 persen pengunjung dari Indonesia itu adalah repeat visitor. Mereka suka dengan pengalaman di Australia, makanya datang lagi."
Seperti telah disinggung, Tourism Australia telah merilis kampanye terbaru dalam bentuk film animasi pendek. Bertajuk "G'day," klip yang sudah rilis, termasuk di kanal YouTube Australia, itu bertujuan mengundang wisman untuk "Come and Say G'day."
"Jadi, masing-masing wisatawan akan membuat G'day versi masing-masing," kata Anderson. Selain, ini juga menandai babak baru yang menarik dalam menceritakan kisah Australia pada dunia.
Digarap sutradara terkenal asal Australia, Michael Gracey, yang juga merupakan sutradara film The Greatest Showman, film pendek G'day menunjukkan petualangan boneka suvenir berbentuk kanguru bernama Ruby. Karakter itu disuarakan aktor Australia, Rose Byrne.
Juga, ada mainan unicorn bernama Louie, yang disuarakan aktor Will Arnett. Film pendek ini mengikuti Ruby dan Louie saat mereka kabur dari toko suvenir yang terletak di Great Barrier Reef dan berpetualangan luar biasa di seputar Australia.
Situs-Situs Ikonis
Keduanya kemudian mengunjungi situs-situs ikonis di seantero negeri, termasuk Sydney Harbour, lorong-lorong di Melbourne, dan pemandangan alam yang menakjubkan, seperti Uluṟu dan Ngarai Nitmiluk. Sepanjang perjalanan, mereka menjelajahi kemegahan pengalaman perjalanan yang ditawarkan Australia.
Bukan tanpa alasan Uluru jadi destinasi terakhir yang diperlihatkan di kampanye tersebut. Agitya mengatakan, "Uluru merupakan salah satu tempat sakral bagi suku Aborigin, akar pribumi di Australia."
Juga, tidak ketinggalan mengenal budaya penduduk asli Australia, serta mengetahui alasan di balik setiap petualangan hebat selalu dimulai dengan sapaan khas Australia, "G'day!" Budaya dan masyarakat asli Australia adalah inti dari cerita di G'day.
Anderson berkata, "Melalui petualangan Ruby dan Louie, kami mengundang wisatawan 'Datang dan Katakan G'day,' di mana mereka dapat membangun ikatan autentik baru dengan penduduk setempat dan komunitas Australia yang ramah, menikmati alam, margasatwa, dan pantai kami yang luar biasa, serta menikmati makanan dan minuman lezat."
Advertisement