Menkes Budi Upayakan Beli Obat Gangguan Ginjal Akut Fomepizole dari AS dan Jepang

Obat gagal ginjal akut, Fomepizole sedang tahap finalisasi beli dari AS dan Jepang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Okt 2022, 06:00 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menggelar konferensi pers “Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia”, di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Budi sekaligus menegaskan hingga saat ini penyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal masih belum dapat diidentifikasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, obat Fomepizole untuk Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) sedang tahap finalisasi pembelian dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Pembelian obat Fomepizole yang termasuk jenis antidotum atau antidot (antidote) untuk mengatasi keracunan merupakan upaya penambahan stok. Apalagi kasus gagal ginjal akut banyak menyerang anak, khususnya balita yang sekarang masih harus membutuhkan perawatan.

"Kemarin (25/10/2022) saya datang ke Singapura, saya minta lagi dikasih 10 vial. Australia kan sudah dikasih 16 vial, sekarang kami lagi finalisasi untuk beli dari Amerika dan Jepang," kata Budi Gunadi dalam acara 'Gerakan Aksi Nasional Bergizi' di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Rabu, 26 Oktober 2022.

Penggunaan Fomepizole untuk pasien gagal ginjal akut juga dinilai efektif. Hal ini melihat uji coba pemberian obat tersebut kepada 10 pasien gangguan ginjal akut di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Adanya Fomepizole juga menghindari tingkat keparahan sehingga angka kematian gagal ginjal akut dapat diredam sehingga membuat angka kesembuhan sangat baik.

"Yang kena serangan ginjal, data kami (Kementerian Kesehatan RI) kan 57 persen meninggal. Itu tujuh sudah sembuh, yang tiga biasanya kondisi menurun, sesudah dikasih (Fomepizole) jadi stabil," terang Budi Gunadi.

"Tapi yang tujuh sudah sembuh. Oleh karena itu, obatnya efikasinya, keampuhannya bagus."


Cari Fomepizole ke AS dan Jepang

Ilustrasi suntik . Photo by Pranidchakan Boonrom from Pexels

Sejauh ini, Indonesia sudah menerima 20 vial Fomepizole dari Singapura dan tengah menunggu 16 vial dari Australia.

“Kita sedang proses untuk beli dari Amerika, mereka punya stok tidak terlalu banyak di sana. Kita juga sekarang sedang dalam proses untuk beli dari Jepang, mereka ada stoknya sekitar 2.000-an,” ujar Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/10/2022).

Menkes Budi Gunadi menambahkan, Fomepizole yang sudah ada di Indonesia telah dicobakan pada pasien. Hasilnya, pasien-pasien tersebut membaik.

Pasien gangguan ginjal akut umumnya tidak dapat buang air kecil. Namun, setelah diberi obat tersebut, mereka mulai bisa mengeluarkan urine sedikit demi sedikit dan ada pula yang sudah banyak.

Selain itu, pasien yang tadinya tak sadar, kini mulai sadar setelah diberi obat.

“Dari 10 pasien yang diberikan obat ini, 7 sudah pulih kembali. Sehingga kita bisa simpulkan bahwa obat ini memberikan dampak positif dan kita akan percepat kedatangannya di Indonesia,” tutur Budi Gunadi.


Pemberian Fomepizole

Ilustrasi Disuntik Credit: pexels.com/Diana

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril juga menekankan, bahwa kondisi pasien gagal ginjal akut atipikal progesif membaik usai diberi Fomepizole.  Lalu tidak ada kematian dan perburukan usai diberikan Fomepizole pada kasus di RSCM.

"Tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut. Anak tersebut sudah dapat mengeluarkan air kecil atau air seni. Dan dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar Etilen Glikol dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya," kata Syahril saat konferensi pers pada Selasa, 25 Oktober 2022.

Syahril menjelaskan, pemberian Fomepizole ini sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Data menunjukkan pemberian Fomepizole pada pasien gangguan ginjal akut yang diduga karena intoksikasi memiliki efektifas tinggi di atas 90 persen.

Pemberian Fomepizole diberikan sebanyak 5 kali suntikan. Pada pasien di RSCM ada yang sudah diberikan tiga, ada juga yang sudah diberikan empat kali. 

"Jadi, nanti tidak akan diberikan terus," lanjut Syahril. 


Gratis Diberikan kepada Pasien

Ilustrasi Credit: pexels.com/cottonbro

Kedatangan Fomepizole, obat bagi pasien dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal akan dipercepat, seperti disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Ia juga mengatakan, obat tersebut akan diberikan gratis kepada seluruh pasien gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injuries (AKI).

"Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," ujar Budi Gunadi saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 24 Oktober 2022.

"Kita akan memberikan obatnya pada pasien AKI secara gratis."

Pasien gangguan ginjal akut semula tidak bisa buang air kecil, dengan langkah cuci darah pun tidak memberikan perbaikan, bahkan sering terjadi perburukan.

Namun, setelah diberi obat Fomepizole, pasien mulai bisa berkemih sedikit demi sedikit. Tak hanya itu, pasien yang sebelumnya tidak bisa berkemih dan akan yang tidak sadar mulai sadar kembali.

Indonesia pun telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura. Selanjutnya, akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit Pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi.

“Ini kesiapan yang kita lakukan untuk menyediakan penawarnya. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI,” ucap Menkes Budi Gunadi.

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya