Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai emiten sektor kesehatan akan terus tumbuh dalam jangka panjang seiring layanan kesehatan yang memadai telah menjadi kebutuhan.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, emiten sektor kesehatan dalam jangka panjang akan terus bertumbuh.
Advertisement
"Ke depannya COVID-19 seharusnya sudah tidak berdampak signifikan karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang memadai sudah menjadi kebutuhan, sehingga emiten-emiten di sektor kesehatan dalam jangka panjang akan terus bertumbuh," kata Jono saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (26/10/2022).
Jono mengatakan, dibandingkan pandemi kemarin pergerakan saham sektor kesehatan saat ini sudah tidak seperti tahun lalu.
"Saat ini sudah tidak seperti tahun lalu karena pada tahun lalu saat lonjakan pandemi memang kapasitas baik rumah sakit maupun produsen farmasi yang masih lebih terbatas dibandingkan sekarang," kata dia.
Meskipun kinerja pendapatan dan laba tidak setinggi pada 2020-2021, tetapi rata-rata kinerja emiten sektor kesehatan pada 2022 ini lebih baik dari tahun 2019 (pre Covid) yang berarti bisnis dasar kesehatan terus bertumbuh.
Untuk rekomendasi sahamnya, Jono memilih saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
"Rekomendasi kita ada MIKA dengan target 3,300, karena memiliki neraca yang kuat dan memungkinkan perseroan untuk melakukan ekspansi secara lebih agresif baik dengan meningkatkan kapasitas maupun menambah spesialisasinya," kata dia.
Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menilai prospek saham sektor kesehatan ke depannya baik. "Prospeknya baik, karena hikmah dari pandemi tingkat kesadaran masyarakat tehadap kesehatan meningkat dan trend pemulihan ekonomi domestik juga berlanjut. Rekomendasinya MIKA target 3,200," kata dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Melihat Prospek Sektor Saham Perawatan Kesehatan pada Semester II 2022
Sebelumnya, indeks sektor saham perawatan kesehatan masih mencatat kinerja positif hingga awal Juli 2022. Lalu bagaimana prospeknya pada semester II 2022?
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/7/2022), indeks sektor saham perawatan kesehatan naik 5,14 persen secara year to date ke posisi 1.493,10 pada Senin, 4 Juli 2022.
Analis menilai prospek indeks sektor saham perawatan kesehatan pada semester II 2022 akan membaik.
"Prospeknya akan membaik seiring kasus COVID-19 yang turun justru meningkatkan kunjungan rumah sakit, karena selama pandemi masyarakat menunda berobat. Selain itu juga kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat,” kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya, saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 4 Juli 2022.
Cheryl menambahkan, prospek sektor saham perawatan kesehatan di tengah ada sub variant baru dan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 ada kemungkinan naik.
"Prospeknya ada kemungkinan naik, namun untuk jangka pendek terbatas karena fatalitas varian ini relatif rendah,” ungkapnya.
Untuk strategi saham, Cheryl merekomendasikan membeli saham antara lain PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk PT (HEAL).
"Buy MIKA, HEAL, target 5 persen,” kata Cheryl.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M Nafan Aji Gusta menuturkan, indeks sektor saham perawatan kesehatan diniliai cukup uptrend.
"IDX HEALTH pada daily chart masih terlihat cukup uptrend,” ujar Nafan.
Mirae Asset Sekuritas memberikan rating netral untuk sektor perawatan kesehatan.
"Ketika kasus COVID-19 mulai mereda, permintaan perawatan penyakit kronis mengalami tren yang cukup tinggi,” kata Nafan.
Sedangkan, untuk strategi saham Nafan memilih antara lain PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Medikaloka Hermina Tbk PT (HEAL) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).
"MIKA trading buy TP 3000, HEAL hold TO 1450, SILO hold TP 1150,” ujar dia.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 26 Oktober 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif pada perdagangan saham Rabu, (26/10/2022). Namun, IHSG berbalik arah ke zona merah dan mayoritas sektor saham menguat.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah tipis 0,06 persen ke posisi 7.043,93. Indeks LQ45 turun terbatas 0,16 persen ke posisi 1.004,18. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.081,88 dan terendah 7.017,93. Sebanyak 274 saham menguat dan 252 saham melemah. 169 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.239.626 kali dengan volume perdagangan 21,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.555.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks saham finance turun 1,52 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur tergelincir 0,04 persen. Sementara itu,indeks sektor saham IDXtechno melonjak 3,29 persen, dan catat penguatan terbesar.
Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 1,25 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal melonjak 0,96 persen, indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,84 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 0,56 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,56 persen, indeks sektor saham IDXbasic menguat 0,18 persen dan indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,09 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia 26 Oktober 2022
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, 26 Oktober 2022. Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini terjadi seiring pertimbangan bank sentral AS berpotensi menjadi kurang agresif.
Indeks Hang Seng naik 1 persen ke posisi 15.317,67. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 2,48 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai menanjak 0,78 persen ke posisi 2.99,50. Indeks Shenzhen menguat 1,67 persen ke posisi 10.818,33.
Komisi Regulasi Sekuritas China menuturkan pihaknya ingin mempercepat pengembangan pasar yang teratur, transparan, terbuka hidup dan tangguh.
Indeks harga konsumen tahunan Australia mencapai level tertinggi sejak Desember 1990. Indeks Australia ASX naik 0,18 persen ke posisi 6.810,90. Dolar Australia berada di posisi USD 0,6468. Indeks Nikkei 225 naik 0,67 persen menjadi 27.431,84. Indeks Topix bertambah 0,58 persen menjadi 2.249,56. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 0,92 persen.
Advertisement